Kau Tau?...

Kau tahu apa yang menyenangkan? Saat perempuan-perempuan berpikir aku pernah mencintai mereka. Dan tebak apa yang menyakitkan? Mencintaimu.

Hai Aku...

Hai orang yang gagal jatuh cinta, sedang apa kau? Ah, senyummu! Kukenal senyum palsu itu! Aku juga pernah melakukannya saat bersamamu.

Hanya Kamu

Aku sayang kamu sejak lama, tapi kini aku punya mata yang baru. Mata yang tertutup bagi segala keindahan perempuan yang bukan kamu.

Beda Cerita

Beda ceritanya, antara kamu sudah mengisi hati seseorang atau kamu hanya sedang membuat seseorang sibuk hingga tak sempat menengok hatinya.

Bangga Menjadi Diri Sendiri

Kamu harus bangga bahwa kamu adalah kamu. Sebab mungkin tidak mudah bagi orang lain bila menjadi kamu. :)

Kamis, 19 Desember 2013

Aku bukan pengagum...

Aku menjadi seseorang yang terjebak dalam keadaan yang serba salah. Sebagai lelaki aku tak tau apa yang harus ku lakukan dalam kondisi ini, saat aku telah jatuh cinta kepada wanita yang (ku fikir) ia adalah bidadari.

Aku menjadi begitu penghayal, tentang apapun, tentang dia.

Aku tegaskan, aku bukanlah seorang pegangum. Meski terkadang terlihat seperti itu itu, tapi ketahuilah. Itu adalah cara aku mencintai seseorang.

Diawali dengan niatku ingin mengenalmu, kemudian bertambah ingin memilikimu hingga muncul banyak rasa lainnya. Tak ingin kehilanganmu, tak ingin kau jatuh pada orang lain. Tak ingin cinta ini hilang karena hal-hal yang konyol.

Ia, sayang ini konyol. Aku jadi membenci jilbabmu, bahkan untuk sekedar menyapa "Hai" saja, aku begitu tak berani. Aku takut dilaknat Tuhan. Takut terlintas di fikiranmu tentang aku yang tak baik. Jadi aku lebih memilih untuk jauh, meski hati ini sellau berharap sedekat mungkin denganmu. Atau lebih tepatnya mencintai dalam diam. Tapi kenapa?

Kenapa aku terlihat seperti pengecut atau pengagum belaka? Ini kah cara aku mencintaimu? Aku sungguh tak ingin menyentuhmu, aku tak ingin menatap wajahmu, aku ingin menikmati senyummu, aku ingin mendengar suaramu, meskipun aku ingin, aku tak akan memintanya. Karena aku tau, itu bukanlah hal yang benar. Aku takut pada Tuhan kita.

Tapi saat itu terjadi, muncul pula di benakku. Bila sediam ini, apa mungkin kau tahu? apa mungkin aku bisa percaya engkau? yang aku fikir kau memanglah ia bidadari. Sehingga aku cukup diam, dan menjaga hati ini tetap untukmu. Sekali lagi aku takut kau jatuh pada orang lain.

Apa aku harus katakan padamu? Bahwa aku mencintaimu, jadi mau kah kita saling menjaga hati sampai tiba waktunya nanti aku datang kepadamu, meminta engkau dari orang tuamu. Haruskah aku melakukan itu? Di waktu se dini ini, kita masih remaja. Aku takut membebanimu. Bukankah kau bidadari? dan kau tau itu?

Dan lagi, apakah aku harus bertanya langsung padamu? Tapi bagaimana? Menatap wajahmu saja aku tak sanggup, sungguh.

Ahhh, mengapa ini menjadi begitu menyebalkan. Sayang ini konyol, aku mencintaimu...

Haruskah aku mendengar kata orang lain? menjadi se brengsek orang lain untuk mencintaimu? Tapi kufikir kau tak suka cara itu dan lebih memilih caraku yang seperti ini. Tapi ia sayang, aku takut kehilanganmu, takut kehilangan rasa cintaku pada bidadari sepertimu.

Aku masih tak mengetahui apa alasan aku jatuh hati padamu, sehingga aku tak punya alasan apapun untuk pergi darimu. Entah, bila suatu hari nanti aku memutuskan untuk pergi (yang kesekian kalinya) atau aku tetap memilih untuk mencintaimu. Itu bukan karena aku mengejar wanita lain, sepenuhnya itu karena aku, mungkin karena hatiku tak mampu lagi mencintaimu dengan cara seperti ini.

Ah udah ah kepanjangan...

Senin, 16 Desember 2013

Diabaikan itu... Gag enak...

Lagi Ulangan MTK ---

Nova! Itu kertas apa di saku kamu? *Sangar* |

Kertas? eh.. inii. bukan apa-apa pa... beneran ! |

Siniin, ibu pengen liat! |

Jangan bu, ini..... |

Sini! |

* gw pasrah* |

Awas aja kalo contekan! Ga dapet nilai kamu *dibaca* |

*gw gelisah* |

"Maaf, aku ga bisa jadi pacar kamu nov..." - Dinda | 

*mati deh gw* |
Oh ini, kirain contekan.. nih ambil lagi *muka datar*|

*mad, dunia ini kejam.. ibu guru pun ga perhatian... Ahhhh* =="

Minggu, 15 Desember 2013

AKU YANG tak lagi ingin hanya MENGAGUMIMU

Membaca beberapa twit @zarryhendrik mengenai seorang pengagum yang telah sekian lama mengalami syndrome "jatuh cinta sendirian" bagi gw seperti membaca kisah gw sendiri. Apa mungkin memang dia lagi nyeritain kisah gw? Apa memang kisah ini kenyataanya merupakan kisah yang pasaran, global, umum yang seringkali dialami banyak orang.

Pada akhirnya, menjadi seseorang yang hanya bisa sampai mengagumi orang yang dia cintai (dibaca : pengagum) bukanlah sesuatu yang mengagumkan. Kau hanya tinggal menghitung jari sampai benar-benar dilupakan.


Sekalipun kau memiliki arti bagi dia, kau hanyalah sebagai pengagum belaka. Mungkin pada dia, ada sedikit rasa kehilanganmu, kehilangan pengagumnya seperti pengagum yang lain. Atau sampai ada pengagum lain yang menggantikan posisimu.


Mengagumi - menginginkan - mendapatkan. Mungkin itu adalah rangkaian dari perasaan suka. Namun tak hanya berakhir disana, setelah mendapatkan (kalo bisa) kau harus pula bisa menjaga dan mempertahankan agar apa yang telah kau perjuangkan dari awal, dari mulai mengagumi sampai meraih dia dengan berkorban banyak hal untuk mendapatkannya tak hilang dengan begitu saja.


Gw pernah baca sebuah peribahasa "Apa yang didapatkan dengan mudah, akan mudah pula untuk pergi. Begitupun sebaliknya." Gw ga setuju, karena pada nyatanya itu salah. Pernah berusaha susah-susah ngejar Ranking 1 di kelas? Dan karena 1 alasan, *malas* doank. Kau bisa kehilangannya dengan begitu mudah. Tentu saja dalam hal cinta pun demikian.


Jadi berhentilah untuk sekedar mengagumi bila kau benar mencintainya. Yakinkan dirimu dan buat dia tau bahwa kau menginginkan dia. Jangan hanya diam menunggu kepastian dari sebelah pihak. Yah seperti gw, meski itu sulit namun gw selalu nyoba berusaha jadi gw yang baru.

Gw yang gak lagi hanya cukup mengagumi, tapi juga menginginkan dan meraihnya sampai dia benar-benar ada disisi gw. Kemudian menjaga dia agar tidak keluyuran kemana-mana....