Kau Tau?...

Kau tahu apa yang menyenangkan? Saat perempuan-perempuan berpikir aku pernah mencintai mereka. Dan tebak apa yang menyakitkan? Mencintaimu.

Hai Aku...

Hai orang yang gagal jatuh cinta, sedang apa kau? Ah, senyummu! Kukenal senyum palsu itu! Aku juga pernah melakukannya saat bersamamu.

Hanya Kamu

Aku sayang kamu sejak lama, tapi kini aku punya mata yang baru. Mata yang tertutup bagi segala keindahan perempuan yang bukan kamu.

Beda Cerita

Beda ceritanya, antara kamu sudah mengisi hati seseorang atau kamu hanya sedang membuat seseorang sibuk hingga tak sempat menengok hatinya.

Bangga Menjadi Diri Sendiri

Kamu harus bangga bahwa kamu adalah kamu. Sebab mungkin tidak mudah bagi orang lain bila menjadi kamu. :)

Kamis, 27 September 2012

Konfigurasi Input pada PLC | Wiring PLC


Sebelum melakukan pemrograman PLC, baik itu pada PLC OMRON dengan Syswin atau PLC Wagodengan CodeSys, ada satu hal penting yang harus dikuasai yaitu wiring PLC dalam hal ini konfigurasi Input pada PLC. Dalam PLC yang berukuran kecil biasanya input sudah terinclude dalam modul PLC, artinya dalam PLC tersebut sudah terdapat CPU, power supply, I/O, dll dan biasanya PLC seperti ini jumlah I/O nya tidak dapat ditambah lagi. Untuk
PLC yang berukuran lebih besar biasanya I?O nya terpisah, artinya CPU nya terpisah, modul I/O nya terpisah serta power supply nya jua terpisah, keuntungan PLC seperti ini kita dapat menambah jumlah I/O sesuai dengan kebutuhan.

Dalam pembahasan kali ini, wiring PLC yang akan dibahas lebih khusus pada tipe yan kedua. Daftar di bawah ini menunjukkan range tegangan untuk input yang paling umum dipakai:

-12-24 VDC
-100-120 Vac
-10-60 VDC
-12-24 Vac / dc
-5 VDC (TTL)
-200-240 Vac
-48 VDC
-24 Vac

Modul I/O umumnya tidak memiliki power supply internal artinya kita membuatuhkan power supply eksternal untuk mengaktifkan I/O tersebut.
Tegangan untuk input dan sensor. Contoh pada gambar dibawah ini menunjukkan bagaimana untuk menghubungkan masukan AC input

Konfigurasi Input pada PLC | Wiring PLC


Pada contoh pada gambar diatas ada dua masukan, satu adalah tombol push button NO, dan yang kedua adalah temperatur switch, atau relay termal. Kedua switch ini terhubung dengan tegangan phasa (kalau pada tegangan DC pada terminal positifnya) dan netral (kalau pada tegangan DC berarti terminal negatifnya) dihubungkan ke COM pada PLC.

Ini berarti ketika switch terbuka tidak ada tegangan yang diteruskan ke kartu input. Jika salah satu
switch ditutup maka pada switch yang tertutup itu akan diteuskan tegangan ke input dan akan terjadi perubahan logika pada input. Gambar dibawahnya adalah bentuk ladder diagram

Catatan: ketika menggunakan dua buah power supply maka maka terminal netral (jika power supply AC) atau terminal negative (jika menggunakan power supply DC) harus dihubungkan antara keduanya lalu dihubungkan ke COM (common) pada PLC.

Konfigurasi Output pada PLC | Wiring PLC


Seperti halnya dengan modul input pada PLC biasanya modul output pada PLC juga tidak terdapat power suply internal artinya modul output PLC membuatuhkan tegangan eksternal untuk bekerja.


Ada berbagai macam tipe dari output PLC ini:

1. Tipe Relay, ini yang paling umum sering digunakan, ini merupakan jenis output yang sangat flexible, karena dapat digunakan untuk output dengan jenis tegangan AC aatupun output dengan tegangan DC ( sesuai dengan tegangan eksternal yang kita gunakan), keuntungan lainnya output jenis ini lebih awet / output jenis ini akan aus setelah bekerja hamper sejuta siklus, satu kelemahan dari tipe output PLC jenis ini ialah memerlukan waktu untuk proses perubahan logika nya yaitu 10 ms.
2. Tipe Transistor, output jenis ini biasanya terbatas pada peralatan yang menggunakan level tegangan DC saja, untuk mengendalikan peralatan dengan tegangan DC pada jenis output ini maka tidak memerlukan tegangan eksternal, contoh PLC yang menggunakan output jenis ini yaitu PLC Wago.
3. Tipe Triacs, output jenis ini biasanya terbatas pada peralatan yang menggunakan level tegangan AC saja, untuk mengendalikan peralatan dengan tegangan AC pada jenis output ini maka tidak memerlukan tegangan eksternal.

Contoh bentuk wiring pada output PLC

Konfigurasi Output pada PLC | Wiring PLC


Dalam contoh ini, output 07 yang terhubung ke salah satu sisi lampu, dan sisi lampu lainnya terhubung ke supply positif dan negative supply terhubung ke COM pada PLC. Ketika output on maka arus dapat mengalir sehingga lampu akan hidup.. Output 03 untuk relay terhubung dengan cara yang sama seperti output 07, Ketika output 03 on maka relay akan aktif, arus akan mengalir melalui kumparan relay untuk menutup kontak dan
mengalirkan tegangan 120VAC ke motor.
Bentuk dari ladder diagramnya seperti gambar dibawahnya. 

Membuat Rangkaian Lampu Merah | Rangkaian Digital Sederhana


Perbedaan antara elektronika rangkaian analog dan rangkaian elektronika digital pada dasarnya terletak pada level tegangan dimana kedua rangkaian ini bekerja, pada rangkaian elektronika analog range kerja rangkaian lebih flexible disbanding dengan rangkaian elektronika digital yang range tegangannya 0 Volt dan 5 Volt (dalam logika TTL) 0 Volt mewakili logika 0 (low) dan 5 volt mewakili logika 1 (high), tetapi pada perkembangannya rangkaian elektronika lebih mudah diolah ,missal disimpan dalam bentuk data.
Dalam tulisan kali ini, saya mencoba membuat rangkaian digital sederhana yaitu membuat rangkaian lampu merah (traffic light) dengan menggunakan IC digital sederhana, murah dan terdapat banyak dipasaran.

Berikut rangkaiannya:

Membuat Rangkaian Lampu Merah | Rangkaian Digital Sederhana


Pada gambar diatas terlihat ada sumber clock, IC flip-flop, gerbang AND dan lampu Led, disini sumber clock dapat kita dapatkan dengan menggunakan IC timer 555, dengan rangkaian asatable IC 555, lalu tipe IC flip-flop yang digunakan ialah IC 7474 yang bertipe D-FF(delay fip-flop), gerbang logika AND dapat kita dapatkan pada IC 7408, lampu merah kita susun dari lampu led biasa.

Berikut datasheet dari IC yang digunakan

Membuat Rangkaian Lampu Merah | IC7474

Rangkaian diatas dibuat dengan software proteus 7 yang dapat disimulasikan, jalankan program maka hasilnya seperti gambar dibawah ini.

Membuat Rangkaian Lampu Merah | Rangkaian Digital Sederhana

Belajar Elektronika dan Instrumentasi


Elektronika merupakan ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat. Edangkan instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks.

Lalu apa hubungan antara elektronika dan instrumentasi?, dan apa pula manfaatnya untuk kehidupan?

Kita mulai dengan memperhatikan apa – apa yang ada disekitar kita, jam digital, stopwatch, thermometer, alat permal cuaca, dan banyak alat lainnya merupakan alat instrumentasi yang operasinya berdasarkan prinsip – prinsip elektronika.

Artinya elektronika dan instrumentasi dalam skala umum merupakan sesuatu yang diperlukan dan sangat bermanfaat untuk kehidupan sehari – hari.  Dengan memperlajari elektronika dan istrumentasi kita dapat melakukan inovasi – inovasi yang bertujuan untuk melakukan otomatisasi yang pada dasarnya sangat bermanfaat untuk mempermudah pekerjaan kita.
secara umum instrumentasi mempunyai 3 fungsi utama:
•    sebagai alat pengukuran
•    sebagai alat analisis, dan
•    sebagai alat kendali.

Bidang elektronika dan instrumentasi ini, tidak hanya diaplikasikan untuk industri kimia dan industri baja semata, tetapi diperlukan juga untuk pabrik mobil, pabrik gula, pabrik kertas, pabrik pemrosesan makanan, untuk instrumentasi kedokteran, dan untuk pabrik pembuatan alat-alat elektronik itu sendiri (seperti pabrik pembuatan telepon genggam, pabrik pembuatan chip/ sirkuit terpadu, pabrik pembuatan komputer, dsb). Bentuk variable fisis (fisika) dan kimia yang dipakai untuk dasar kendali dalam bidang instrumentasi ini meliputi:
•    suhu
•    tekanan
•    kecepatan aliran
•    ketinggian cairan
•    kepadatan benda dan kekentalan (viskositas) cairan di pabrik gula, misalnya
•    radiasi panas untuk suhu tinggi di pabrik baja
•    arus listrik, tegangan listrik, frekuensi
•    induktansi, kapasitansi
•    dll.

Elektronika dan Instrumentasi

Elektronika dan Instrumentasi

Elektronika dan Instrumentasi

Perbedaan DCS dan PLC


Dalam sebuah artikel dikatakan bahwa PLC dan DCS mempunyai fungsi yang sama. Saat ini perbedaan DCS dan PLC telah kabur karena masing-masing telah saling mengambil peran. PLC mengambil sebagian peran DCS dan sebaliknya.

Ini sangat berbeda dengan yang dipahami selama ini bahwa : - DCS (Distributed Control System) sesuai dengan namanya adalah sebuah SISTEM PENGONTROLAN yang bekerja menggunakan beberapa controller dan mengkoordinasikan kerja semua controller tersebut. Masing-masing controller tersebut menangani sebuah plant yang terpisah. Controller yang dimaksud tersebut adalah PLC. - Sedangkan PLC (Programmable Logic Controller) sesuai dengan namanya adalah sebuah CONTROLLER yang dapat diprogram kembali. Jika PLC hanya berdiri sendiri dan tidak digabungkan dengan PLC yang lain, SISTEM pengontrolannya dinamakan DDC.

Jadi, PLC adalah sub sistem dari sebuah sistem besar yang bernama DCS. Yang sejajar dalam hal ini adalah DDC dengan DCS dan FF, serta PLC dengan SLC, Microcontroller, dan sebagainya.

Benarkah demikian?
Perkembangan awal PLC, difungsikan lebih ke logic Control (Discrete Input/Output). Tapi Sekarang, PLC sudah mengakomodasi bukan hanya discrete Input/Output, didalamnya sudah dapat menerima signal dari Thermocouple, RTD, Load Cell, dan sebagainya langsung ke I/O PLC.
Mungkin ini yang menjadi “kabur”, dimana fungsi-fungsi tersebut sebelumnya dipegang oleh DCS, sekarang dengan PLC saja sudah bisa.
PLC pada dasarnya hanya pengontrol logika yang dapat diprogram. Walaupun pada perkembangannya PLC sudah dilengkapi analog signal, kemampuan aritmatiknya sangat terbatas.

Sedangkan DCS, Sistem Pengendali terdistribusi Penekanannya ada di D-nya, Distribusi, yaitu distribusi tiga hal : Distribusi Resiko kegagalan, Distribusi lokasi dan Distribusi Pengendalian dan Man Power.

Secara tradisional, memang benar bahwa DCS lebih lambat responnya dibanding PLC. Karena memang untuk regulatory control tidak perlu respon yang terlalu cepat karena kalau gagal masih ada safety shutdown system. Satu (1) second overall masih cukup untuk hampir semua aplikasi. Berbeda dengan safety application yang sering merupakan ladang PLC.

Sekarang, kelihatannya sudah berbeda karena hardware dari yang secara tradisional DCS vendor makin “seperti PLC”.
Ada yang mengatakan, “PLC itu Install and Forget it”, kalau DCS kebalikannya, karena lebih bersifat kompleks dan perlu monitoring.

Kalau dilihat dari kompleksitas sistemnya, tergantung bagaimana konfigurasi sistem yang
dipasang. Shutdown System Plant dengan menggunakan PLC-based juga bisa sangat kompleks, jauh lebih kompleks dibanding dengan DCS. Kalau tidak, mengapa para ahli sedemikian peduli sampai mengeluarkan IEC-61508, IEC-61511, IEC-62601 dan sebagainya.

PLC terbaru saat ini sudah sanggup untuk mengolah sejumlah besar informasi secara real time karena sudah memiliki RAM antara 2 - 6 MB, memiliki konektivitas dengan Ethernet dan dapat diprogram dalam bentuk teks terstruktur maupun ladder logic.

Pun, umumnya dioperasikan dengan Windows XP, dilengkapi dengan Human Machine Interface, HMI (misalnya Rockwell RSView), yang memungkinkan diadopsinya aplikasi Visual Basic, Hysys dan aplikasi lainnya. Integrity level PLC tidak bisa dipandang secara individual, seharusnya dipadukan dengan final element dan sensor sebagai satu kesatuan Safety Instrumented Function (SIF).
Perbedaan PLC dan dcs sekarang sudah tidak ada lagi, karena perkembangan teknologi yang sudah maju.. dimana PLC sudah banyak yang berperan sebagai DCS, malah lebih dari itu PLC bisa berperan seperti SAP…!
PLC seringkali dipakai untuk safety system (trip system dari suatu equipment). Walaupun di DCS ada fasilitas LOGIC maupun sequence, kebanyakan untuk trip system, sinyal tripnya tetap diumpankan ke PLC, misalnya alarm LL dari level steam drum sinyalnya diumpankan ke PLC untuk men-TRIP-kan Boiler.
Jadi perbedaan PLC ama DCS mungkin terletak pada kecepatan responnya.
Dari studi kasus, di Caltex, DCS sudah lama dan ada penggantian dengan sistem PLC+MMI. Tapi biasanya, kalau di perusahaan migas ada dua sistem DCS dan PLC. PLC untuk Fire/gas and Shutdown System, DCS untuk Continuous Control. Juga banyak aplikasi yang lainnya, seperti spesifik kontrol untuk Compresor/turbin, Vibration Monitoring, Flow Computer System, Optimization,dan lain-lain. Dan semua apikasi itu bisa disambungkan ke DCS. DCS bisa memonitor semua sistem yang ada (PLC+MMI, flow computer, turbin control, optimization software, dan lain-lain). Mungkin sebenarnya bisa aja ditangani oleh satu DCS saja atau PLC+MMI saja. Tetapi di perusahaan Oil and Gas dibuat banyak sistem, salah satu alasannya untuk redundancy, kalau memakai satu sistem saja sekali mati, mati semua plantnya. Tetapi, kalau di industri makanan, mungkin cukup PLC+MMI saja, karena lebih murah daripada membeli DCS yang mahal.
Pendapat lainnnya mengatakan bahwa PLC tidak sama dengan DCS, PLC bukan sub sistem DCS dan DCS bukan PLC yang dibesarkan.

Bila dilihat dari awal terbentuknya kedua perangkat itu, PLC dibuat untuk menggantikan Relay Logic yang berfungsi sebagai shutdown system. DCS dibuat untuk menggantikan Controller (single Loop, multi loop, close loop, open loop, etc), yang mengendalikan jalannya Proses (Proses Control). Proses Controller tentu tidak sama dengan Logic Controller, dan jangan dipisahkan, karena akan berbeda maknanya.

DCS = Distributed Control System Apapun system control yang terdistribusi (Sebagai lawan dari DDC = direct digital control) dikategorikan sebagai DCS. Pada DDC seluruh control dilakukan dalam central processor sehingga apabila dia kegagalan, seluruh control plant akan ikut gagal. DDC, digunakan hampir, kalau tidak bisa disebut keseluruhannya sebagai Regulatory Control. Dan dari awalnya vendor-vendor yang mengusung nama DCS memang menggunakan produknya sebagai regulatory control.

Control Valve

Pada dasarnya Valve merupakan suatu device / alat yang digunakan untuk membuka atau pun menutup suatu aliran fluida (liquid atau gas). Pada bentuk konvensional valve banyak kita temui digunakan di tengah – tengah kita yang biasa kita sbut “kran” namun pada perkembangannya dalam dunia industri terutama pada bagian instrumentasi valve menjadi salah satu device yang sering digunakan, yang akan dijelakan pada tulisan ini.

Jenis valve yang menjadi pokok bahasan pada tulisan ini adalah control vale, control valve sendiri adalah valve yang digunakan untuk mengatur aliran (flow) yang akan dilewati sesuai dengan set point yang di tugaskan padanya, sebagai salah satu paramenetr pengendali control valve ini bisa berupa preasure (tekanan), flow (aliran), temperature (suhu), Level (ketinggian), dll sesuai dengan sensor elemen yang terdapat pada control valve tersebut.


Control valve ini dapat bekerja secara mekanis dan elektris. Pada cara kerja mekanis, posisi buka tutup vale didasarkan dari gerak mekanis dari elemen – elemen yang menyusunnya, pada jenis ini control valve nya biasanya berukuran besar. Dan yang kedua, cara kerja elektris, posisi buka tutup valve bekerja berdasarkan sinyal listrik yang diberikan oleh elemen sensor yang terdapat padanya, biasanya pada jenis ini ignakan controller bisa berupa PLC, DCS, atau mikrokontroler sebagai unit pengolah datanya.












Sumber

Pengenalan DCS | Distributed Control System

DCS (Distributed Control System) adalah suatu sistem yang digunakan untuk proses kontrol yang berorientasi continous atau batch proses seperti, industri semen, makanan minuman, kimia, pembangkit listrik, obat – obatan , besi – baja, kertas. DCS terhubung dengan field instrument dan sensor – sensor mengunakan setpoint pengontrolan. Contoh utama dalam pengontrolan menggunakan setpoint adalah mengatur pressure, flow fluida dengan memakai penggerak kontrol valve.

Tiap DCS memakai sofware pengaturan dengan sistem integrasi atara konfigurator kontroller, HMI dan konfigurator lain, sehingga meskipun terlihat terpisah – pisah tetapi merupakan satu manufaktur Setiap DCS dibuat suatu sistem office station sendiri, dan semua fitur dari kontroller dapat diakses semaksimal mungkin. Pengalamatan memori dan modul I/O DCS umumnya tidak memakai urutan word dan bit tetapi berupa tag name – tag name yang dibuat dalam tiap block.

Karena dibuat untuk pengaturan proses kontinyu dan batch, maka suatu konfigurasi fungsi blok sudah dibuat secara lengkap untuk semua kebutuhan proses kontrol kontinyu seperti regulary control dan regulary proses yang dapat berupa alogaritma PID, totalizer computing, raio kontrol dll.

DCS umumnya memiliki kapasitas pengontrolan yang besar sampai lebih dari 10.000 I/O. Tiap kontroler menuju modul I/O, HMI ataupun sistem yang lebih tinggi memiliki bermacam penggunaan jaringan ataupun protokol komunikasi. Transmisinya juga dibuat sefleksibel mungkin dengan memakai twisted pair, coaxial, ataupun fiber optic. Dengan kelebihan ini proses pengontrolan didesain sampai pada management level.

Sejaran Pengembangan DCS

Awalnya minikomputer diaplikasikan untuk proses kontrol pada awal tahun 60-an. Sistem ini memusatkan semua pengontrolan dari field.
DCS sendiri dikenalkan pada tahun 1975 oleh Honeywell dengan produk TDC 2000 dan Yokogawa dengan produk CENTUM. Di amerika Bristol mengenalkan UCS 3000 dan pada tahun 1980 Baley (bagian dari ABB) meluncurkan NETWORK 90.
DCS berkembang setelah terbukti menaikkan kehandalan mikrokomputer dan mikroprosesor dalam dunia proses kontrol. DCS yang memakai kontrol fungsi blok dimulai oleh Foxboro dan memakai teknologi tinggi seperti Fondation Fielbus saat ini. Komunikasi digital diantara kontroller dan HMI atau supervisory control computers adalah keunggulan utama DCS. Dan dibuat suatu sistem reudandency.

DCS saat ini telah berkembang dan disempurnakan sistemnya mengikuti teknologi saat ini baik berupa jaringan dan sistem operasinya> Perkembangan berikutnya didukung oleh OLE for process control (OPC) dan komunikasi lain seperti fieldbus, profibus membuat sistem DCS menjadi lebih ringkas tetapi membutuhkan sistem engineering yang tinggi.

Perbedaan PLC dengan DCS ?

Sebelumnya sudah dijelaskan mengenai DCS dimana dasar pembutanya sangat berbeda dengan PLC sedangkan keduanya adalah alat kontrol yang secara hadware kebanyakan hampir sama. PLC (Programable logic controller ) adalah alat kontrol yang dibuat untuk meringkas suatu kerja relay – relay yang dahulu sangat berperan dalam industri. Pada penjelasan overview PLC, diterangkan bahwa PLC menggeser masa wire logic. Sebelumnya pengontrolan PLC adalah logika kontrol, tetapi dengan adanya perkembangan industri dan tuntutan pasar maka PLC bertambah fungsi dengan melakukan pengontrolan pross kontinyu. Karena didasarkan oleh sistem logika maka pengalamatan dan sistem memori disesuaikan dengan sistem kerjanya yaitu bit, byte, word ataupun bilangan biner yang lebih luas. Dengan perubahan ini PLC diganti nama dengan hanya programable controller.


Berbeda dengan DCS, penghubungan PLC secara integrasi dan jaringan biasanya diintegrasikan oleh beberapa sistem yang berbeda manufaktur. Karena tidak memiliki sistem office station sendiri, pada saat diintegrasikan oleh sistem umum seperti SCADA, fitur – fitur PLC harus dibuat sendiri untuk keoptimumannya. Misalnya alarm error semua unit ataupun penampil umum seperti faceplate.







Sumber

Gas Turbine Power Plant | Pembangkit Listrik

Secara sederhana energi listrik dihasilkan ketika garis - garis gaya listrik (fluks) memotong medan magnet. Generator bekerja sesuai dengan prinsip tersebut. Pada dasarnya seluruh pembangkit listrik menggunakan generator sebagai pembangkit energi listrik, yang beragam adalah mesin / alat yang digunakan untuk memutar generator tersebut. 

Ada yang menggunakan engine dengan bahan bakar berupa gas atau solar, dsb namun ada juga yang menggunakan turbin dengan berbagai macam bahan bakar. 

Pada pembahasan kali ini akan sedikit mengulas tentang bagaimana prinsip dasar agar turbine dapat berputar. 



Diatas merupakan gambar dari komponen utama dalam sebuah turbine, yaitu terdiri dari compressor, combustor dan turbin. 

Prinsip kerjanya dimulai dengan compressor mengompresi udara agar lebih padat lalu dengan blade - blade nya untuk memutar turbine lalu sebagian udara tersebut akan digunakan bersama bahan bakar lainnya ( gas, solar, dan lain - lain ) ke ruang pembakaran / combustor untuk dibakar. 

Seperti pada hukum Newton: F = m . a 
F berupa gaya m berupa massa a berupa percepatan 
Jadi sesuai dengan hukum Newton tersebut jika kita ingin menghasilkan gaya putar turbine kita dapat memaksimalkan massa (m) berupa compresi udara dari compressor dan memaksimalkan (a) penyempurnaan pembakaran diruang bakar. 

Dibawah ini sedikit ilustrasi prinsip dasar kerja turbin dari paling sederhana sampai yang kompleks. 



Semoga bermanfaat.


Sumber

Membuat Desain PCB menggunakan Livewire PCB Wizard | Membuat Rangkaian elektronika


Salah satu software untuk membuat desain dan skematik rangkaian elektro ( baik elektronika ataupun electricity) adalah livewire, program yang sangat bermanfaat sekali setidaknya bagi anak elektro karena selain dapat merangkai / membuat desain juga dapat mensimulasikan hasil dari rangkaian tadi.

Tulisan kali ini tidak akan berbicara mengenai penjelasan menggunakan livewire itu sendiri karena untuk penggunaannya sangatlah muda, tinggal drag and drop saja komponen yang kita butuhkan. Yang ingin ditekankan dalam tulisan kali ini yaitu mengenai bagainmana merubah hasil rangkainan skematik yang telah kita buat dalam bentuk PCB ( printed circuit board ) yang nantinya akan digunakan dalam merancang komponen sebenarnya. baca juga: Tips Membuat PCB | Printed circuit board
Misal kita telah merancang skematik , lalu kita pilih pada menu tools --> convert --> design to Printed Ciurcuit Board, seperti gambar bergikut:

membuat rangkaian skematik elektronika
Lalu akan muncul dua pilihan seperti gambar berrikut:

membuat rangkaian skematik elektronika
No, untuk menyusun sendiri skema pada PCB dan yes untuk melakuakn penyusunan skema PCB secara otomatis, jika telah berhasil mengjhasilkan gambar sebagai berikut, dan sekarang silahkan lanjutkan ke dalam proses pembuatan PCB, Tips Membuat PCB | Printed circuit board

membuat rangkaian skematik elektronika



Sumber Dari Sini... Download Klik Disini