Ceritanya
nama dia Ardhi. Pelajar kelas 10 di salah satu SMA di Jabar... Dia sebenernya
biasa-biasa aja. Tinggi dan berat badan cukup ideal, kemampuan biasa aja dan
dia cenderung pendiem. Iya, dia pendiam, banget. Ke cewek atau cowok sekalipun.
Sayangnya
dia orang yang ga bisa bener-bener diem kalo soal cinta. Cinta dalam hati cuman
sekedar mitos baginya.
Senin
itu belum ada upacara bendera. Kelas 11 dan 12 masih menikmati liburan
semester. Hanya calon siswa yang mengenakan seragam disana. Ia, Ardhi salah
satunya. Dia menatap dalam papan daftar calon siswa baru. Ia sedang mencari
sesuatu yang menarik baginya. Saat itu tak ada siswa lain selain dia
disana.
"Hmm
ini mayoritas SMP 1 semua, ngerii" gumamnya
dalam
hati.
Dia
mengeja beberapa namayang menarik.
"Eh
ini, keren. Fia? SMP 1. Fitria Maya?"
"Ya
kenapa?" seseorang menyaut dari belakang. Sejenak Ardhi terkejut.
"Eh
maaf, maksudku" Ardhi tersipu malu.
"hhe
ia aku tau kamu cuman lagi ngeja nama disana. Tapi barusan kamu ngeja nama
aku" jawabnya ramah bersama senyuman indah.
"Oh
kamu, Fitria Maya? Maaf." ardhi mengatakan maaf untuk kedua kalinya.
"kenapa
minta maaf? Itu bukan sesuatu yang perlu kata maaf ko. Hhe iya, panggil aja
Fia. Kamu?" sahut fia dengan halus.
''Aku
Ardhi dari SMP 21, salam kenal'' Jawab Ardhi dsambil melebarkan sedikit
mulutnya, bermaksud membuat senyum yang mewah. Sayangnya malah membuat dia
nampak seperti gaya ABG-ABG alay di Facebook.
"Hihi...
Salam kenal, ardhi. Kuharap kita bisa jadi teman baik disini" Timpal Fia
sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman. Pada saat itulah pertama kalinya
Ardhi dan Fia bertemu.
Ardhi
mendaftar sendiri dari SMPnya. Oleh karena itu, Fia adalah teman pertama Ardhi
disana. Hingga tes masuk selesai, Ardhi belum pernah bertemu Fia lagi. Padahal
tes diadakan selama 4 hari. Hasil tes telah keluar, ternyata Ardhi
dinyatakan lulus, begitupun Fia. Ardhi merasa senang, entah karena lulus atau
karena bisa bertemu dengan Fia lagi. Langit kuningan saat itu senja. Ardhi
menunggangi sepeda motornya yang sedang parkir. Seseorang menepuk pundaknya
dari belakang.
''Hei
ar'' sapa Fia mengejutkan Ardhi.
''Fia!
Ngagetin aja kamu'' jawab ardhi seraya menoleh kebelakang.
''Mau
kemana? temenin aku makan yuk! '' ajak Fia manja.
"eh?''
Ardhi bengong.
"ia,
ke kantin yuk. Ayolah ar..." ajak Fia seakan menggoda Ardhi.
"eh
tapi..." Ardhi tak lagi bisa menolak. Fia memegang tangan Ardhi dan
menyeretnya ke kantin.
Dia
sebenarnya merasa heran dengan dirinya sendiri. Tentang fia, wanita seperti
fia.
Dia
seseorang yang pendiam dan dia juga senang dengan wanita pendiam pula. Namun
berbeda dengan Fia, dia tak lagi menjadi dia. Bahkan ketika baru saja
bertemu, entah mengapa Fia bisa begitu akrab dengannya. Seperti mereka pernah
bersama sebelumnya.
Ardhi
berfikir bahwa fia memang seperti itu, dia ramah kepada siapapun, cewek ataupun
cowok. Ardhi takut jika begitu, jika dia jatuh cinta pada wanita seperti dia.
"
Hei ko ngelamun?" Fia membuyarkan lamunan Ardhi.
"
Eh gpp, aku ga ngelamun ko" Jawab Ardhi mengelak. Dia baru sadar bahwa
makanan Fia sudah hampir habis. Dia mengabaikan Fia terlalu lama.
"Eh
iya maaf. Aku membuatmu merasa tak ditemani..." Ardhi tak mencoba menatap
Fia saat berusaha meminta maaf.
"Gpp
di, emang lagi mikirin apa? Pacar? Jadi ga enak nemenin aku ya." Timpal
Fia serius.
"em
ngga kok, aku lagi gak mikirin apa apa. Lagian aku juga ga punya pacar"
Sahut Ardhi sambil memesan semangkuk es teh hangat.Tetiba Fia melemparkan
tatapannya tepat ke mata Ardhi.
"Beneran?
Kamu ga punya pacar?" Tanya fia dengan nada datar.
"Ii
iya. Emang kenapa?" Ardhi balik bertanya dengan heran. Fia menatap mata
Ardhi yang hendak kabur dari situasi itu.
"Ardhi
?" Tanya fia dengan semangat.
"ya"
Jawab Ardhi lemas. Dia pasrah bila status jomblonya akan terus menyiksa dia.
"Aku
mau kamu jadi pacar aku..." Pinta Fia santai.
"Ok
boleh... Eeeeh! Apa maksudmu Fi? Jangan ngawur..." Ardhi salah tingkah.
"Ya
gitu, aku mau jadi pacar kamu. Kita pacaran." Fia membuat Ardhi lebih
mengerti.
"Tapi
kenapa? Kenapa kamu bisa cinta sama aku? Kita baru ketemu kemaren kan."
Ardhi tak percaya.
"Siapa
yang bilang aku cinta sama kamu? Jangan Geer" Jawaban Fia membuat Ardhi
semakin bingung.
"Tadi
kamu bilang mau jadi pacar aku kan? Mana mungkin itu terjadi jika tak ada
cinta?" Timpal Ardhi seraya menghabiskan Jus Apel di Meja sebelah.
"Aku
ketemu kamu baru kemaren. Aku tertarik sama kamu, aku suka kamu, aku gak bisa
berhenti mikirin kamu sampe sekarang aku ngomong sama kamu. Dan aku cinta sama
kamu. Aku mau jadi pacar kamu." Penjelasan Fia membuat Ardhi terdiam. Dia
tak tau harus berkata apa lagi.
"Tapi..."
"Alasan
aku suka sama kamu?" Fia memotong perkataan Ardhi, dia jelas tau apa yang
akan Ardhi katakan.
"Ngga.
Cinta Sejati gak perlu alasan untuk mencintai. Ngga perlu." Jawab Ardhi
pelan.
"Jadi?"
Fia bertanya sesuatu yang dia tahu jawabannya. Dia tersenyum bahagia.
"Kita
Pacaran, sayang." Tegas Ardhi, dia turut tersenyum. Suasana kantin tetiba
berubah menjadi sangat manis.
"Tapi
Fi? Boleh tampar aku?" Pinta Ardhi dengan tampang linglung.
"Lah
kenapa Sayang?" Tanya Fia ikutan bingung.
"Aku
takut ini hanya mimpi. Semudah inikah? Jatuh cinta dan memiliki
pacar."Jelas Ardhi.
"Aku
juga ga gitu ngerti. Mungkin sebelumnya kamu mikir aku cewe gampangan. Cepet
akrab sama semua cowok, karena aku sok akrab banget sama kamu. Tapi kamu harus
tau! Aku jarang ngobrol sama cowo pas di SMP. Aku juga ga pernah pacaran. Aku
pendiem, banget"Ardhi melongo mendengar penjelasan singkat Fia.
(gw yang
nulis juga melongo *sambil shampoan*)
"Kenapa
bisa? Kamu sama kayak aku Fi" Tegas Ardhi.
"Aku
berfikiran persis kayak kamu. Bahkan aku selalu gugup kalo ngobrol sama cewe.
Aku selalu canggung. Tapi ke kamu ngga. Mungkin kamu spesial pake telor 4"
tambahnya.
"Sampai
aku berfikiran. Jujur loh. Aku berniat memintamu menjadi pacarku saat itu juga.
Saat pertama kali kita ketemu. Saat aku baru mengeja namamu tanpa mengetahu
cantik wajahmu." Gombal Ardhi.
"apa
cinta mempertemukan kita kembali? yang sebenarnya kita terpisah setelah kita
bersama sejenak?" Tanya Ardi. Fia menjawab pertanyaan Ardhi dengan senyum
manisnya.
"Baiklah,
aku akan mengabulkan permintaanmu sayang!" Fia menutup suasana romantis
tadi.
"Ha?
Permintaan ap..." Pertanyaan Ardhi terpotong.
Fia
menampar pipi kanan Ardhi dengan bibir tipisnya. Entah berapa lama tamparan itu
berlangsung. Ardhi terdiam kaku ditampar Fia. Setengah sadar ia mendengar
bisikkan "Aishiteru" di penghujung tamparan itu.
Ardhi
tersenyum bahagia saat itu. Dia benar-benar merasakan indahnya dicintai wanita
se baik Fia.
"Kau
membuatku senang sekaligus terlihat bodoh Fi. Seharusnya aku yang
melakukannya."Serunya.
*IKLAN*
Kita
sama-sama belajar hukum Neutron III. Sayangnya itu tak pernah terjadi dalam
kisah kita, dimana Aku Suka Kamu tapi kamu Ngga...
Lanjutan
:
Dan
itulah terjadi, kisah cinta berawal dari pertemuan yang begitu singkat. Aku,
Ardhi. Memutuskan untuk berpacaran dengan gadis manis dan cantik bernama Fia,
Fitria Maya yang baru ku temui kemarin...
Seminggu
berlalu sejak terjadi peristiwa romantis di kantin sekolah yang ajaibnya tidak
ada yang melihat kejadian itu.Ajaib.
Seminggu
berlalu begitu cepat. Ardhi dan Fia sudah cukup dekat dengan berganti no
HP. Tibalah upacara penerimaan siswa baru. Ardhi mengawali usia SMA dengan
menjemput Fia dirumahnya.
"Triit...
" Ardhi mengerem mendadak.
Dia
hampir menabrak Seseorang wanita mengenakan seragam putih abu yang sedang
duduk memunguti buku yang jatuh di tengah gang setelah perempatan.
Dia
segera membuka helm nya, meminta maaf dan membantu wanita tersebut.
"eh
maaf... Kamu ga kenapa-kenapa?"
tanya
Ardhi seraya membantu memasukkan sebuah buku Bahasa Jepang ke tas wanita
tersebut.
"gpp,
terima kasih."
jawab si
wanita. Sejenak mata mereka saling memandang, seketika itu mereka langsung
membuang wajah malu.
Sebuah
mobil angkot berhenti di seberang jalan. Dengan permisi si wanita berdiri dan
berlari ke arah mobil.
Ardhi
melihat dia berlalu, gadis cantik seusianya yang entah dari SMA mana.
"Oh
damn udah setengah tujuh, bahaya telat nih." Ardhi segera memacu kuda
besinya kerumah Fia.
Teet...
Fia tenyata udah nunggu di depan rumah sambil shampoan.
"
Pagi sayang... Maaf , kamu lama nunggu ya?" Sapa Ardhi hangat sembari
memarkirkan motornya.
"gak
ko, aku baru aja kelar sarapan.. Yuk berangkat" Timpal Fia bergegas...
"
Sama siapa May?" kata pria muda dari depan rumah...
Ardhi
serasa punya kewajiban mengenalkan dirinya pada Papanya Fia.
"Saya
Ardhi Om... Eee, Pacarnya Fia" Seru Ardhi gugup seraya menyodorkan
tangannya.
"Yaudah,
Ardhi ntar kalo kosong maen kerumah ya. Papa pengen ngobrol, cuman kayaknya ga
bisa sekarang" Jawab Papanya Fia.
"iya
om, kami berangkat dulu" Mereka berlalu.
Entah
muncul beberapa senyuman dari bibir orang tua tadi.
Aku
jatuh cinta pada dia, Bunga... Dia yang dengan bibir manisnya meminta sehelai
rambut miliknya yang jatuh di Wajahku semalam...