Kau Tau?...

Kau tahu apa yang menyenangkan? Saat perempuan-perempuan berpikir aku pernah mencintai mereka. Dan tebak apa yang menyakitkan? Mencintaimu.

Hai Aku...

Hai orang yang gagal jatuh cinta, sedang apa kau? Ah, senyummu! Kukenal senyum palsu itu! Aku juga pernah melakukannya saat bersamamu.

Hanya Kamu

Aku sayang kamu sejak lama, tapi kini aku punya mata yang baru. Mata yang tertutup bagi segala keindahan perempuan yang bukan kamu.

Beda Cerita

Beda ceritanya, antara kamu sudah mengisi hati seseorang atau kamu hanya sedang membuat seseorang sibuk hingga tak sempat menengok hatinya.

Bangga Menjadi Diri Sendiri

Kamu harus bangga bahwa kamu adalah kamu. Sebab mungkin tidak mudah bagi orang lain bila menjadi kamu. :)

Sabtu, 20 Oktober 2012

Malaikat di Balik Bayangan

Drap ,,, drap,,, Suara langkah ringan mendatangiku. Aku terduduk lelah di pojokan lapangan basket malam ini. Entah aku tak ingin pulang, bukan karena besok hari libur atau apa. Aku memenuhi janjiku untuk menemui seseorang. Seseorang yang menyelamatkan nyawaku minggu lalu..

1 Minggu yang Lalu 

Dua Truk berhasil ku salip dengan kecepatan 140KM/jam, kupaksa motor tuaku melaju sekencang itu. setidaknya aku hanya terlambat 5 menit. Mencapai jarak 10KM dengan waktu  5 menit bagiku lumayan susah. Jalan yang berkelok yang membuatku tak bisa menempuh itu. TBC ________

Dosen atau Teman???

Aku kembali mengulang pertanyaan itu saat aku menyadari kebodohan yang sudah aku lakukan beberapa detik lalu. Aku menyapa dosen sendiri dengan sapaan khas kepada teman sendiri. Memang tidak salah kalo aku menyapanya tidak di kampus. beliau hanya tersenyum manis seperti biasanya, senyum yang 2 jam lalu dia berika kepada mahasiswa-mahasiswanya termasuk aku sendiri. 

Mengapa jadi masalah? tentu ada suatu hal kenapa aku membandingkan Ibu Dosen dengan Teman sendiri. Ya wajah ibu Dosen sangat mirip dengan teman ku yang kebetulan tidak sekelas dan tidak se-Fakulas juga. 

Aku kembali duduk di kursi depan Kelas yang barusan Ibu Dosen Melewatiku, ya dia dosen Muda, umurnya baru menginjak 24. Sangat mirip dengan wajah teman ku yang berumur 4 tahun lebih muda. Dengan penasaran aku mendatangi temanku itu, ingin dengan jelas membedakan bahwa tadi yang kusapa bukan dia, walaupun kuharap bahwa memang dia yang kusapa.

Tok tok, ku ketuk pintu Kelas A Prodi KA yang berjalak 200M dari Kelasku. Dia sedang duduk di kursi depan, di shaf pertama tepat di depan Meja Dosen. Aku lihat pakaiannya, dia memakai Baju Putih dan Bawahan Rok panjang warna biru. Ya,,, tadi memang dosenku, dengan muka lemas aku kembali ke kelasku. Dan betapa kagetnya aku kembali bertemu dengan Ibu Dosen itu lagi, kuganti sapaan yang tadi dengan sapaan yang Umumnya diberikan Kepada Dosen. Dia kembali senyum seperti tadi, tetap sama, mimik dan auranya kurasakan sama. 

Yah sepertinya tidak ada yang salah dengan kejadian pertama. Dia menyenangkan, dan tentunya masih muda, bisa dibilang satu generasi denganku. Ya, jiwanya masih muda..


TBC....

Gerbang Mimpi ke-2



Perlahan cahaya itu menuntunku kepada seorang wanita yang sejak tadi berdiri di lantai 21. Angin dengan tak berdayanya perlahan mencoba menghempas tubuhku, namun dengan leluasa dia hempaskan rambut wanita itu. Perlahan aku mengenal geraian rambutnya saat tertiup angin. Aku tak tahu mengapa aku sesadar itu saat bermimpi, apa mungkin dia sengaja mengundangku dinner.

Aku coba terka dia, namun lidah ku tiba tiba berbicara dengan halusnya, “Cylenne?” dan begitupun dia dengan perlahan menoleh kearahku. Namun, aku tak lihat sesosok wajah apapun dalam tubuh itu. Hanya sebidang muka datar tanpa ekspresi. Lekuk wajahnya aku ingat, namun mukanya berbeda, sangat berdeda, wajah itu tanpa mata hidung atau bibir manis orang yang aku terka. 

Ada apa? Aku yakin tubuh itu adalah tubuhnya, namun mengapa tanpa muka yang biasanya ku ingat?. Hening, aku dan dia tak kembali berkata.
Langit menggelap tiba tiba, dia masih berdiri disana menoleh kearahku. 2 bayangan menghampiri dia dan menarik kedua tangannya. Apa yang terjadi, ada apa dengan mimpi ini. Satu diantara bayangan hitam itu menarik jubahnya, dan betapa kagetnya bahwa dia memiliki tubuh yang persis denganku. Bukan, bukan persis. Tapi itu tubuhku, aku ingat bekas luka di pipiku. Tapi, mengapa aku tak bergerak. Aku hanya terdiam melihat situasi seperti itu. Bahkan aku tak bias melihat diriku sendiri, mata ini hanya terpaku kedepan, hanya bisa melihat wanita itu diseberang sana. Bahkan aku baru sadar bahwa sedari tadi aku tak berkedip, tak sekalipun berkedip.

“hey? Siapa kalian!”

“Apa? Sangat lucu kau berani lontarkan pertanyaan itu, bodoh!” Seseorang yang memiliki tubuhku berteriak ke arahku.
Aku smakin bingung dengan jawaban itu, “Siapa siapa kau? Dimana ini? Mimpi apa ini?”

“Kau tahu? Apa yang mmbuatmu tetap seperti ini sampai saat ini? Kau belum sadar, kau tak pernah sadar, bahkan kau tak mengenal dirimu sendiri! Kau takkan pernah dapat mencapai asamu, karena kau tak tau apa asamu, bahkan kau tak berani menginginkan apa asamu!”

“apa? Ini dejavu! Aku spertinya sering mendengar kata itu. Tapi kapan?” aku bicara dalam hati…

“ini bukan dejavu bodoh, kau hanya perlu menyeting fikiranmu!” dia berteriak lagi..

Tiba tiba aku penglihatanku kabur, langit yang gelap tiba tiba berubah menjadi terang berderang. 2 Bayangan itu hilang, dan wanita itu terjatuh ke lantai. AKu perlahan mengampiri tubuhnya. Aku bias melihat tubuhku lagi, bahkan aku bisa berkedip. 5 langkah lagi aku menghampiri dia, namun dia berdiri. Namun bukan wanita itu lagi, malah berganti menjadi wanita lain yang semakin membuatku bingung.

“Claire?”

“Ya? Dimana ini? Kenapa aku bisa bersamamu? Dia bertanya padaku.”
Aku tak menjawab, aku hanya bisa mengamati gadis itu, teman sefakultasku yang aku taksir sampai saat ini. Gadis perawakan amerika dan jepang, pindahan bulan lalu.

“Hey? Mudz? Apa kau akan memilihku?”

Dia tiba tiba menghilang, aku tersadar dari lamunanku. Dia telah hilang dari hadapanku. Suaranya masih menggema, ya kata kata terakhir yang membuatku semakin bingung.

“apa kau akan memilihku?”

“Aku? Memilih?”
TBC

Kejutan Ulang Tahun


Sebuah Honda fit X melaju dengan kecepatan 120KM/jam di sebuan jalanan sempit di kota. Aku sendiri yang membuatnya berlalu sekencang itu. Claire Hizaki, wanita keturunan Amerika jepang yang memaksaku memacu kendaraan sexy-ku ke kampus. Kenapa? KatanyadDia berdiri di Loteng Gedung Fakultas kami, Fakultas Teknik Informatika Kyoto Univercity.

Entah apa yang memuatnya senekat itu? Tak mungkin karena ditolak seorang cowo, malah dia sampai saat ini telah menolak ratusan cowo yang nembak dia, secara terang terangan didepan kelas, ataupun sembuyi sembunyi saat kelas sepi.
Kurasakan Hpku kembali berdering, dan aku yakin dia Hiruma, dia yang memberitahuku akan kejadian ini dan memaksaku untuk pergi ke kampus. Aku abaikan saja. 1,5 menit lagi tiba, 10 Km lagi menuju Pintu gerbang kampus, ditambah 15detik untuk berlari dari parkiran ke gedung FTI.

Sampai diparkiran aku seperti orang kesurupan , berlari di tangga, melewati 5 anak tangga sekaligus. Dan melompati pagar Fakultas Teknik Elektro. Beberapa Gank Cewe FTE yang menamai mereka SomaGirl (entah dengan maksud apa mereka menamai itu, hal yang pasti membuat setiap lelaki mengigit jari).

Drap, aku menghentikan langkahku tepat di pintu masuk gedung FTI. Dan tebak, bukannya menemukan seseorang yang hendak lompat dari loteng gedung. Malah di disambut sorak sorai dari teman sekelas yang berkumpul di depan kelas. “Selamato Ulangu Tahun Tuan Claire” teriak Inoe Joe, sekretaris di kelas ku. -_- bingung, marah, males dan perasaan maho bercampur saat itu. Yang ku inginkan hanya menghajar wajah Hiruma brengsek.. heu

Kamis, 18 Oktober 2012

Ao no Exorcist


Plot Summary: Humans live in the world of Assiah, demons in Gehenna. The two dimensions are not meant to interfere with each other, but demons still possess creatures in Assiah in spite of this. The humans who can fight these demons are known as exorcists. Rin Okumura is a boy who bears the curse of being Satan's illegitimate son. His foster father sacrificed himself to save him from demons. To avenge his foster father's death as well as to prove himself, Rin decides to follow the path of an exorcist.



Ao no Exorcist Episodes: