Minggu, 11 Mei 2014

Std

Seorang lelaki bergegas lari melewati pintu gerbang sekolah seperti kesurupan. Kemudian berhenti sejenak sebelum bertemu kerumunan, celingukan ke kesana kemari. Aku yang tengah duduk di sebuah kursi yang ada di sebelah kiri pintu satpam memandangi dia dari kejauhan. Yang aku fikirkan, dia sedang mencari seseorang, mungkin pacarnya. 

Dan pastinya, dia sedang berusaha membuat waktu menunggu pacarnya itu tak menjadi lebih lama.
Hanya beberapa detik dia berdiri, dia menyerah pada kerumunan siswa baru di hadapannya. Merogoh sesuatu dibalik saku celananya, dia mencoba menghubungi seorang melalui ponselnya.
Aku kemudian mengabaikan dia, berusaha untuk tak memperhatikan lebih lama lelaki itu.

Seseorang yang menunggu dia, sepertinya tengah dilanda kegundahan. Iya, menunggu itu selalu membosankan. Bila memang ada menunggu yang menyenangkan, tolong, aku pesan 2 bungkus, sambelnya dipisah.

"Eh sial, gw juga lagi nungguin orang. Si Roni lagi kemana ya. "
Hari itu hari senin, hari pertama test seleksi masuk SMA. SMA favorit yang mengerikan, dimana bidadari seperti Ayu Alfiyati dan homo-homo layaknyaAndhika Putra Abdi Pratama dan Rangga Syaelendra berkeliaran bersatu padu.
Satu sekolah yang mampu menyadarkanku akan satu hal.Satu hal. Dan pada hari itu, dimulailah beberapa kejadian mengenaskan yang redup terang mewarnai hidup, lebih dari merah sunset dari kedekatan lautan.

0 comment:

Posting Komentar