Ada pula sebahagian manusia, yang mempertuhankan sesuatu yang sebenarnya tiada manfaat baginya, bahkan merusak kesehatan diri dan lingkungannya, tapi ia sudah terlanjur meng-ilah-kan sesuatu ini. Tuhan yang satu ini demikian mencekam pengaruhnya atas diri manusia yang telah menjadi budaknya itu, sehingga seolah-olah tak terlepaskan dari dirinya.
Inilah rokok, ilah yang paling jahat jika sudah mengenai seseorang. Penulis sering memperhatikan orang yang ber-ilah-kan rokok ini. Bagi mereka rokok ini tak terpisahkan sama sekali dari kehidupannya. Ia bisa lupa makan, bahkan tak merasa perlu tidur jika sedang menghadapi sesuatu yang menegangkan, misalnya jika anaknya sakit keras, atau isteri yang sedang kesakitan hendak melahirkan, dan sebagainya. Namun merokok ia teruskan juga, bahkan semakin banyak.Memang para ahli ilmu jiwa pun mengatakan, bahwa rokok dan minuman keras biasa dipakai sebagai tempat pelarian bagi mereka yang berwatak escapist (melarikan diri dari kenyataan). Jadi bagi orang ini rokok merupakan tempat pelarian dari kenyataan, tempat bergantung ketika sedang tegang menghadapi suatu mas'alah berat. Dengan perkataan lain, rokok menjadi ilah yang paling penting bagi si pencandu rokok. Sungguh suatu ilah yang paling sial, jika kita ketahui, bahwa para ahli kesehatan seluruh dunia sudah menyatakan, bahwa rokok itu bukan saja berbahaya bagi si perokok (penyebab utama penyakit kanker, jantung, dan lain- lain), tapi juga berbahaya bagi orang yang berada di sekitarnya.
Asap yang keluar dari rokok ini mengandung CO (carbon monoxide), yang sangat berbahaya bagi setiap orang, karena selamanya in status nascendi (artinya CO ini senantiasa akan mengambil O2 yang ada di udara untuk membentuk CO2; padahal kita sangat membutuhkan O2 ini untuk pernafasan kita). Syukurlah, sudah semakin banyak 'ulama yang menyadari hal ini, sehingga mereka sudah mulai sepakat menyatakan, bahwa rokok itu termasuk sesuatu yang diharamkan. Di dalam sidang para 'ulama di awal abad kedua puluh ini, mereka hanya memutuskan, bahwa rokok itu makruh, karena kebanyakan yang hadir ketika itu sudah kecanduan merokok. Padahal jika kita ikuti logika yang kita uraikan di atas, maka para perokok itu tidak bisa lain melainkan musyrik yang paling konyol.
0 comment:
Posting Komentar