Kau Tau?...

Kau tahu apa yang menyenangkan? Saat perempuan-perempuan berpikir aku pernah mencintai mereka. Dan tebak apa yang menyakitkan? Mencintaimu.

Hai Aku...

Hai orang yang gagal jatuh cinta, sedang apa kau? Ah, senyummu! Kukenal senyum palsu itu! Aku juga pernah melakukannya saat bersamamu.

Hanya Kamu

Aku sayang kamu sejak lama, tapi kini aku punya mata yang baru. Mata yang tertutup bagi segala keindahan perempuan yang bukan kamu.

Beda Cerita

Beda ceritanya, antara kamu sudah mengisi hati seseorang atau kamu hanya sedang membuat seseorang sibuk hingga tak sempat menengok hatinya.

Bangga Menjadi Diri Sendiri

Kamu harus bangga bahwa kamu adalah kamu. Sebab mungkin tidak mudah bagi orang lain bila menjadi kamu. :)

Sabtu, 13 Desember 2014

Perihal Kamu


Aku bukan dahulu-mu, sekarang-mu atau bahan nanti-mu. Tapi kuharap kamu membiarkan aku untuk menjadikan kamu sebagai 'dia' dalam setiap doa-ku.

Tuhan memberkati aku dalam mengagumimu. Aku jadi tak harus takut dengan resiko perlu mencintai dan kemudian membahagiakan kamu.

Mungkin aku buruk dalam memilih. Tapi ketahuilah, beberapa orang memang keras kepala dalam mempertahankan apa yang menurut dia benar.

Aku tak begitu mengenal kamu, begitupun tak ingin terlalu mengenal kamu. Tapi bantulah aku untuk mengenal orang tuamu dahulu.

Pertemuan Kembali

Aku berdiri tepat di depannya, menatap dalam kedua matanya seraya menyunggingkan bibir untuk tersenyum. Aku tak bermaksud untuk menang, tapi semudah itu dia kalah, memalingkan wajahnya dan berbalik lalu berlari menjauhiku.

"Sejahat itukah aku di masa lalu? Bertemu saja ia tak mau. Terlalu menyakitkankah hadirku untuknya? Terlalu banyak kah luka yang kutorehkan di hatinya. Sampai begitu deras air matanya mengalir." Aku tertunduk lesu, menyesali waktu dimana aku dapat berjumpa lagi dengan dia.

Percakapan di malam kemarin...

Key? keysha..

Pergi kamu! gak seharusnya kamu hubungin aku lagi..

Hmm, padahal aku belum mengenalkan diriku..

Aku tahu jelas suaramu don... Darimana kau tahu nomorku!

Haha tak perlu kamu tahu dari siapa, mmm aku hanya ingin minta Maaf soal kemain.

Bukan kata maaf yang aku perlukan Don! ketiadaan kamu yang aku mau..

Ku kira kamu tak lagi cengeng seperti dulu key, jangan buat aku tak bisa jauh dari kamu lagi. Manjamu penjara bagiku.

Dasar pembohong ulung. Mana mungkin aku tertipu lagi oleh kata-katamu.

Tapi aku cukup brengsek untuk dapat kau sayangi, atau sekedar kau rindukan.

Cukup! Katakan saja alasan mengapa kamu kembali? Apakah lagi kamu terluka karena seseorang? Dan berharap aku yang menyembuhkan?

Haha, kau jahat key. Aku tak seperti itu.

Aku bukan pelupa don... sudah, pergi sana...

Baiklah, aku mengerti. Kamu ingin segera menemuiku di alam mimpi.

Ngarep! Aku mau ngerjain tugas. Kalau tahu itu kamu, aku tak mau terima panggilan tadi.

Yaudah, selamat malam nona, aku tunggu besok di ECT.

Hey, kenapa kau bisa tahu aku besok mau ke..

*Tuut.. tuut....*

Sialan kamu don... Ah....

Selasa, 18 November 2014

Kamu tak harus

Kamu tak harus berada di tempat kamu berdiri, kakimu hanya mengotori bumi, nafasmu mengotori udara, matamu membutat bunga layu, bibirmu membuat langit mendung, tawamu membuat pohon mengugurkan daunnya, kamu tak harus ada di hati ini, hadirmu membuatku mati berkali-kali.

Mungkin

Mungkin, mungkin dan mungkin.
Sebuah argumen yang keluar dari mulut sendiri,
namun hati masih ragu untuk meng-iya-kan..
Kata 'Mungkin' akan selalu berdiri di depan setiap harapan.

Sungguh, aku tak ingin ragu untuk mencintaimu.
Sekalipun rasa takutku ini selalu membelenggu langkahku.
Kehilanganmu, aku tak mau.
Aku tak mampu, aku tak tau.

Aku tak mau bila menghadapi kenyataan bahwa kamu bukan untukku.
Aku tak mampu bila pada akhirnya, aku menghidupi waktuku sendirian.
Aku tak tau harus mencintai siapa lagi, yang ku harap cuman kamu.

Mungkin, ada alasan dari setiap ragu.
Mungkin, ada penjelasan dari setiap sendu.
Tapi ku yakin, tak ada lagi kesempatan untuk aku.
Kembali mencintai kamu, bila aku telah memutuskan untuk kalah.

Selasa, 04 November 2014

Aku ingin..

Aku ingin bertemu kamu..
Sejengkal demi sejengkal menjamahi wajahmu..
Menikmati manisnya senyummu..

Aku ingin bertemu kamu..
Aku rindu kamu..
Aku mau kamu..

Malam berlalu pagi aku menunggu, berharap datang waktu aku melihat kamu...
Telah lama kunanti saat-saat aku bisa kembali berkata padamu.
Bahwa aku ingin kamu..

Singkat kali perjumpaan kita.
Tak sedikitpun boleh dikatakan satu masa.
Hingga aku tak memiliki daya untuk mengingat satu.
Satu pun hal yang bisa aku simpan di dalam hati, tentang kamu.

Aku ingin bertemu kamu...

Rabu, 17 September 2014

Badai Mentari ~

Ada Updetan PM seseorang di BM, katanya siang tadi menjadi begitu panas karena efek badai matahari. Suhu bumi menjadi meingkat derastis.
Benarkah?
Banyak orang di sekitar juga berkata demikian disaat dengan satu persatu aku menanyai mereka.
Tapi mengapa tidak dengan aku?
Apa yang aku rasakan selalu sama. Ah apalah, seterik apapun sang mentari, semenyebalkan apapun kerjaan dalam sehari, selama kamu ada di sisi, hanya sejuk yang kurasa dalam hati...

Rabu, 13 Agustus 2014

Aku mulai bosan

Aku? Siapa?
Aku menyadari aku setelah mataku dengan tak sengaja menatap genangan air pada satu tanah.
Aku tak mengenali apa yang kulihat.
Apa yang kurasakan, aku bukan aku yang dulu aku harapkan.
Aku hanya begitu saja mengikuti aliran sungai kehidupan yang menyeretku enta kemana.
Kini aku berdiri di tanah asing, sendirian. Iya, meskipun banyak orang yang berlalu lalang setiap harinya di sekitarku. Aku selalu merasa sendirian.
Mungkin karena ego ku yang terlalu berlebihan terhadap seseorang.
Iya. Mungkin itu.
Kini aku adalah aku yang telah menyerah terhadap banyak hal.
Apa yang kulihat pada fikiranku, bukan apa yang kulihat dengan mataku.
Lalu siapa aku yang sekarang.
Entahlah.
Tapi yang kurasakan, semuanya mulai terasa melelahkan. Apa yang kulakukan selalu bukan apa yang ku inginkan.
Aku mulai tak mengerti apa arti dari kesenangan. Aku mulai tak peduli dengan siapapun. Bahkan diriku sendiri.
Aku mulai bosan. Aku butuh seseorang. Aku tak lagi mampu untuk hanya sendiri. Aku mulai bosan...

Minggu, 11 Mei 2014

Std

Seorang lelaki bergegas lari melewati pintu gerbang sekolah seperti kesurupan. Kemudian berhenti sejenak sebelum bertemu kerumunan, celingukan ke kesana kemari. Aku yang tengah duduk di sebuah kursi yang ada di sebelah kiri pintu satpam memandangi dia dari kejauhan. Yang aku fikirkan, dia sedang mencari seseorang, mungkin pacarnya. 

Dan pastinya, dia sedang berusaha membuat waktu menunggu pacarnya itu tak menjadi lebih lama.
Hanya beberapa detik dia berdiri, dia menyerah pada kerumunan siswa baru di hadapannya. Merogoh sesuatu dibalik saku celananya, dia mencoba menghubungi seorang melalui ponselnya.
Aku kemudian mengabaikan dia, berusaha untuk tak memperhatikan lebih lama lelaki itu.

Seseorang yang menunggu dia, sepertinya tengah dilanda kegundahan. Iya, menunggu itu selalu membosankan. Bila memang ada menunggu yang menyenangkan, tolong, aku pesan 2 bungkus, sambelnya dipisah.

"Eh sial, gw juga lagi nungguin orang. Si Roni lagi kemana ya. "
Hari itu hari senin, hari pertama test seleksi masuk SMA. SMA favorit yang mengerikan, dimana bidadari seperti Ayu Alfiyati dan homo-homo layaknyaAndhika Putra Abdi Pratama dan Rangga Syaelendra berkeliaran bersatu padu.
Satu sekolah yang mampu menyadarkanku akan satu hal.Satu hal. Dan pada hari itu, dimulailah beberapa kejadian mengenaskan yang redup terang mewarnai hidup, lebih dari merah sunset dari kedekatan lautan.

Rabu, 07 Mei 2014

Waktu itu kamu. Aku.

Pukul 22.22 tepat, mengingatkan aku pada suatu masa. Bahwa membahagiakan kamu, begitu berharga dalam waktuku.

Rabu, 30 April 2014

Aku hanya ingin

Sebenarnya ini berawal dari aku sendiri. Aku terlalu pengecut untuk takut dekat dengannya. Sehingga aku berakhir menjadi seorang pengagum saja.
Mengatakan perasaanku membuatku takut. Aku hanya ingin terus mencintainya. Dan bila tiba waktunya aku mengatakan. Kemudian muncul dimana aku tak lagi dapat melakukan itu. Aku tak mau. Jadi aku memilih untuk terus seperti ini.

Minggu, 27 April 2014

Hari ini

Setelah sekian lama, aku kembali menemukan namanya.. udah gitu aja..

Senin, 21 April 2014

Cinta adalah hutang

Semakin kamu mencintai seseorang, semakin kamu merasa berhutang sesuatu yang kamu sendiri tak tahu itu. Sehingga untuk meninggalkan, kamu tak mau. Bahkan takut.

Kata dan Akta

Aku berani bertaruh bahwa ribuan bahkan jutaan kalimat sayang yang saling terucap takkan mampu mengalahkan sedetik saja bibir bertemu...

Minggu, 30 Maret 2014

Kamu

Bernafas tak pernah menjadi seberat ini, saat aku merindu namun tak mampu melakukan apapun...
Menangis tak pernah menjadi semudah ini, saat aku butuh kabarmu namun aku tak mampu untuk bertanya padamu.
Hey kamu.. Aku.. Ehmm

Senin, 17 Maret 2014

Kata Omoi

Aku mengetahui beberapa hal, seperti misalnya bahwa kita tak akan selamanya. Perasaan ini, aku, kamu, mungkin suatu hari akan hilang, perlahan.

Tapi meskipun begitu, aku ingin tetap menikmatinya, cinta, bersamamu.

Aku yakin, seperti itu, bahkan dengan sederhananya, ia membuat hati kita seperti langit biru dengan ribuan burung-burung kertas yang terbang menari dengan indah...

Sepenuhnya pada hidup ini, kebahagiaan seperti itu aku hanya ingin mencarinya satu. Satu, ia, kamu... Kamu

Maaf dan kemudian Terima kasih, aku sampaikan padamu. Untuk apapun tentang kamu yang telah memberitahukan aku bahwa hidup ini begitu Indah.

Betapa besarnya anugerah Tuhan dimana aku dapat bertemu kamu, terlebih sampai aku bisa mengagumi bidadari seperti kamu. Dan melalui kamu pula aku bisa dengan sadar meyakini apa itu cinta yang lain.

Aku selalu dan terus tertawa, meski air mata tak pernah mampu terbendung disaat rindu hadir setiap hari merajam jantungku.

Aku menikmati ribuan jarak yang terhampar diantara kita. Namun benar kan hati kita dekat?, ia dekat. Meski hatiku menatap kamu sedangkan kamu membelakangiku. Dan membuat ia terasa begitu jauh, jauh dan jauh.

Terlepas dari semua itu, aku ora opo-opo. Aku rapopo..

"Aku tak tahu perasaanku sendiri" Itu yang kamu bilang.

Jadi, kenapa tidak kita menari bersama-sama. Saling mendekatkan dada kita, hingga hatimu bisa dengan yakin mengetahui perasaaku.

Seperti menyatukan dua gelembung yang kita tiup bersama-sama, kuharap berhasil. Meskipun mereka pasti akan meledak sebelum mereka mencapai langit.

Aku ingin memberitahukanmu, tentang beberapa hal yang aku rasakan saat di dekatmu. Meskipun iya, ia tak sebanyak perasaanku saat jauh darimu.

Kamu tak dapat melihat aku seutuhnya sampai sejauh ini. Lalu, apa yang harus aku lakukan untuk itu?

Kita berdua, jika kita mampu setidaknya hanya untuk saling menatap, menggenggam tangan, saling mendekap. Itu berlebihan ya? Oia, setidaknya untuk saling mendoakan. Meski dengan cinta yang selalu menggebu-gebu. Cobalah untuk tak melihat hanya sedikit lebih lama.

Biarkan bunga cinta menari-nari bersama doa yang tak akan pernah terhapus oleh apapun. Tak perlu dengan bibir kita yang saling bertemu, kita mencinta dengan tersenyum menatap Tuhan dalam lautan doa, sayang....

Minggu, 09 Maret 2014

Anita #Part1

Berat, untuk membuka mata saja  begitu berat. Entah, aku tak bisa mengingat apapun.

Aku terduduk dengan kaki selonjor sedangkan punggungku bersandar pada sebuah tembok. Hidungku mencium bau aneh, bau yang tak aku kenal, bau amis.
Bau apa ini! Tanyaku dalam hati.

Aku masih hanya bisa berfikir sembari membukakan kelopak mata. Belum bisa merasakan tangan atau kakiku bergerak. Hanya sesekali desahan nafasku yang begitu berat menghirup bau yang begitu menyesakkan paru-paru.

Slasssshh!!! Mata kiri ku terbuka. Seketika itu aku bisa merasakan tubuhku, namun dengan perasaan aneh, sial.Seluruh tubuhku terasa sakit.

"Apa yang terjadi padaku?"

Perlahan aku mencari cari tanganku yang sangat sulit untuk ku gerakan. Dengan mata yang sebelah itu aku berusaha mencari tanganku. Tapi tak ada.

Haaaaa!!!!

Aku kaget bukan main. Aku hanya bisa melihat kedua daging bahu ku bercucuran darah.
Aku hampir menyesal, menyesal kenapa sejauh ini aku berusaha membuka mataku hanya untuk melihat hal mengerikan ini.

"Aaaaaaaaaaaaakkkkk" Rasa sakit yang luar biasa menyerang syarafku. Mungkin karena aku tengah sadar, syaraf-syaraf nyeriku kembali normal.

"Siala......... Akkkk... Tuhan, kuatkan aku..." dalam kesakitan luar biasa itu aku benar-benar sadar, tak ada guna nya mengumpat.

Drap.. drap. drap...
Tetiba terdengar suara langkah kaki dari kejauhan. Sepertinya menuju ke arahku. Semakin lama, ia terdengar semakin jelas. Ia, begitupun dengan sakit yang aku rasakan, semakin lama, ia semakin menjadi.

"Sayang!!! Kamu.. " Seorang wanita berambut panjang muncul dihadapanku. Aku tak bisa melihatnya dengan jelas, darah dari kepalaku mulai membasahi mata ku. Tapi, dia memamnggilku sayang. Siapa? Apa aku punya pacar? Aku sempat berfikir dalam kesakitan itu.

"Kamu siapa? Tolong a.."

Jrepppp.." Sebuah pedang menghujam jantungku. Wanita itu membunuhku.

"Glekkk.. Akkkkk" Tenggorokanku dipenuhi darah yang berhamburan dari jantungku. Aku tak bisa lagi bernafas. Pandanganku semakin kabur.. Aku.. Aku... Mati..

Jumat, 24 Januari 2014

Kita?

“Senja, cukup tepat untuk menemani kesenjangan”

“Iya, sebenarnya aku tak ingin kita berakhir”

“Namun sesuatu dari kita sudah menemukan hilir..”

“Lalu kamu mau bilang ini haruslah takdir?”
  
“Biarlah, biarlah ini mengalir.. Aku..”
   
“Kamu apa? Wajahmu tak cukup baik untuk menampilkan sosok kesedihan..”
                
“Namun wajah hatiku tak bisa sekedar cukup”

“Lalu cukuplah Tuhan menyudahi kesedihanmu. Atau kau mau mencukupkan aku?”

“Tidak sayang, kau tak pernah sekedar cukup"

“Lalu apa yang kau sedihkan tentang aku”

“Aku..”

“Aku bertanya tentang aku…”

“Iya, aku lah yang ku sedihkan tentang kamu”

“Apa kamu sebegitu yakin adanya kamu pada aku?”

“Apa memang benar tak ada aku pada kamu?”

“Memangnya kau juga yakin ada aku pada kamu? Ngga kan?”

“Tentu..”

“Lalu kenapa kamu ga pernah yakinkan aku… Kamu sendiri tak pernah yakin dengan perasaan kamu sendiri. Dengar, aku lelah bertahan seperti ini… ”

“Tapi aku sayang kamu”“Aku lebih sayang sama kamu. Tapi aku lelah membuatmu berpura-pura seolah kau bisa mencintaiku..”

“Aku..”

“Sudahlah, aku bosan mendengar kau terus berbohong seperti itu. Cintailah dia, cintailah dia sampai cintamu benar-benar membunuhmu…”

“Aku sedang berusaha untuk..”

“Apa usahamu? Hanya menutupi bahwa kau memang tak bisa? Aku ini wanita. Aku tau perasaanmu..”

“Tinggal lah, menetap selamanya. Aku akan meyakinkanmu..”

“Jangan berhenti. Aku tak ingin meninggalkanmu. Jadi tunjukkan bahwa kau benar-benar mencintaiku lebih dari sekedar kau mencintai ego-mu itu. Aku bukan sekedar  pelarianmu saja kan?”

“Sepertinya aku butuh pelukan..”

Ketika…


ketika dua orang (cowok dan cewek) yang lagi sama-sama patah hati bertemu.
"Aku fikir aku akan menemui kesendirian disini…”

“Kenapa? Apa kau juga sedang patah hati? Oh iya, sepertinya aku tak perlu bertanya..”

“Mudah ya buat cewek bisa nebak perasaan..”

“Ngga. Cowok aja yang mudah ketebak. ”

“Trus? Apa bedanya sama kamu? Apa yang susah ditebak dari seorang cewek yang lagi sendirian dengan muka tertunduk sedih kayak gitu..”
“Aku emang lagi ga niat nutupin perasaan.”

“Kenapa? Biar ada yang perhatian?”

“Ngga, aku fikir aku bakal sendirian disini..”

“Ngga ada satu tempat pun di dunia ini yang bisa membuatmu sendiri. Itu hanya tergantung perasaanmu aja.”

“Iya kamu bener..”

“Ada aku disini dan mungkin ada orang-orang yang sayang sama kamu yang kayaknya lagi ngehawatirin kamu. Jangan berfikiran kalo kamu sendiri..”
“Heem.. Makasih.. Oiya aku Nadia, cewek yang lagi patah hati.. Kamu?”

“Aku cimud, cowok yang gak mau bilang kalo dia lagi patah hati..”

“Berarti kamu patah hati gara-gara ga bisa jujur sama orang yang kamu suka..”
“Bener, banget. Aku tebak kamu patah hati gara-gara diputusin cowok kamu’

“Bukaan… Bisa dibilang, aku korban orang-orang yang kayak kamu”

“Kamu korban kepastian ya..”

“Yepp…”

Nadia, di lain cerita…

Malam itu gw natap mata dia, dia pun sama. Kemudian tangan kami saling merangkul.  Beberapa ragu berjatuhan bersama kian dekatnya nafas kami. Sesekali gw mengalihkan pandangan memastikan tiada orang di sekitar. Namun mata dia mengisyaratkan gw untuk tetap fokus pada dia. Padahal disana kami cuma saling bertatapan lama, mungkin sudah lebih dari 5 menit. Entah apa yang sebenarnya gw nikmati dari hanya saling memandang satu sama lain.

Hingga disebuah detik, sesuatu mendorong kepala gw untuk lebih dekat dengan sesuatu di depan gw. Beberapa hembusan angin malam itu mencoba memisahkan gw dengan dinginnya yang tiba-tiba merasuk melewati punduk. Hanya saja percuma, rangkulan erat Nadia tak sedikitpun membiarkan dingin itu melewati ujung rambut sesekalipun. Desahan nafas Nadia semakin terasa di bibir gw. Entah itu semakin terasa cepat. Hingga tepian muka gw dan Nadia hanya tersisa beberapa mili saja. Dan sampai sekarang gw masih inget kalimat apa yang dilontarkan Nadia dalam jarak sedekat itu, dalam situasi se-mengerikan itu, “Kamu siapa?”…

Nadia #Part4

             “Huaaaaa… Auuuuuh… Huaaaaaa” gw mengerang gak jelas diatas tempat tidur. Masih nyengir-nyengir mikin kejadian kemaren malem. Gak kejadian apa-apa sih, dan itu yang bikin gw uring-uringan. Yah sukur sih, gak terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.
             Gw Cuman mikir-mikir aja. Udah lama gak berinteraksi langsung sama cewek sejak lulus SMA. (Bukan berarti gw homo ya). Cuman gak tertarik sama pacaran aja. Emang terkadang kita suka ngelakuin banyak hal yang menarik walaupun sebenernya gak perlu. Pacaran? Itu gak menarik.

            Kring.. Kring.. Ponsel gw berdering tanpa panggilan masuk dan disana nunjukin panggilan dari Nadia.
           
“Haloo nad.. Tumben nelpon. Aku kira gak berani..” Sambut gw dengan nada akrab.

            “Ini Papa Nadia mud..” Balas dari telepon sebrang dengan nada menggelegar.

            “Oiya maaf om. Saya kira Nadia.. Ada apa om?” Tanya gw merubah nada sapaan.
            “Sore ini maen kerumah ya. Ditunggu..” Balas Papa Nadia dengan nada yang halus.

            “Boleh om.. Ada ap…” Belum selesai gw ngelontarin pertanyaan yang sederhana banget dan
            “Tuut tuutt tuuut” Telpon diba-tiba ditutup.

            Ada apa ya? Aneh banget. Gw berusaha untuk tetap berprasangka baik dan tiba-tiba…

            Kring.. Kring.. Nadia nelpon lagi..

“Halo ko tadi ditutup om?” Tanya gw heran..

“Maaf kepencet mud” Papa Nadia menjawab dengan nada tanpa dosa.

Oh kepencet, ia gapapa om. Gapapa, banget.*dalem hati*

Siangnya gw masih nemenin paman gw ke glodok, biasa, transaksi alat-alat mesin. Disana gw sekalian pamit kalo mulai sore itu gw nginep di rumah Nadia. Berhubung Fresh Graduate, masih liburan, tapi tadi Ayahnya Nadia minta gw buat kerja di kantor dia. Ada posisi yang bisa gw isi. Gw sih sukur yang ada, maunya emang cepet-cepet kerja. Tapi yang gw ga nyangka kenapa harus nginepnya di rumahnya juga. Disana kan ada… ada… ada Nadia. Asiik *dalem hati*

Prepare selesai dan sore itu gw cabut ke rumah Nadia. Kebetulan Nadia belum pulang ngampus. Dateng-dateng gw disuruh rapihin kamer yang mau gw tidurin dan langsung disuruh mandi.

“Mandinya diatas aja, yang dibawah kerannya belum dibenerin. Tapi yang diatas belum ada kuncinya…” Pesan Ayah Nadia. Eh gak enak manggilnya gini, yaudah mulai saat ini gw panggil Ayah Nadia pake Om Wisnu aja. Soalnya namanya Eka Aldiansyah. Gak nyambung yah? Gak papa yang penting enak dipanggil.

“oke om” balas gw singkat…

Sore itu gw mandi dengan damai karena abis capek beres beres. Dan pas lagi asyik-asiknya showeran.
“Cklek…” Pintu kamer mandi terbuka. Terlihat satu sosok berbalutkan setengah handuk dengan wajah memerah menatap gw yang lagi asyik mengguyur diri.

“Eh.. Nadia.. Udah pulang..” Sapa gw pelan

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa” *teriakan cewek*

*Adegan selanjutnya di hiden karena menampilkan adegan kekerasan*

“Kamu ngapain di kamer mandi?” Tanya Nadia marah marah di ruang tamu.. (gw mandinya udah selese. Ya langsung gw selesein waktu itu juga sih…)

“Ya aku mandi..” Jawab gw

“Kenapa pintunya gak dikunci!” Tanya Nadia lagi tetep sambil marah-marah dengan muka yang agak memerah…

“Ya emang gak ada kuncinya itu pintu.. Kenapa sih? Kamu gak liat kan? Aku aja gak liat..” Seru gw sok lancar..

            “Ngg.. Nggga lah.. Aku gak liat..” jawab Nadia terbata-bata

“Ada apa sih ribut-ribut?” Tiba-tiba muncul suara ketiga dari balik pintu depan.
“Ngga ada apa-apa ” Jawab gw dan Nadia serentak…

“Oh yaudah.. Nih papa udah beli kunci buat kamer mandi atas. Ntar pasangin ya mud..” Sahut Om Wisnu seolah tak tau apa yang udah terjadi tadi.. Emang gatau apa-apa kali ya..
Sore pun berlalu…
Jam menunjukan pukul 20.45, gw dan Nadia kembali berduaan di dalam Rumah. Entah Om Wisnu lagi kemana. Kita lagi nonton sinetron.

“Eh Nad” gw memulai percakapan ditengah iklan Iga-Igaan.

“Kenapa mud?” Tanya Nadia kalem.

“Ngga, apa-apa. Apa sampe detik ini, ada juga kejadian yang sama kayak di Komik Audie?” Tanya gw agak ragu-ragu.

“Kok nanya gitu?” Tanya Nadia Heran.

“Ngga, aku nanya aja..” Jawab gw sembari ngambil remot di meja.

“Mau ada atau ngga, aku nga peduli. Itu kan yang kamu bilang waktu itu? Kenapa kamu mau bahas itu lagi..” Balas Nadia sambil ngerebut remot dari gw. Dan chanelnya diganti ke YKS.

“Idih ngapain sih.. Alay itu ah..” Sahut gw sambil berusaha ngerebut kembali remot yang diambil Nadia..

“Yaudah iya. Ini Alay, kita genti” Balas Nadia santay…
Itu selingan diatas kayaknya gak perlu ya? Yaudah deh biarin.

“Mud?” Nadia gentian mengawali percakapan baru

 “Ya apa?” Bales gw sambil nebak nebak pertanyaan Nadia yang kayaknya gak jauh dari film yang lagi kita tonton.

“Aku cinta kamu..”
“Hah?”

Rabu, 22 Januari 2014

Nadia #Part3

Part 3, Ciuman Kupu-kupu... 

'Mud.. Udah bangun? Bangunin aku dong...' pesan singkat dari Nadia di penghujung malam itu. Tepat pukul 03.45.

Entah kenapa ada bidadari seunik dia. Lu baca pesan dari dia barusan? Gila. Itu salah satu keunikan dari dia.

Seminggu setelah gw ketemu sama Nadia di halte, gw jadi akrab sama dia. Cuman lewat sms doank sih. Kita belum ketemu lagi sejak pertama gw maen ke rumah dia. Yah, berhubung dia Kuliah dan gw masih refreshing pasca Wisuda 2 Minggu kemaren.


Banyak hal yang kita bicarain dan sebagian besar adalah tentang Audie.

Ya, adek kembar Nadia yang udah berada di Surga sana menjadi topik yang indah buat jadi bahan perbincangan kita. Dan yang sering kita bahas dalam seminggu itu adalah tentang pertemuan gw sama Nadia yang ternyata udah diramalin sama Audie seperti yang kejadian di satu halaman komik-nya..

Gw gajadi dipinjemin komik Audie yang yang judulnya gw belum berani bilang. Kayaknya agak Vulgar, jadi ga bisa gw bilang disini. Beneran! Meski si **** bilang kalo dia udah suka ama gw sejak kita temenan di SMA atau meski Farhat Abbas beneran jadi Presiden 2014 nanti, gw tetep gak bakalan bilang kalo judulnya "Tempat Dia Kembali". Gw ga bakalan bilang ya.


Entah kenapa Nadia minta kembali komiknya dari gw pas gw pamitan dari rumah dia seminggu yang lalu dan sialnya gw belum sempet baca.

Pas gw tanya kenapa, dia bilang dengan nada yang agak manis. Semanis senyuman Dewi Persik pas di nyinyirin Farhat Abbas.

"Biar kita baca bareng setiap kita ketemu.. Yah yah.."


Gw manyun dalam hati sambil bertanya-tanya sama Tuhan. 'Ini apa yang terjadi dan apa yang akan gw lalui kedepannya setelah ketemu Dia'.

Dan gw juga ga bisa mastiin apa yang sedang gw rasain dibalik dada gw. Yang jelas, gw ngerasa sesuatu yang berbeda. Dan gw gak mau klaim secepat ini kalo itu adalah perasaan 'jatuh cinta' sama Nadia.

Oke skip.. Setelah lama gak ketemu. Akhirnya kita nemu waktu yang pas buat ketemuan. Sebuah sore di hari sabtu dengan langit kota kembang yang lumayan cerah, dia minta gw untuk jemput dia di depan sebuah gedung yang setelah gw tanya, itu adalah tempat ayahnya ngantor.


Gw muter ke juanda waktu itu. Mencari-cari sekuntum bunga mawar putih yang niatnya pengen gw kasih buat nadia. Tapi gw lebih pengen nyari pot bunga. Biar pas gw ngasih itu pot kosong ke Nadia dan dia nanya "pot buat apa? bunga nya mana?" gw bisa jawab "Biar kita kasih tanah dan benih bareng-bareng. Trus kita tumbuhin dia dengan penuh kasih sayang seperti cinta kita" kemudian digampar. Tamat...


Tepat pukul 15.45 gw nyampe di depan kantor Ayah dia. Sungguh disana gw liat tiga bidadari. Nadia, kemudian Nadia lagi dan Nadia lagi. Tapi gw ga lebih dari 3 detik natap wajah dia dan langsung gw palingkan wajah gw itu ke seorang security berwajah sangar yang berdiri di sebelah dia. 


Dia keliatan murung. Tapi dimata gw, dia cantiknya gw berkurang. Meski mungkin dia murung dibuat gundah lelaki lain. Sebab dalam menyukai dia, aku tak punya keluhan. (Quotes @Zarryhendrik)


Iya, dia keliatan murung. Entah kenapa.


"hey Mudd..." Teriak dia dari pintu masuk sembil berlari ke arah gw yang masih bersama Sabrina dalam keadaan menyala di depan.


"Baru aja aku mau turun, jemput kamu didalem.." sahut gw pelan.


"Jangan, di depan ada Tasya.." timpal dia dengan sedikit buru-buru..


"Tasya siaa"

"Udah yuk berangkat.. Ntar kesorean.." Dia memotong perkataan gw yang tiga perempat selesai.
Bodo ah, mungkin tante atau siapanya dia gitu.

Kita melaju ke sebuah taman di sebelah utara kota. Taman yang terletak di ketinggian yang tidak biasanya. Dan dingin adalah ciri khas disana.


Sebelum persimpangan sebelah gereja, Nadia narik-narik sweater secara pelan. Dan gw tau itu artinya dia mau bilang sesuatu.

"Kamu pelan aja... Jangan ngebut.." Kata nadia dengan nada rendah yang gw fikir aneh. Karena gw melaju cuman 40kmh.
"Iya ini tapi kan udah pelan ba..."
"Brukkkk...." Belum selesai gw jawab nasihat Nadia. Terdengar suara tabrakan di depan. Tepat di persimpangan Gereja. 
Gw waktu itu masih 100m lebih dari persimpangan, soalnya pelan.

"Mud.. kita kesana.." Pinta nadia. Dan sekali lagi, ini aneh. Seperti dia udah tau kalo bakal ada tabrakan di depan. Tapi gw ga mau mikir kesana. 


Dengan pelan gw melaju ke persimpangan. Disana udah cukup banyak orang yang berkumpul di persimpangan.


Tetiba Nadia turun dari motor dan langsung menyerobot ke dalam kerumunan. Gw langsung ngikutin Nadia dan meninggalkan Sabrina di pinggir jalan.

"lex.. Lo ga apa-apa.." Tanya Nadia sama seorang cowok yang keliatannya terluka parah dengan darah yang keluar dari dahi dan hidungnya. Dan kayaknya dia temennya Nadia.

"Gw gapapa nad.. uhukk (dia batuk).. Gw ga dengerin kata-kata Aeris dulu.." Jawab cowok itu terbata-bata..

Beberapa orang membopong si cowok yang kayaknya bernama Alex itu ke Trotoar. Dan ternyata dia masih bisa berusaha berdiri meski beberapa orang menyuruh dia untuk tetap nyender di sebuah pohon disana.
Dan yang gw perhatiin waktu itu, Nadia cuman nunduk di sebelah Sabrina.
Sedangkan gw yang masih bingung dengan kejadian ini berusaha bertanya langsung sama Nadia.

"Nad? Kamu kenapa? Gak kamu temenin si Alex itu?" tanya gw sambil nengok alex yang masih menahan rasa sakit.


"Ga, aku ga mau kesana.." Nadia tiba-tiba nangis.


"Ada apa sih? bilang sama aku Nad! Apa yang sebenernya terjadi ama kamu!" Gw sedikit membentak Nadia. Berharap Nadia ngejelasin semuanya. 


"Ini mud.." Dia nunjukin gw sebuah halaman di komik Audie lagi. 

Gw langsung ngambil komik itu dari tangan Nadia. Dan disana seorang cowok meninggal karena kecelakaan, tepat di seberang jalan. Seorang cewek nangis di samping cowok itu. Dia manggil-manggil nama 'andre. andre..'

Gw terdiam sesaat. Dan berusaha buat gw berfikiran kalo kejadiaan ini juga sama kayak yang ada di komik Audie. Seperti pertemuan gw sama Nadia minggu lalu.


Gw langsung lari ke arah Alex dengan panik.

"Hey lo.. lo gapapa? gw bawa kerumah sakit sekarang ya.."

"Gw ga papa ko, cuman pusing doang.. Nih gw bisa bangun lagi. Lu temennya Nadi.." Dia nunjukin kalo dia emang ga apa-apa. Dan sebelum dia selesai ngomong, gw langsung berlari ke arah nadia yang lagi duduk di jok sabrina.


"Nad, jangan kepikiran sama hal konyol.. Itu cuman komik doang.. " gw berusaha ngeyakinin Nadia.


"Tapi ini udah kejadian dua kali dan sama mud. Aku takut kalo.." 


"Iya ini bakal kejadian seterusnya kalo kamu berfikiran kayak gitu. Sekarang dengerin aku, kita yang ngejalanin cerita kita sendiri. Lupain komiknya Audie.." Gw potong perkataan dia, gw pegang pundaknya dia. Dan dengan dalam gw tatap mata dia yang lagi basah kuyup.


"Iya..." Jawab dia agak lemes..


"Sekarang ayo kita bilang ke Alex.. Karena aku yakin dengan kata-kata dia tadi, dia juga udah baca komiknya Audie.. Kamu bilang ama dia kalo kejadian ini ga ada hubungannya sama cerita di komik.." Pinta gw sedikit panjang. 


"Iya..." Angguk Nadia pelan.


Keluarga alex pun dateng ke TKP pake Mobil Keluarga dia. Dan dia pulang dengan keadaan selamet. Oiya gw tadi lupa bilang kalo dia tadi bawa motor. Dan pas dia mau ngambil jalan kanan, dari arah yang sama motornya kesenggol dan dia jatoh. Udah.


Dan gw ama Nadia tetep pergi ke Taman. Meski suasananya emang berubah.


"Mud.. " nadia manggil gw saat itu, kita lagi duduk di sebuah canopy menghadap ke sebuah air mancul beratapkan langit senja.


"Ya? Kenapa?" Jawab gw santai...


"Bener ya. Kita bikin cerita indah kita sendiri..." sahut Nadia pelan sambil menajamkan pandangannya ke langit.


"Iya tentu aja... Dan cukup yakini kalo kejadian selanjutnya gak bakal ada yang sama kayak di komik Audie. Ya meski aku belum tau ceritanya kayak gimana di komik.." timpal gw ikutan natap langit. Dan sekilas gw lihat Nadia tersenyum.


Dari celah langit gw lihat satu kupu kupu terbang ke arah gw. Dan ternyata mendarat di pipi gw. 


"Eh Nad.. Ini kupu-kupu kayaknya genit. Belum kenal aja udah nyamber pipi aku.." Seru gw nujukin kupu-kupu yang masih nempel di pipi gw..


"Eh?" wajah nadia tetiba heran. Entah apa yang lagi dia pikirin. Mungkin wajah lucu gw waktu itu.


"itu kupu-kupu cewek mud.. dan itu cewek pertama yang ngambil pipi kamu.. kamu belum pernah dicium cewek selain ibu kamu kan?" Tanya Nadia sambil tersenyum.


"Ah ngga. Aku belum pernah dicium cewek.. ehhh ngapain ngomongin ciuman..." gw kaget dengan kata-kata Nadia. Gw takut karena disitu lagi sepi, sedikit. Takut terjadi sesuatu yang diinginkan.


"Tapi di komik Audie, di sebuah taman pas mereka berduaan. Ada kupu-kupu yang nyium pipi si cowok. Dan kayak tadi aja..." Nadia berusaha mengambil sesuatu di tasnya. Dan gw yakin dia mau nunjukin sebuah halaman lagi ke gw..


"Nih..  disini ditulis ciuman kupu-kupu." bener, dia nunjukin sebuah halaman sebelah kanan ke gw. Dan setelah gw baca, gw kaget.

Kagetnya pas sekilah liat halaman sebelah kiri-nya. Se cewek tiba-tiba nyamber pipi si cowok, dan....



- "Kita buat cerita yang lebih indah... Iya, lebih Indah... Bukan berarti tidak sama, yang penting lebih indah..." - Ciuman Kupu-kupu




Nadia #Part2

Part 2, Hangat Jemari Audie.

"Nadia... Bangun nad..." Gw kayak orang bego ngebangunin orang yang lagi tidur diboncengan. Dan tanpa gw sadar ternyata kedua tangannya udah ngelingker di pinggang gw.
Gimana cara gw bangunin dia..

"Emm, apaa?" Dia menggeliat kayak bayi. Gw emang ga liat muka dia tapi gw bayangin betapa lucunya dia.


"Udah nyampe nih..." Jawab gw..


Tanpa bilang apa-apa dia turun dari motor. 


"Masuk dulu yuk... " Ajak dia..


"Ngapain? ada siapa aja dirumah?" Tanya gw kepo..


"Di rumah ada ayah aja.. Dia lagi butuh orang buat bantuin masang lampu katanya.. Yuk masuk.."


"Ogaaaahhhh" Canda gw mau cabut tapi ga bisa gaa-gara sweater gw dijambak-jambak sama Nadia..


Gw markirin motor di halaman rumah dia. Rumahnya gede ajib. 

Sesaat sebelum gw masuk kerumah dia, tepatnya di depan pintu masuk. Gw diem dan masih mikir-mikir. 

'Gw baru kenal tadi, tapi udah diajakin kerumah. Apa gw dihipnotis kali ya..'

"Muuuddd masuk aja..." terdengar suara berat pria dewasa, dan gw yakin itu ayahnya Nadia..

Gw mutusin untuk masuk kedalam rumah tersebut. Dan benar aja, didalem rumah segede itu cuman dihuni dua makhluk. Nadia dan ayahnya. Seperti laki-laki yang biasanya, gw salam ke ayah Nadia (Ga pake cium tangan, pipi kanan pipi kiri).


"Duduk mud.. Anggep aja rumah sendiri.." Sahut ayah Nadia.

Ini cuman perasaan gw apa gimana. Tapi gak ayah gak anaknya bisa akrab banget sama orang baru.

"Iya om, makasih.." Gw duduk tepat di depan Ayah Nadia. Menunggu munculnya pertanyaan-pertanyaan yang sepertinya akan terlontar beberapa detik lagi..


"Jadi kamu sekampus sama Nadia?" Pertanyaan yang jauh dari perkiraan gw. Entah apa yang dibilang sama Nadia tadi. Yang jelas gw bingung harus bilang apa. Akhirnya gw mutusin untuk bilang apa adanya aja.


"Ngga om, saya baru ketemu Nadia tadi di Halte. Kita baru kenal. he he" Jawab gw pelan sambil nyengir ala garfield...


Dan si bapak tetiba ikutan nyengir entah kenapa.. 


"Naad, minumnya cepetan.." Teriak si bapak..


"Oiya pak. Adeknya Nadia sekarang dimana? Kuliah jurusan seni ya?" Tanya gw berusaha lebih kenal sama keluarga disana.


"Oh audie.. Dia lagi tidur.." Jawab dia santay...


Gw ga lanjutin nanya lagi, entah kenapa lagi gw rasa suasana nya tiba-tiba berubah. Tapi satu hal yang gw tau, 'tidur' disana bukanlah arti yang sebenarnya. Dan gw harap tidur disanan bukan berarti Audie udah...


"Audie udah meninggal mud" perkataan Nadia memotong fikiran gw.. 

Dan sontak gw terkaget...

Dan untuk ke-sekian kalinya, gw speechless. Bener-bener gatau mau bilang apa lagi. Gw terlalu masuk sama sesuatu keadaan yang emang gw gatau. 

Gw harus bilang apa? Maaf?. Gw berfikir beberapa detik sebelum gw mutusin mau bilang apa. 
Gw narik nafas panjang, dan dengan nada berat gw akhirnya berani mengeluarkan kata-kata.

"Padahal aku pengen ketemu dia. Aku kagum sama komik dia." 


Nadia menghidangkan beberapa minuman dan makanan di meja, kemudian duduk di sebelah ayahnya.

Sedangkan gw masih mencari mulut mana yang akan menimpali kata-kata gw barusan.

"Kamu sebenernya udah ngeliat Audie sejak kamu ketemu Nadia" Jawab Ayah Nadia. Sebenernya gw emang ngarep yang jawab itu emang bukan nadia. Tapi jujur gw ga ngarep juga muncul kalimat kayak barusan.



"Oiya, aku tebak Nadia sama Audie ya kembar ya.. Jadi.." 

"Ajak si mud ke kamer Audie Nad.. Papa mau ke depan dulu" Potong lelaki tua itu. Beneran, saat itu gw pengen lari keluar rumah dan teriak.


'Tuhaaaaaann... apa yang harus gw lakuiiiiinn' dan beberapa wartawan Metro TV dateng. Ini skip..


Entah apa yang salah sama gw. Apa keluarga ini emang kayak gitu. Gw cuman bisa diem ngeliat ayah Nadia nyeloyor keluar.


"Ayo mud" Ajak Nadia.


"Oh iya.." Gw nurut.


Gw bingung harus ngapain. Tapi dalam hati gw, gw ngerasa ada beberapa lubang yang mulai terisi. Ada bagian yang hilang yang seperti sedang dilengkapi. Dan gw, seperti biasanya, berusaha tersenyum...



Gw bengong ngeliat kamer Audie. Dan disana gw melihat salah satu dari Tujuh Surga di Dunia Ini. Ruangan seorang Mangaka.
'Subhanallah' syukur gw dalam hati.

"Dia pengen bikin banyak komik. Dia pengen bikin Animasi. Dan apa ya. Kayaknya bukan harus disayangkan. Dia baru nyelesain satu komik. Yang aku kasih pinjem kamu tadi. Dan dia, pergi..." Nadia bercerita cukup panjang.

Dan sedangkan gw, tentu. Merenung..


"Ini foto Audie sama Kamu Nad?" Tanya gw sambil ngeliat foto di sebelah ranjang merah disitu. Wajah keduanya mirip, persis. Bagai Experia Z dibelah dua. Dan tentu, keduanya, cantik, abis.


"Iya, itu foto 1 tahun kemaren. Mana yang lebih cantik?" Jawab dia pelan.

"Audie lah.." Sahut gw tanpa pikir panjang..

Nadia mengambil sebuah pemukul baseball di pojok kamer dan tanpa pikir panjang juga dia getokin ke kepala gw. *ini boong*

"Cuma ayah sama kamu yang bilang Audie lebih cantik daripada aku mud.. Sampe Audinya juga bilang aku yang lebih cantik pas aku tanya dia.." Nadia tersenyum. Manis, banget.

Banyak yang pengen gw bilang saat itu tentang apapun yang gw fikirin di kamar Audie. Dan sayangnya tak ada satupun yang gw rasa, gw bisa ungkapin lewat kata.

Gw ngambil sebuah komik yang tergeletak di tepian ranjang dan kemudian duduk disana. Gw mandang covernya dalam-dalam.
Dan ketika gw baca nama komik itu, ada sesuatu yang hangat menyelimuti tangan gw. (waktu itu, gw pegang pake tangan kanan).
Gw rasa, hangat ini, hangat jemari Audie. Kayaknya keinginan gw ketemu dia nyampe.
Akhirnya gw tersenyum puas sambil memanjatkan beberapa do'a.






Nadia The Series

Part 1, Pertemuan yang biasa aja...

Sore itu bakalan hujan. Gw sengaja neduh di sebuah halte yang lumayan sepi.

Gw baru aja duduk di itu halte itu dan seorang ibu-ibu yang tadinya lagi duduk disitu langsung kabur. Oh ternyata ada damri berhenti di depan.
"syukurlah, gw takut gw dikira copet" gerutu gw dalem hati..

Tak lama, sesuai perkiraan gw hujan pun turun. Tapi aneh, gw denger suara hujan itu jatuh diiringi sebuah langkah kaki yang semakin lama semakin jelas terdengar. Dan setelah gw tengok ke arah kanan, gw liat seorang cewek berlari kearah gw.


Cewe barusan itu duduk tepat di sebelah gw. Gw matiin sebatang marlboro ice blast yang baru 1 menit dibakar.


"Makasih" celetuk cewek yang sekilas gw lihat, berbehel.


"Makasih buat apa?" timpal gw sambil sedikit ngelirik dia yang ternyata ngeluarin sebuah buku komik dari tasnya.


"Ngga papa. Makasih aja. Eh kamu tau ngga?" tanya dia santai. Gw sedikit kaget dengan dia ngelanjutin percakapan yang kira gw bakal usai setelah dia bilang 'gapapa'.


"Iya aku tau,, ngeroko itu ga baek. Dan gak bakal bikin badan aku anget ditengah ujan begini."


"Bukaan!" potong dia...


"Lah trus? Aku ganteng?" Bales gw.


"Eh? bentar..." Dia tiba-tiba mencari sebuah halaman di komik yang dia pegang. Halaman yang lebih awal.


"Liat deh ini" Dia nyodorin komiknya ke gw dan disana sekilas gw liat percakapan dua orang, cowo dan cewek.


"Apa ini?" Tanya gw sebelum komik itu beralih dari tangan dia ke tangan gw.


"Baca aja" sahut dia...


"Ini.. Persis banget sama percakapan kita tadi. Bahkan pas bilang 'aku ganteng' juga ada.. Kamu mentalist?" Tanya gw heran setelah membaca satu halaman komik yang dia kasih.


"haha bukan. Aku aja ga nyangka sama. Aku baca halaman itu tadi di kampus. jadi masih inget. Lucu ya.." Timpal dia antusias.


Sedemikian asyiknya suasana saat itu sampe bikin gw lupa sama ujan yang masih deres.


"Gw termasuk orang yang selalu percaya bahwa apapun di dunia ini gak ada yang cuman kebetulan aja... " Lanjut gw santai sembali ngeliatin Sabrina (Motor gw) yang lagi asik ujan-ujanan di depan halte.


"Aku juga.. Kamu tau siapa yang bikin komik itu?" Tanya dia sambil natap komik yang lagi gw pegang.


"Ngga, tapi sekilas aku liat kayaknya Indo banget. Aku tertarik buat baca semuanya nih.." Jawab gw sambil ngeliat cover depan komik tersebut yang bertuliskan nama "Aiva Audie Aeris".


"Itu adek aku.." sahut dia.


"Adek kamu? Wah aku jadi beneran pengen baca.." sahut gw semangat.


"Baca aja atau bawa aja pulang. Tapi ntar balikin." Balas dia.


"Bentar, aku yang harus nanya no Hp kamu apa kamu yang mau ngasih no Hp kamu?" Tanya gw tanpa natap atau ngelirik ke muka dia.


Tapi entah gw ga denger dia bilang sepatah-kata pun selama 10 detik setelah pertanyaan gw tadi...


Dan setelah 20 detik kemudian, memang ga ada suara apapun lagi. Akhirnya gw beraniin diri menoleh ke arah dia. Dan tanpa gw sangka, dia lagi bengong. Menatap hujan dikejauhan.


Gw gatau harus ngapain, emang enaknya gw sadarin dia dengan manggil nama dia. Dan sayangnya gw belum tau nama dia. Akhirnya dengan pelan gw bilang "Sayang, kenapa kamu ngelamun.."

Dia langsung menoleh kearah gw.

"Eh iya kenapa? maaf aku tadi tiba-tiba kepikiran sesuatu." kata dia sambil nunduk.


Gw gatau apa yang terjadi, apa yang salah sama kata-kata gw tadi sampe dia tiba-tiba kayak gitu. Sampe ga nyadar bahwa tadi gw panggil dia 'sayang'...


"Kamu ngga apa-apa?" Gw kembali nanya ke dia. Mungkin kalo dia itu cewek gw, gw ga bakal ngomong satu patah-kata-pun. Menarik kepala dia dan nyenderin dia di bahu gw. 


"Aku ngga apa-apa... Oia, kenapa kamu tadi nanya gitu? emang kenapa kalo kamu yang nanya no Hp aku duluan?" Nada suaranya sedikit berbeda dari tadi. Gw ga bisa nebak apa yang terjadi sama dia, tapi yang gw rasain suasana disana sedikit berubah.


"Ah ngga, kemaren temen aku minta no hp cewek malah langsung di katain bajingan..." timpal gw..


"Wah bagus donk kalo bajingan. Daripada homo, iya kan? atau jangan-jangan kamu...." canda yang cukup tawar bagi gw..


Gw pengan ketawa saat itu juga ngedenger jawaban dia. Tapi sekali lagi, candaan dia kayak yang lagi nutupin sesuatu. Dan sungguh, gw benci itu.


"Aku Nova.. Panggil aja Mudz.. Aku ga terlalu ngerti cewek.. Tapi a..."


"Maaf, susah ya nyembunyiin perasaan. Berhubung kamu gak kenal aku jadi aku kayakya bisa bilang. Kamu liat motor ninja yang lewat barusan?.. " Dia motong perkataan gw. Dan yang gw ga sangka, dia bakal berani bilang kayak gitu.


"Dia temen kampus aku. Seminggu yang lalu dia nembak aku. Dan aku masih inget kata-kata dia, 'dia cowok yang susah jatuh cinta. Dan setelah sekian lama, dia nemu aku untuk tempat dia jatuh'. Tapi aku tolak, karena aku emang gak mau pacaran. Dan kemaren, tau-tau dia jadian sama temen satu kampus juga. Dan..." 


"Dan dia bajingan?" Potong gw...


"Heem..." jawab dia pelan...


"Dan apa yang sampe jadi beban buat fikiran kamu?" gw bertanya tanpa ngeliat wajah dia. Dan bisa gw bayangin, wajah sedih seorang cewek. 


"Aku penggemar sastra. Dan aku benci orang yang mempermainkan kata-kata untuk membohongi orang lain..." jawab dia.


"Dan aku tebak, sebenernya kamu juga punya rasa suka sama dia. Dan kamu gak terima kalo nyatanya kamu menyukai orang yang salah.." Tambah gw. Dan dengan keyakinan 101% dia bakal jawab..

"Iya.."

"Hujannya agak reda. Aku bawa mantel. Biar aku anter kamu. Rumah kamu dimana?" Mungkin cuma perasaan gw. Tapi gw yakin, saat itu dia butuh rumah. Dan saat itu juga, sayangnya gw bukan rumah dia...


"Aku Nadia. Salam kenal.." Dia seperti lagi ngejawab pertanyaan gw. Tapi yang jelas, itu jawaban yang sebenernya gw lebih butuhin. Dan sungguh, ini konyol. Setelah kejadian yang lebih konyol barusan terjadi. Kita baru saling memberitahu nama...

Kamis, 16 Januari 2014

Pengolahan Minyak Daun Nilam

ABSTRAKSI
Minyak nilam tergolong dalam minyak atsiri dengan komponen utamanya adalah patchoulol. Daun dan bunga nilam mengandung minyak ini, tetapi orang biasanya mendapatkan minyak nilam dari penyulingan uap terhadap daun keringnya (seperti pada minyak cengkeh). Di Indonesia minyak nilam juga disuling dari kerabat dekat nilam yang asli dari Indonesia, nilam Jawa (Pogostemon heyneani), yang memiliki kualitas lebih rendah.
Daun nilam dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti pelembab kulit yaitu dengan cara daun nilam yang masih segar digosok-gosokkan keseluruh bagian tubuh. Daun nilam dapat pula dipergunakan untuk menghilangkan bau badan dan gatal-gatal karena semut atau nyamuk.
Minyak nilam dipakai sebagai salah satu bahan baku dalam industri wewangian, kosmetika, dan sebagai bahan campuran pembuatan kompon.
Masalah dalam penelitian ini adalah apa saja bahan yang di perlukan, apa saja alat yang digunakan, bagaimana proses pembuatan, apa saja manfaat dari minyak herbal daun Nilam. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apa saja bahan yang di perlukan,  alat apa saja yang digunakan, bagaimana proses pembuatan, apa saja manfaat dari minyak daun Nilam.

ABSTRACTION
Patchouli essential oil belonging to the main components are patchoulol. Patchouli leaves and flowers contain oil, but people usually get the patchouli oil from steam distillation of dried leaves (as in oil of cloves). In Indonesia, patchouli oil is also distilled from a close relative of the original patchouli from Indonesia, Java patchouli (Pogostemon heyneani), which has a lower quality.
Patchouli leaves can be used for various purposes such as a skin moisturizer that is by way of patchouli leaves are still fresh-scrubbed rub parts of the body. Patchouli leaves can also be used to eliminate body odor and itching due to ants or mosquitoes.
Patchouli oil is used as a raw material in perfumery industry, cosmetics, and as a compound of making the compound.
The problem in this study is whatever materials needed, what are the tools used, how the process of making, what are the benefits of herbal oil Patchouli leaves. The purpose of this study was to determine what materials are needed, what tools are used, how the process of making, what are the benefits of Patchouli leaf oil.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan. Salah satunya dalam bidang kesehatan. Beberapa Tumbuhan dapat digunakan sebagai obat misalnya minyak nilamyang berasal dari tumbuhan daun Nilam.
Daun nilam dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti pelembab kulit , menghilangkan bau badan dan gatal-gatal karena semut atau nyamuk. Daun nilam juga dapat dimanfaatkan sebagai obat.
Berdasarkan masalah diatas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai proses pengolahan minyak daun Nilam.

1.2         Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, pertanyaan dalam observasi ini adalah sebagai berikut :
1.2.1             Apa sajakah bahan yang diperlukan untuk membuat minyak nilam?
1.2.2             Apa sajakah alat yang digunakan untuk membuat minyak nilam?
1.2.3             Bagaimana proses pembuatan minyak nilam?
1.2.4             Apa saja manfaat dari minyak daun Nilam?

1.3         Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan observasi diatas, maka tujuan observasi ini adalah sebagai berikut :
1.3.1             Ingin mengetahui bahan yang diperlukan untuk membuat minyak nilam.
1.3.2             Ingin mengetahui alat yang digunakan untuk membuat minyak nilam.
1.3.3             Ingin mengetahui proses pembuatan minyak nilam.
1.3.4             Ingin mengetahuimanfaat dari minyak daun Nilam.




1.4         Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan observasi diatas, maka manfaat observasi ini adalah sebagai berikut :
1.4.4             Dapat mengetahui bahan yang diperlukan untuk membuat minyak nilam.
1.4.5             Dapat mengetahui alat yang digunakan untuk membuat minyak nilam.
1.4.6             Dapat mengetahui proses pembuatannyauntuk membuat minyak nilam.
1.4.7             Dapat mengetahuimanfaat dari minyak daun Nilam.

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1         TUMBUHAN
Dalam biologi, tumbuhan merujuk pada organisme yang termasuk ke dalam Regnum Plantae. Di dalamnya masuk semua organisme yang sangat biasa dikenal orang seperti pepohonan, semak, terna, rerumputan, paku-pakuan, lumut, serta sejumlah alga hijau. Tercatat sekitar 350.000 spesies organisme termasuk di dalamnya, tidak termasuk alga hijau. Dari jumlah itu, 258.650 jenis merupakan tumbuhan berbunga dan 18.000 jenis tumbuhan lumut. Hampir semua anggota tumbuhan bersifat autotrof, dan mendapatkan energi langsung dari cahaya matahari melalui proses fotosintesis. Karena warna hijau amat dominan pada anggota kerajaan ini, nama lain yang dipakai adalah Viridiplantae ("tetumbuhan hijau"). Nama lainnya adalah Metaphyta.
A.      Pembatasan
 Tumbuhan masa lalu memasukkan pula semua alga dan fungi (termasuk jamur lendir) sebagai anggotanya. Kritik-kritik yang muncul membuat fungi dipisahkan dari tumbuhan. Meskipun stasioner, fungi bersifat saprotrof, mendapatkan energi dari sisa-sisa bahan organik. Selain itu, dinding sel fungi tidak tersusun dari bahan yang sama dengan tumbuhan dan malahan mirip hewan. Sebagian besar alga kemudian juga mulai dipisahkan dari keanggotaan tumbuhan karena tidak memiliki diferensiasi jaringan dan tidak mengembangkan klorofil sebagai pigmen penangkap energi.
Penggunaan teknik-teknik biologi molekuler terhadap filogeni tumbuhan ternyata memberikan banyak dukungan atas pemisahan ini. Tumbuhan dalam arti yang sekarang dipakai (arti sempit) dianggap sebagai keturunan dari suatu alga hijau.
B.     Ciri Khas
Ciri yang segera mudah dikenali pada tumbuhan adalah warna hijau yang dominan akibat kandungan pigmen klorofil yang berperan vital dalam proses penangkapan energi melalui fotosintesis. Dengan demikian, tumbuhan secara umum bersifat autotrof. Beberapa perkecualian, seperti pada sejumlah tumbuhan parasit, merupakan akibat adaptasi terhadap cara hidup dan lingkungan yang unik. Karenasifatnya yang autotrof, tumbuhan selalu menempati posisi pertama dalam rantai aliran energi melalui organisme hidup (rantai makanan).
Tumbuhan bersifat stasioner atau tidak bisa berpindah atas kehendak sendiri, meskipun beberapa alga hijau bersifat motil (mampu berpindah) karena memiliki flagelum. Akibat sifatnya yang pasif ini tumbuhan harus beradaptasi secara fisik atas perubahan lingkungan dan gangguan yang diterimanya. Variasi morfologi tumbuhan jauh lebih besar daripada anggota kerajaan lainnya. Selain itu, tumbuhan menghasilkan banyak sekali metabolis sekunder sebagai mekanisme pertahanan hidup atas perubahan lingkungan atau serangan pengganggu. Reproduksi juga terpengaruh oleh sifat ini
Pada tingkat selular, dinding sel yang tersusun dari selulosa, hemiselulosa, dan pektin menjadi ciri khasnya, meskipun pada tumbuhan tingkat sederhana kadang-kadang hanya tersusun dari pektin. Hanya sel tumbuhan yang memiliki plastida; juga vakuola yang besar dan seringkali mendominasi volume sel.

2.2         TUMBUHAN OBAT
A.  Definisi
Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Pengertian berkhasiat obat adalah mengandung zat aktif yang berfungsi mengobati penyakit tertentu atau jika tidak mengandung zat aktif tertentu tapi mengandung efek resultan / sinergi dari berbagai zat yang berfungsi mengobati.
          Dalam penggunaan tanaman obat sebagai obat bisa dengan cara diminum, ditempel, untuk mencuci/mandi, dihirup sehingga penggunaannya dapat memenuhi konsep kerja reseptor sel dalam menerima senyawa kimia atau rangsangan.
B.  Sejarah
          Tanaman Obat sebagai sebagai obat asli Indonesia, sudah ada sejak zaman nenek moyang kita (Nusantara) yaitu digunakan dalam upaya memelihara kesehatan dan mengobati penyakit, kemudian pengetahuan ini diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
          Pengetahuan tentang tanaman obat dari luar seperti india, China terdapat kemiripan dikarenakan letak geografis Nusantara di antara dua pusat kebudayan yaitu China dan India. Hubungan dagang dan penyebaran agama menjadi media penyaluran pengetahuan tentang tanaman obat. Sejak zaman kerajaan di Nusantara dari mulai Kutai Kartanegara, Sriwijaya, Majapahit sampai pada Kesultanan Mataram dan zaman VOC obat yang digunakan nenek moyang bangsa kita adalah tanaman obat.

2.3         TANAMAN NILAM
Tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang cukup penting, dikenal dengan nama Patchouly Oil.
Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil), minyak esensial, minyak terbang, serta minyak aromatik, adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan, sulingan minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.
 Minyak nilam bersama dengan 14 jenis minyak atsiri lainnya adalah komoditi ekspor menghasilkan devisa. Minyak nilam Indonesia sudah dikenal dunia sejak 65 tahun yang lalu, volume ekspor minyak atsiri selalu mengalami peningkatan, tahun 2001 mencapai 5.080 ton dengan nilai US $ 52,97 juta atau 4,4% nilai perdagangan minyak atsiri dunia, Indonesia pemasok utama minyak nilam dunia (90%).

A.      EKOLOGI
Tanaman nilam dapat tumbuh di dataran rendah maupun tinggi dengan ketinggian optimal 10-400 mdpl, curah hujan antara 2500 - 3500 mm/th dan merata sepanjang tahun, suhu 24 - 280C, kelembaban lebih dari 75%, intensitas penyinaran matahari cukup, tanah subur dan gembur kaya akan humus.

B.       PEMBIBITAN
- Stek diambil dari batang atau cabang yang sudah mengayu dari bagian tengah, berdiameter 0,8-1,0 cm, + 15-23 cm dan paling sedikit 3-5 mata tunas.
- Siapkan bedengan persemaian, ukuran lebar 1,5 m, tinggi 30 cm dan panjang tergantung kebutuhan, parit selebar 30-40 cm dan dalamnya + 50 cm.
- Tanah bedengan diolah sampai gembur dicampur pasir dengan perbandingan 2:1 dan selanjutnya diberi pupuk kandang matang yang telah dicampur dengan pupuk organic.
- Buat naungan menghadap ke timur dengan ketinggian 180 cm timur dan 120 cm barat, letakkan daun kelapa atau alang-alang di atas para-para.
- Stek ditanam posisi miring, bersudut 450 sedalam 10 cm dan jarak tanam 10 x 10 cm
- Setelah umur 3-4 minggu bibit sudah siap dipindahkan ke lapangan (2-4 hari) sebelum bibit dipindah)dapat disemprot dengan pupuk cair organic.
C.    PENGOLAHAN LAHAN
- Lahan dibersihkan dari jenis rumput-rumputan, kayu-kayuan dan semak belukar.
- Tanah dicangkul atau dibajak serta digaru.
- Buat parit-parit pembuangan air lebar 30-40 cm dan dalamnya 50 cm.

D.    JARAK TANAM
- Dataran rendah yang tanahnya subur 100 x 100 cm, tanah yang kandungan liatnya tinggi 50 x 100 cm.
- Pada tanah lipatit, 75 x 75 cm.
- Tanah berbukit dengan mengikuti garis contour 50 x 100 cm atau 30 x 100 cm.

E.     PENANAMAN
Secara tidak Langsung:
-       Bibit stek dicabut dari persemaian umur 3-4 minggu, bila akar terlalu panjang sebaiknya dipotong supaya tidak mudah terserang busuk akar, Setiap lubang tanam ditanami 1-2 bibit stek.
Secara Langsung:
- Tanam stek secara langsung di lahan 2-3 stek per lubang tanam
Catatan : Akan lebih baik pada penanaman secara langsung, sebelum di tanam stek direndam dulu dalam pupuk cair organic.
F.     PEMUPUKAN
Pemupukan dengan cara melingkar di sekililing pangkal tanaman sesuai dengan dosis yang telah direkomendasikan, baik dalam berbentuk cair maupun padat.

G.    PENYULAMAN
Penyulaman dilakukan satu bulan setelah tanam untuk mengganti tanaman yang mati atau kurang normal
H.    PENYIANGAN
Dilakukan 2 bulan setelah tanam atau saat tanaman mencapai tinggi 20-30 cm dan cabang bertingkat dengan radius 20 cm. Selanjutnya setiap 3 bulan sekali
I.       PEMANGKASAN
- Penjarangan dan pemangkasan dilakukan pada umur 3 bulan setelah tanam. Penjarangan dengan mencabut tanaman yang jaraknya terlalu rapat.
J.      PEMBUMBUNAN
Dilakukan setelah panen, cabang-cabang yang ditinggalkan setelah panen dan letaknya dekat dengan tanah ditimbun di dekat ujungnya setinggi 10-15 cm. Sedang cabang-cabang yang letaknya jauh dari tanah dipatahkan di bagian ujungnya, tetapi tidak terputus dari batangnya, sesudah itu bagian yang patah ditimbun dengan tanah.
K.    PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT
1. Hama
a. Ulat Penggulung Daun (Pachyzaneba stutalis)
Ulat hidup dalam gulungan daun muda, sambil memakan daun yang tumbuh, serangan berat hanya tinggal tulang-tulang daun saja. Pengendalian : kumpulkan dan musnahkan .
b. Belalang ( Orthoptera )
Hama ini memakan daun, sehingga tanaman menjadi gundul. Serangan berat batang dimakan akhirnya mati. Pengendalian : sanitasi lingkungan .
c. Criket Pemakan Daun (Gryllidae)
Memakan daun muda sehingga daun berlubang-lubang dan produksi turun. Pengendalian : sanitasi lingkungan.


2. Penyakit
a. Budok (hoprosep)
Penyebabnya adalah virus, gejala daun keriting, berwarna abu-abu dan rontok, terbentuk benjolan-benjolan pada batang sampai akar bila dipijit baunya tidak enak. Penyakit ini tumbuh setelah musim kemarau dan disebabkan oleh pemangkasan yang terlalu berat saat panen. Pengendalian : sanitas kebun, Alat-alat kerja steril.
b. Penyakit Busuk Batang
Penyebabnya jamur Fusarium sp. dan menyerang pada akar atau batang. Batang terserang akan mengerut, warna berubah coklat lalu menghitam disekeliling batang dan akhirnya mati. Pengendalian : kurangi kelembaban dengan cara dipangkas, hindari luka, gunakan pestisida organic
Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, dapat digunakan pestisida kimia sesuai anjuran. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml ( ½ tutup) pertangki
L.     PANEN DAN PASCA PANEN
- Panen dapat dilakukan pada umur 6 - 8 bulan setelah tanam
- Semua bagian tanaman nilam, yaitu akar, batang, cabang dan daun mengandung minyak atsiri
- Alat yang digunakan sabit, gunting, atau parang yang tajam dan bersih
- Panen pertama, bagian yang boleh dipangkas adalah cabang-cabang dari tingkat dua ke atas, sedang cabang-cabang tingkat pertama ditinggalkan
- Selesai panen pertama, bila cabang-cabang pertama jauh dari tanah dirundukkan tetapi tidak putus kemudian ditimbun tanah pada setiap tunasnya
- Setelah tanaman umur 9 bulan, tanaman dapat dipanen kedua kalinya dengan cara seperti panen pertama, sehingga akan diperoleh cabang-cabang baru dan anakan baru.
- Demikian selanjutnya sampai panenan pada bulan ke-12, 15, 18, 21, 24 , dst
- Panenan daun nilam dipotong-potong + 3-5 cm kemudian dijemur di bawah sinar matahari sampai kadar air 15 % kemudian di suling di tempat penyulingan.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1         SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitiannya yaitu proses pengolahan minyak herbaldaun nilam di Desa Sumurwiru Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan.

3.2         OBJEK PENELITIAN
Objek yang penulis teliti adalah Minyak daun Nilam, bahan yang diperlukan, alat yang  digunakan, proses pembuatan dan manfaat dari Minyak daun Nilam.

3.3         SIFAT DAN JENIS PENELITIAN
Sifat dan jenis penelitian yang penulis gunakan adalah metode observasi partisipatif yang merupakan metode observasi yang terlibat langsung dengan objek yg diteliti. Kegunaan metode ini adalah mencapai data utama atau informasi dalam metode penelitian kualitatif.

3.4         LOKASI PENELITIAN
Lokasi yang penulis jadikan tempat penelitian yaitu Pabrik Pengolahan Minyak nilamdi DesaSumurwiruKecamatanCibeureumKabupatenKuningan.

3.5         WAKTU PENELITIAN
Selasa, 6September 2011, pukul 15.00-16.00 WIB

3.6         TEKNIK PENGUMPULAN DATA
3.6.1        Observasi
            Observasi merupakan salah satu instrumen pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan terhadap objek yang berisikan suatu proses. Objek yang diamati adalah Minyak daun Nilam, bahan yang diperlukan, alat yang  digunakan, proses pembuatan dan manfaatnya.
3.6.2        Wawancara
            Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab tentang masalah yang diteliti. Wawancara dilakukan kepada narasumber yang merupakan pemilik pabrik pengolahan Minyak herbal daun nilam di Desa Sumurwiru.
3.6.3        Dokumentasi
            Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengabadikan objek yang diteliti dengan format digital.

3.7         TEKNIK PENGOLAHAN DATA
Adapun metode pengolahan data yang penulis lakukan adalah metode kualitatif yaitu berupa penguraian kata atau kalimat-kalimat secara tertulis. Pada dasarnya pengolahan data secara kualitatif mempunyai tahapan-tahapan sebagai berikut :
3.7.1        Reduksi data, diartikan sebagai suatu proses pemilihan data, pemusatan perhatian pada penyederhanaan data, pengabstrakan data, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan anekdok dan daftar cek di tempat penelitian.
3.7.2        Penyajian data, yaitu penyusunan matriks data untuk dijadikan sebagai sekumpulan informasi yang tersusun rapi dan memberikan kemungkinan dan adanya penarikan kesimpulan serta pengambilan tindakan.
3.7.3        Menarik kesimpulan, setelah kedua tahapan pengolahan data kualitatif tersebut dilakukan, maka langkah terakhit dalam pengolahan data adalah mengadakan penarikan kesimpulan atas data-data yang telah tersaji rapi sebagai jawaban atas permasalahan penelitian yang dilakukan.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN


4.1         Bahan-Bahan Yang Diperlukan
Minyak Nilam merupakan minyak herbal alami dan bahan yang diperlukan pun hanya daun Nilam saja.
4.2         Alat Yang Digunakan
Alat-alat yang digunakan untuk membuat minyak nilamadalah sebagai berikut
a.         Boiler daun (tungku uap)
b.        Kondensor (pipa pendingin)
c.         Separator (pemisah minyak dan air)
d.        Kain Monel (penyaring minyak)
4.3         Proses Pembuatan
a.         Daun Nilam yang telah siap untuk diolah, dikeringkan terlebih dahulu. Proses pengeringan melalui dua cara,
1.         Dijemur dibawah sinar matahari
2.         Dianginkan
b.        Dipotong menggunakan mesin berbahan bakan bensin (dirajang)
c.         Diuapkan di dalam Boiler
d.        Didinginkan menggunakan kondensor
e.         Dikeluarkan ke separator untuk dipisahkan antara minyak dan airnya
f.         Disaring menggunakan kain monel
g.        Minyak berwarna kuning tua dan agak kental.
h.        Minyak telah selesai diproses.
4.4         Manfaat
a.         Sebagai pelekat wangi atau induk dari berbagai parfum
b.        Dapat digunakan sebagai obat misalnya:
·           Sebagai minyak untuk memijat
·           Sebagai pengobat luka luar.
·           Sebagai pengganti minyak kayu putih
                 
BAB V
PENUTUP

5.1         Kesimpulan
Setelah melakukan observasi dan menganalisis data, penulis membuat kesimpulan sebagai berikut :
1.        Minyak herbal daun nilam merupakan minyak alami yang terbuat langsung dari daun nilam tanpa ada tambahan dari bahan lain.
2.        Proses pengolahan minyak nilamdi Desa Sumurwiru melalui beberapa tahap yang berkesinambungan.
3.        Minyak nilam bisa digunakan untuk minyak wangi dan obat.

5.2         Saran-Saran
Berdasarkan hasil penelitian, diberikan saran-saran sebagai berikut :
1.      Dalam prosesnya agar lebih ditingkatkan kesehatannya.
2.       Promosi produk agar lebih ditingkatkan.
3.       Alat alat yang digunakan agar diperbanyak guna mendukung produktivitas.