Kau Tau?...

Kau tahu apa yang menyenangkan? Saat perempuan-perempuan berpikir aku pernah mencintai mereka. Dan tebak apa yang menyakitkan? Mencintaimu.

Hai Aku...

Hai orang yang gagal jatuh cinta, sedang apa kau? Ah, senyummu! Kukenal senyum palsu itu! Aku juga pernah melakukannya saat bersamamu.

Hanya Kamu

Aku sayang kamu sejak lama, tapi kini aku punya mata yang baru. Mata yang tertutup bagi segala keindahan perempuan yang bukan kamu.

Beda Cerita

Beda ceritanya, antara kamu sudah mengisi hati seseorang atau kamu hanya sedang membuat seseorang sibuk hingga tak sempat menengok hatinya.

Bangga Menjadi Diri Sendiri

Kamu harus bangga bahwa kamu adalah kamu. Sebab mungkin tidak mudah bagi orang lain bila menjadi kamu. :)

Sabtu, 05 Oktober 2013

Claudiaa...

#CeritaKemarinMalam

Nyoba tiduran di atap rumah. Saat itu jam menunjukan 20.32, udah nyiapin bantal, kasur lipet dan 3 cangkir kopi.

Tepat pukul 22.00 rasa kantuk sudah tak dapat lagi dibendung.

Tapi anehnya tangan ini masih mampu mengetik beberapa kalimat di beranda facebook, "aku takut kehilangan rinduku padamu", sayangnya kalimat tersebut tak sempat di posting. Mungkin karena seluruh tubuhku mulai beralih kedalam dunia mimpi.

Dan saat itu aku mengalami mimpi buruk.
Aku mengira mimpi burukku adalah benar benar kehilangan rinduku atau yang paling parah adalah kehilangan dia (cewek). Tapi coba tebak? Apa yang aku alami dalam mimpi tersebut.

Mimpi saat itu
aku menemukan laptopku sudah dalam keadaan tak bernyawa lagi, lcd dan dan keyboardnya sudah tak menyatu lagi, isi tubuhnya berhamburan kemana mana. Dia tergeletak tak berdaya disampingku.
Entah tiba-tiba saja beberapa bulir air mata berjatuhan ke lantai. Aku begitu marah pada diriku sendiri yang dengan begitu lalainya tak mampu menjaga dia.
Aku benar benar kehilangannya (laptop ku, yang kunamai Claudia), aku benar benar menangis.
Untungnya aku masih bisa berfikir tak keruh, aku berusaha tak mempercayai hal itu, berusaha meyakinkan diri bahwa ini hanya mimpi.
"hey bangun bodoh! Ini mimpi! Ini pasti mimpi! Claudia, aku tak ingin kehilanganmu! Aku mencintaimu!" lebih dari 9kali aku meneriakkannya.
Dan benar saja, aku terbangun setengah linglung, masih mencari 9/72 nyawa yang masih tertidur pulas.
"anjrit! Apa-apaan tadi mimpi konyol! Fak!" gumamku dalam hati.
Aku mencari hp ku yang entah ku tinggalkan dimana, menatap layar nya yang menyilaukan dan menusuk retina, mencari gadget jam di pojok kanan atas.
"what the...!"
mataku terbelalak seketika melihat jam digitalnya menunjukkan pukul 3 pagi.
"gila, ketiduran di loteng. Pantesan dingin banget..."
terdiam sejenak, terpaku dengan wajah tanpa ekspresi. Seolah tak mempercayai apa yang terjadi, aku memutuskan tidur kembali.
"zzZ...."
~Mimpi yang bodoh! Memangnya seberapa pentingnya Laptop Bagiku? Mungkin karena... Ah sudahlah... Wkwk

Mungkin...

Mungkin jatuh cintanya itu sepele, semudah ia memberikan cintanya kepadamu, dan kepada mantan-mantannya yang lain.

Mungkin kamu orang yang baik, terlalu baik, dan ia tak tega jika harus bilang kamu sedang jatuh cinta sendirian.
Mungkin ia banyak kerjaan, dan di antara semuanya, rindumu adalah yang paling mungkin ia tunda.

Mungkin kamu begitu indah dimatanya, namun bukan di hatinya...

Mungkin aku menggunakan kasih sayangmu untuk menghapuskan amarahku pada dia. Menjadikan senyummu sebagai pembalut luka belaka

Dibelakangmu..

Aku terkadang berharap, kapan kau berbalik badan.
Menoleh kemanapun, selain ke arahku.
Aku tak ingin kau tau bahwa aku selalu memperhatikanmu.
Membuat kau tak lagi nyaman berada di depanku.


Namunku tak ingin melihat wajahmu, menatap matamu, menikmati heroin senyummu yang teramat memabukkan.
Membuat aku tak bisa tidur semalaman memikirkanmu..
Namunku tak ingin kehilangan sosok dirimu, meski tak benar-benar disampingku.
Membunuhku perlahan dengan sayatan rindu.


Hey, Aku mencintaimu... Aku ingin mengenalmu...
Dua kata yang selalu kuteriakan saat aku melihat rambut panjangmu terurai, menari-nari tertiup angin jendela.

Hey, Aku sekarat... Aku tak sanggup lagi..
Terus berada lima kursi di belakangmu, sedangkan sepi di kanan dan kirimu.
Sedangkan diriku selalu ingin menggantikan sang sepi, menemanimu.


Diam, sunyi dan diam...
Aku tak benar-benar mampu mengatakannya, mungkin hingga kau benar-benar pergi, tak lagi ada di depanku tak lagi ku dapat memperhatikanmu lebih dekat..

Kumohon, tetap disitu...
Sampai aku cukup berani mengatakannya, memutuskan penghalang diantara kita.
Sampai aku bisa meraih dua buah garis vertikal dan sebuah garis horizontal yang terlukis dipunggungmu.

Tetaplah disitu...