ABSTRAKSI
Minyak nilam tergolong dalam minyak atsiri dengan komponen utamanya
adalah patchoulol. Daun dan bunga
nilam mengandung minyak ini, tetapi orang biasanya mendapatkan minyak nilam
dari penyulingan uap terhadap daun keringnya (seperti pada minyak cengkeh). Di Indonesia minyak nilam juga
disuling dari kerabat dekat nilam yang asli dari Indonesia, nilam
Jawa (Pogostemon heyneani), yang memiliki kualitas lebih rendah.
Daun nilam dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan
seperti pelembab kulit yaitu dengan cara daun nilam yang masih segar
digosok-gosokkan keseluruh bagian tubuh. Daun nilam dapat pula dipergunakan
untuk menghilangkan bau badan dan gatal-gatal karena semut atau nyamuk.
Minyak nilam dipakai sebagai salah satu bahan baku dalam
industri wewangian, kosmetika, dan sebagai bahan campuran pembuatan kompon.
Masalah dalam penelitian ini adalah apa saja bahan yang di
perlukan, apa saja alat yang digunakan, bagaimana proses pembuatan, apa saja
manfaat dari minyak herbal daun Nilam. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
apa saja bahan yang di perlukan, alat
apa saja yang digunakan, bagaimana proses pembuatan, apa saja manfaat dari
minyak daun Nilam.
ABSTRACTION
Patchouli essential oil belonging to the
main components are patchoulol. Patchouli leaves and flowers contain oil, but
people usually get the patchouli oil from steam distillation of dried leaves
(as in oil of cloves). In Indonesia, patchouli oil is also distilled from a
close relative of the original patchouli from Indonesia, Java patchouli
(Pogostemon heyneani), which has a lower quality.
Patchouli leaves can be used for various
purposes such as a skin moisturizer that is by way of patchouli leaves are
still fresh-scrubbed rub parts of the body. Patchouli leaves can also be used
to eliminate body odor and itching due to ants or mosquitoes.
Patchouli oil is used as a raw material in
perfumery industry, cosmetics, and as a compound of making the compound.
The problem in this study is whatever
materials needed, what are the tools used, how the process of making, what are
the benefits of herbal oil Patchouli leaves. The purpose of this study was to
determine what materials are needed, what tools are used, how the process of
making, what are the benefits of Patchouli leaf oil.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tumbuhan merupakan
makhluk hidup yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan. Salah satunya dalam
bidang kesehatan. Beberapa Tumbuhan dapat digunakan sebagai obat misalnya minyak
nilamyang berasal dari tumbuhan daun Nilam.
Daun
nilam dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti pelembab kulit , menghilangkan
bau badan dan gatal-gatal karena semut atau nyamuk. Daun nilam juga dapat
dimanfaatkan sebagai obat.
Berdasarkan masalah
diatas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai proses pengolahan
minyak daun Nilam.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, pertanyaan dalam
observasi ini adalah sebagai berikut :
1.2.1
Apa
sajakah bahan yang diperlukan untuk membuat minyak nilam?
1.2.2
Apa
sajakah alat yang digunakan untuk membuat minyak nilam?
1.2.3
Bagaimana
proses pembuatan minyak nilam?
1.2.4
Apa
saja manfaat dari minyak daun Nilam?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan observasi diatas, maka tujuan observasi
ini adalah sebagai berikut :
1.3.1
Ingin
mengetahui bahan yang diperlukan untuk membuat minyak nilam.
1.3.2
Ingin
mengetahui alat yang digunakan untuk membuat minyak nilam.
1.3.3
Ingin
mengetahui proses pembuatan minyak nilam.
1.3.4
Ingin
mengetahuimanfaat dari minyak daun Nilam.
1.4
Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan observasi diatas, maka manfaat observasi
ini adalah sebagai berikut :
1.4.4
Dapat
mengetahui bahan yang diperlukan untuk membuat minyak nilam.
1.4.5
Dapat
mengetahui alat yang digunakan untuk membuat minyak nilam.
1.4.6
Dapat
mengetahui proses pembuatannyauntuk membuat minyak nilam.
1.4.7
Dapat
mengetahuimanfaat dari minyak daun Nilam.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
2.1
TUMBUHAN
Dalam
biologi, tumbuhan merujuk pada organisme yang termasuk ke dalam Regnum Plantae.
Di dalamnya masuk semua organisme yang sangat biasa dikenal orang seperti pepohonan,
semak, terna, rerumputan, paku-pakuan, lumut, serta sejumlah alga hijau.
Tercatat sekitar 350.000 spesies organisme termasuk di dalamnya, tidak termasuk
alga hijau. Dari jumlah itu, 258.650 jenis merupakan tumbuhan berbunga dan
18.000 jenis tumbuhan lumut. Hampir semua anggota tumbuhan bersifat autotrof,
dan mendapatkan energi langsung dari cahaya matahari melalui proses
fotosintesis. Karena warna hijau amat dominan pada anggota kerajaan ini, nama
lain yang dipakai adalah Viridiplantae ("tetumbuhan hijau"). Nama
lainnya adalah Metaphyta.
A.
Pembatasan
Tumbuhan masa lalu memasukkan
pula semua alga dan fungi (termasuk jamur lendir) sebagai anggotanya.
Kritik-kritik yang muncul membuat fungi dipisahkan dari tumbuhan. Meskipun
stasioner, fungi bersifat saprotrof, mendapatkan energi dari sisa-sisa bahan
organik. Selain itu, dinding sel fungi tidak tersusun dari bahan yang sama
dengan tumbuhan dan malahan mirip hewan. Sebagian besar alga kemudian juga
mulai dipisahkan dari keanggotaan tumbuhan karena tidak memiliki diferensiasi
jaringan dan tidak mengembangkan klorofil sebagai pigmen penangkap energi.
Penggunaan teknik-teknik biologi molekuler terhadap filogeni tumbuhan
ternyata memberikan banyak dukungan atas pemisahan ini. Tumbuhan dalam arti yang
sekarang dipakai (arti sempit) dianggap sebagai keturunan dari suatu alga hijau.
B.
Ciri
Khas
Ciri yang segera mudah dikenali pada tumbuhan adalah warna
hijau yang dominan akibat kandungan pigmen klorofil yang berperan vital dalam
proses penangkapan energi melalui fotosintesis. Dengan demikian, tumbuhan
secara umum bersifat autotrof. Beberapa perkecualian, seperti pada sejumlah tumbuhan
parasit, merupakan akibat adaptasi terhadap cara hidup dan lingkungan yang
unik. Karenasifatnya yang autotrof, tumbuhan selalu menempati posisi pertama
dalam rantai aliran energi melalui organisme hidup (rantai makanan).
Tumbuhan
bersifat stasioner atau tidak bisa berpindah atas kehendak sendiri, meskipun
beberapa alga hijau bersifat motil (mampu berpindah) karena memiliki flagelum.
Akibat sifatnya yang pasif ini tumbuhan harus beradaptasi secara fisik atas
perubahan lingkungan dan gangguan yang diterimanya. Variasi morfologi tumbuhan
jauh lebih besar daripada anggota kerajaan lainnya. Selain itu, tumbuhan
menghasilkan banyak sekali metabolis sekunder sebagai mekanisme pertahanan
hidup atas perubahan lingkungan atau serangan pengganggu. Reproduksi juga
terpengaruh oleh sifat ini
Pada
tingkat selular, dinding sel yang tersusun dari selulosa, hemiselulosa, dan
pektin menjadi ciri khasnya, meskipun pada tumbuhan tingkat sederhana
kadang-kadang hanya tersusun dari pektin. Hanya sel tumbuhan yang memiliki
plastida; juga vakuola yang besar dan seringkali mendominasi volume sel.
2.2
TUMBUHAN
OBAT
A. Definisi
Tanaman obat adalah tanaman yang
memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun
pencegahan penyakit. Pengertian berkhasiat obat adalah mengandung zat aktif
yang berfungsi mengobati penyakit tertentu atau jika tidak mengandung zat aktif
tertentu tapi mengandung efek resultan / sinergi dari berbagai zat yang
berfungsi mengobati.
Dalam
penggunaan tanaman obat sebagai obat bisa dengan cara diminum, ditempel, untuk
mencuci/mandi, dihirup sehingga penggunaannya dapat memenuhi konsep kerja
reseptor sel dalam menerima senyawa kimia atau rangsangan.
B.
Sejarah
Tanaman
Obat sebagai sebagai obat asli Indonesia, sudah ada sejak zaman nenek moyang
kita (Nusantara) yaitu digunakan dalam upaya memelihara kesehatan dan mengobati
penyakit, kemudian pengetahuan ini diwariskan secara turun temurun dari
generasi ke generasi.
Pengetahuan
tentang tanaman obat dari luar seperti india, China terdapat kemiripan
dikarenakan letak geografis Nusantara di antara dua pusat kebudayan yaitu China
dan India. Hubungan dagang dan penyebaran agama menjadi media penyaluran
pengetahuan tentang tanaman obat. Sejak zaman kerajaan di Nusantara dari mulai
Kutai Kartanegara, Sriwijaya, Majapahit sampai pada Kesultanan Mataram dan
zaman VOC obat yang digunakan nenek moyang bangsa kita adalah tanaman obat.
2.3
TANAMAN
NILAM
Tanaman nilam
(Pogostemon cablin Benth) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri
yang cukup penting, dikenal dengan nama Patchouly Oil.
Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil), minyak esensial, minyak terbang, serta minyak aromatik, adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan
kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas.
Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk
pengobatan) alami. Di dalam perdagangan, sulingan minyak atsiri dikenal
sebagai bibit minyak wangi.
Minyak nilam bersama dengan 14 jenis minyak
atsiri lainnya adalah komoditi ekspor menghasilkan devisa. Minyak nilam
Indonesia sudah dikenal dunia sejak 65 tahun yang lalu, volume ekspor minyak
atsiri selalu mengalami peningkatan, tahun 2001 mencapai 5.080 ton dengan nilai
US $ 52,97 juta atau 4,4% nilai perdagangan minyak atsiri dunia, Indonesia
pemasok utama minyak nilam dunia (90%).
A.
EKOLOGI
Tanaman nilam dapat tumbuh di dataran rendah maupun tinggi dengan ketinggian optimal 10-400 mdpl, curah hujan antara 2500 - 3500 mm/th dan merata sepanjang tahun, suhu 24 - 280C, kelembaban lebih dari 75%, intensitas penyinaran matahari cukup, tanah subur dan gembur kaya akan humus.
Tanaman nilam dapat tumbuh di dataran rendah maupun tinggi dengan ketinggian optimal 10-400 mdpl, curah hujan antara 2500 - 3500 mm/th dan merata sepanjang tahun, suhu 24 - 280C, kelembaban lebih dari 75%, intensitas penyinaran matahari cukup, tanah subur dan gembur kaya akan humus.
B.
PEMBIBITAN
- Stek diambil dari batang atau
cabang yang sudah mengayu dari bagian tengah, berdiameter 0,8-1,0 cm, + 15-23
cm dan paling sedikit 3-5 mata tunas.
- Siapkan bedengan persemaian,
ukuran lebar 1,5 m, tinggi 30 cm dan panjang tergantung kebutuhan, parit
selebar 30-40 cm dan dalamnya + 50 cm.
- Tanah bedengan diolah sampai
gembur dicampur pasir dengan perbandingan 2:1 dan selanjutnya diberi pupuk
kandang matang yang telah dicampur dengan pupuk organic.
- Buat naungan menghadap ke timur
dengan ketinggian 180 cm timur dan 120 cm barat, letakkan daun kelapa atau
alang-alang di atas para-para.
- Stek ditanam posisi miring, bersudut
450 sedalam 10 cm dan jarak tanam 10 x 10 cm
- Setelah umur 3-4 minggu bibit
sudah siap dipindahkan ke lapangan (2-4 hari) sebelum bibit dipindah)dapat
disemprot dengan pupuk cair organic.
C.
PENGOLAHAN
LAHAN
- Lahan dibersihkan dari jenis rumput-rumputan, kayu-kayuan dan semak
belukar.
- Tanah dicangkul atau dibajak serta digaru.
- Buat parit-parit pembuangan air lebar 30-40 cm dan dalamnya 50 cm.
D.
JARAK TANAM
- Dataran rendah yang tanahnya subur 100 x 100 cm, tanah yang kandungan
liatnya tinggi 50 x 100 cm.
- Pada tanah lipatit, 75 x 75 cm.
- Tanah berbukit dengan mengikuti garis contour 50 x 100 cm atau 30 x
100 cm.
E. PENANAMAN
Secara tidak
Langsung:
-
Bibit stek
dicabut dari persemaian umur 3-4 minggu, bila akar terlalu panjang sebaiknya
dipotong supaya tidak mudah terserang busuk akar, Setiap lubang tanam ditanami
1-2 bibit stek.
Secara
Langsung:
- Tanam stek secara langsung di lahan 2-3 stek per lubang tanam
Catatan : Akan lebih baik pada penanaman secara langsung, sebelum di tanam
stek direndam dulu dalam pupuk cair organic.
F. PEMUPUKAN
Pemupukan dengan cara melingkar di sekililing pangkal tanaman sesuai
dengan dosis yang telah direkomendasikan, baik dalam berbentuk cair maupun
padat.
G. PENYULAMAN
Penyulaman dilakukan satu bulan setelah tanam untuk mengganti tanaman
yang mati atau kurang normal
H. PENYIANGAN
Dilakukan 2 bulan setelah tanam atau saat tanaman mencapai tinggi 20-30
cm dan cabang bertingkat dengan radius 20 cm. Selanjutnya setiap 3 bulan sekali
I. PEMANGKASAN
- Penjarangan dan pemangkasan
dilakukan pada umur 3 bulan setelah tanam. Penjarangan dengan mencabut tanaman
yang jaraknya terlalu rapat.
J.
PEMBUMBUNAN
Dilakukan setelah panen, cabang-cabang yang ditinggalkan setelah panen
dan letaknya dekat dengan tanah ditimbun di dekat ujungnya setinggi 10-15 cm.
Sedang cabang-cabang yang letaknya jauh dari tanah dipatahkan di bagian
ujungnya, tetapi tidak terputus dari batangnya, sesudah itu bagian yang patah
ditimbun dengan tanah.
K. PENGELOLAAN
HAMA DAN PENYAKIT
1. Hama
a. Ulat Penggulung Daun (Pachyzaneba stutalis)
Ulat hidup dalam gulungan daun muda, sambil memakan daun yang tumbuh,
serangan berat hanya tinggal tulang-tulang daun saja. Pengendalian : kumpulkan
dan musnahkan .
b. Belalang ( Orthoptera )
Hama ini memakan daun, sehingga tanaman menjadi gundul. Serangan berat
batang dimakan akhirnya mati. Pengendalian : sanitasi lingkungan .
c. Criket Pemakan Daun (Gryllidae)
Memakan daun muda sehingga daun berlubang-lubang dan produksi turun.
Pengendalian : sanitasi lingkungan.
2. Penyakit
a. Budok (hoprosep)
Penyebabnya adalah virus, gejala
daun keriting, berwarna abu-abu dan rontok, terbentuk benjolan-benjolan pada
batang sampai akar bila dipijit baunya tidak enak. Penyakit ini tumbuh setelah
musim kemarau dan disebabkan oleh pemangkasan yang terlalu berat saat panen.
Pengendalian : sanitas kebun, Alat-alat kerja steril.
b. Penyakit Busuk Batang
Penyebabnya jamur Fusarium sp. dan
menyerang pada akar atau batang. Batang terserang akan mengerut, warna berubah
coklat lalu menghitam disekeliling batang dan akhirnya mati. Pengendalian :
kurangi kelembaban dengan cara dipangkas, hindari luka, gunakan pestisida
organic
Catatan : Jika pengendalian hama
dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, dapat digunakan pestisida
kimia sesuai anjuran. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak
mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml ( ½
tutup) pertangki
L. PANEN DAN
PASCA PANEN
- Panen dapat dilakukan pada umur 6
- 8 bulan setelah tanam
- Semua bagian tanaman nilam, yaitu
akar, batang, cabang dan daun mengandung minyak atsiri
- Alat yang digunakan sabit,
gunting, atau parang yang tajam dan bersih
- Panen pertama, bagian yang boleh
dipangkas adalah cabang-cabang dari tingkat dua ke atas, sedang cabang-cabang
tingkat pertama ditinggalkan
- Selesai panen pertama, bila
cabang-cabang pertama jauh dari tanah dirundukkan tetapi tidak putus kemudian
ditimbun tanah pada setiap tunasnya
- Setelah tanaman umur 9 bulan,
tanaman dapat dipanen kedua kalinya dengan cara seperti panen pertama, sehingga
akan diperoleh cabang-cabang baru dan anakan baru.
- Demikian selanjutnya sampai panenan
pada bulan ke-12, 15, 18, 21, 24 , dst
- Panenan daun nilam
dipotong-potong + 3-5 cm kemudian dijemur di bawah sinar matahari sampai kadar
air 15 % kemudian di suling di tempat penyulingan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
SUBJEK PENELITIAN
Subjek
penelitiannya yaitu proses pengolahan minyak herbaldaun nilam di Desa Sumurwiru
Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan.
3.2
OBJEK PENELITIAN
Objek
yang penulis teliti adalah Minyak daun Nilam, bahan yang diperlukan, alat
yang digunakan, proses pembuatan dan
manfaat dari Minyak daun Nilam.
3.3
SIFAT DAN JENIS
PENELITIAN
Sifat dan jenis penelitian yang penulis gunakan adalah
metode observasi partisipatif yang merupakan metode observasi yang terlibat
langsung dengan objek yg diteliti. Kegunaan metode ini adalah mencapai data
utama atau informasi dalam metode penelitian kualitatif.
3.4
LOKASI PENELITIAN
Lokasi
yang penulis jadikan tempat penelitian yaitu Pabrik Pengolahan Minyak nilamdi DesaSumurwiruKecamatanCibeureumKabupatenKuningan.
3.5
WAKTU PENELITIAN
Selasa, 6September 2011, pukul 15.00-16.00 WIB
3.6
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
3.6.1
Observasi
Observasi
merupakan salah satu instrumen pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
melakukan pengamatan terhadap objek yang berisikan suatu proses. Objek yang
diamati adalah Minyak daun Nilam, bahan yang diperlukan, alat yang digunakan, proses pembuatan dan manfaatnya.
3.6.2
Wawancara
Wawancara
merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya
jawab tentang masalah yang diteliti. Wawancara dilakukan kepada narasumber yang
merupakan pemilik pabrik pengolahan Minyak herbal daun nilam di Desa Sumurwiru.
3.6.3
Dokumentasi
Dokumentasi
merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengabadikan objek yang diteliti dengan format digital.
3.7
TEKNIK PENGOLAHAN DATA
Adapun
metode pengolahan data yang penulis lakukan adalah metode kualitatif yaitu
berupa penguraian kata atau kalimat-kalimat secara tertulis. Pada dasarnya
pengolahan data secara kualitatif mempunyai tahapan-tahapan sebagai berikut :
3.7.1
Reduksi
data, diartikan sebagai suatu proses pemilihan data, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan data, pengabstrakan data, dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan anekdok dan daftar cek di tempat penelitian.
3.7.2
Penyajian
data, yaitu penyusunan matriks data untuk dijadikan sebagai sekumpulan
informasi yang tersusun rapi dan memberikan kemungkinan dan adanya penarikan
kesimpulan serta pengambilan tindakan.
3.7.3
Menarik
kesimpulan, setelah kedua tahapan pengolahan data kualitatif tersebut
dilakukan, maka langkah terakhit dalam pengolahan data adalah mengadakan
penarikan kesimpulan atas data-data yang telah tersaji rapi sebagai jawaban
atas permasalahan penelitian yang dilakukan.
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1
Bahan-Bahan Yang
Diperlukan
Minyak Nilam
merupakan minyak herbal alami dan bahan yang diperlukan pun hanya daun Nilam
saja.
4.2
Alat Yang Digunakan
Alat-alat yang digunakan untuk membuat minyak nilamadalah
sebagai berikut
a.
Boiler
daun (tungku uap)
b.
Kondensor
(pipa pendingin)
c.
Separator
(pemisah minyak dan air)
d.
Kain
Monel (penyaring minyak)
4.3
Proses Pembuatan
a.
Daun
Nilam yang telah siap untuk diolah, dikeringkan terlebih dahulu. Proses
pengeringan melalui dua cara,
1.
Dijemur
dibawah sinar matahari
2.
Dianginkan
b.
Dipotong
menggunakan mesin berbahan bakan bensin (dirajang)
c.
Diuapkan
di dalam Boiler
d.
Didinginkan
menggunakan kondensor
e.
Dikeluarkan
ke separator untuk dipisahkan antara minyak dan airnya
f.
Disaring
menggunakan kain monel
h.
Minyak
telah selesai diproses.
4.4
Manfaat
a.
Sebagai
pelekat wangi atau induk dari berbagai parfum
b.
Dapat
digunakan sebagai obat misalnya:
·
Sebagai
minyak untuk memijat
·
Sebagai
pengobat luka luar.
·
Sebagai
pengganti minyak kayu putih
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Setelah melakukan observasi dan menganalisis data, penulis
membuat kesimpulan sebagai berikut :
1.
Minyak
herbal daun nilam merupakan minyak alami yang terbuat langsung dari daun nilam
tanpa ada tambahan dari bahan lain.
2.
Proses
pengolahan minyak nilamdi Desa Sumurwiru melalui beberapa tahap yang
berkesinambungan.
3.
Minyak
nilam bisa digunakan untuk minyak wangi dan obat.
5.2
Saran-Saran
Berdasarkan
hasil penelitian, diberikan saran-saran sebagai berikut :
1.
Dalam
prosesnya agar lebih ditingkatkan kesehatannya.
2.
Promosi produk agar lebih ditingkatkan.
3.
Alat alat yang digunakan agar diperbanyak guna
mendukung produktivitas.