Perlahan cahaya itu menuntunku
kepada seorang wanita yang sejak tadi berdiri di lantai 21. Angin dengan tak
berdayanya perlahan mencoba menghempas tubuhku, namun dengan leluasa dia
hempaskan rambut wanita itu. Perlahan aku mengenal geraian rambutnya saat
tertiup angin. Aku tak tahu mengapa aku sesadar itu saat bermimpi, apa mungkin
dia sengaja mengundangku dinner.
Aku coba terka dia, namun lidah
ku tiba tiba berbicara dengan halusnya, “Cylenne?” dan begitupun dia dengan
perlahan menoleh kearahku. Namun, aku tak lihat sesosok wajah apapun dalam
tubuh itu. Hanya sebidang muka datar tanpa ekspresi. Lekuk wajahnya aku ingat,
namun mukanya berbeda, sangat berdeda, wajah itu tanpa mata hidung atau bibir
manis orang yang aku terka.
Ada apa? Aku yakin tubuh itu adalah tubuhnya, namun
mengapa tanpa muka yang biasanya ku ingat?. Hening, aku dan dia tak kembali
berkata.
Langit menggelap tiba tiba, dia
masih berdiri disana menoleh kearahku. 2 bayangan menghampiri dia dan menarik
kedua tangannya. Apa yang terjadi, ada apa dengan mimpi ini. Satu diantara
bayangan hitam itu menarik jubahnya, dan betapa kagetnya bahwa dia memiliki
tubuh yang persis denganku. Bukan, bukan persis. Tapi itu tubuhku, aku ingat
bekas luka di pipiku. Tapi, mengapa aku tak bergerak. Aku hanya terdiam melihat
situasi seperti itu. Bahkan aku tak bias melihat diriku sendiri, mata ini hanya
terpaku kedepan, hanya bisa melihat wanita itu diseberang sana. Bahkan aku baru
sadar bahwa sedari tadi aku tak berkedip, tak sekalipun berkedip.
“hey? Siapa kalian!”
“Apa? Sangat lucu kau berani
lontarkan pertanyaan itu, bodoh!” Seseorang yang memiliki tubuhku berteriak ke
arahku.
Aku smakin bingung dengan jawaban
itu, “Siapa siapa kau? Dimana ini? Mimpi apa ini?”
“Kau tahu? Apa yang mmbuatmu
tetap seperti ini sampai saat ini? Kau belum sadar, kau tak pernah sadar,
bahkan kau tak mengenal dirimu sendiri! Kau takkan pernah dapat mencapai asamu,
karena kau tak tau apa asamu, bahkan kau tak berani menginginkan apa asamu!”
“apa? Ini dejavu! Aku spertinya
sering mendengar kata itu. Tapi kapan?” aku bicara dalam hati…
“ini bukan dejavu bodoh, kau
hanya perlu menyeting fikiranmu!” dia berteriak lagi..
Tiba tiba aku penglihatanku
kabur, langit yang gelap tiba tiba berubah menjadi terang berderang. 2 Bayangan
itu hilang, dan wanita itu terjatuh ke lantai. AKu perlahan mengampiri
tubuhnya. Aku bias melihat tubuhku lagi, bahkan aku bisa berkedip. 5 langkah
lagi aku menghampiri dia, namun dia berdiri. Namun bukan wanita itu lagi, malah
berganti menjadi wanita lain yang semakin membuatku bingung.
“Claire?”
“Ya? Dimana ini? Kenapa aku bisa
bersamamu? Dia bertanya padaku.”
Aku tak menjawab, aku hanya bisa
mengamati gadis itu, teman sefakultasku yang aku taksir sampai saat ini. Gadis
perawakan amerika dan jepang, pindahan bulan lalu.
“Hey? Mudz? Apa kau akan
memilihku?”
Dia tiba tiba menghilang, aku
tersadar dari lamunanku. Dia telah hilang dari hadapanku. Suaranya masih
menggema, ya kata kata terakhir yang membuatku semakin bingung.
“apa kau akan memilihku?”
“Aku? Memilih?”
TBC