Aku menjadi seseorang yang terjebak dalam keadaan yang serba salah. Sebagai lelaki aku tak tau apa yang harus ku lakukan dalam kondisi ini, saat aku telah jatuh cinta kepada wanita yang (ku fikir) ia adalah bidadari.
Aku menjadi begitu penghayal, tentang apapun, tentang dia.
Aku tegaskan, aku bukanlah seorang pegangum. Meski terkadang terlihat seperti itu itu, tapi ketahuilah. Itu adalah cara aku mencintai seseorang.
Diawali dengan niatku ingin mengenalmu, kemudian bertambah ingin memilikimu hingga muncul banyak rasa lainnya. Tak ingin kehilanganmu, tak ingin kau jatuh pada orang lain. Tak ingin cinta ini hilang karena hal-hal yang konyol.
Ia, sayang ini konyol. Aku jadi membenci jilbabmu, bahkan untuk sekedar menyapa "Hai" saja, aku begitu tak berani. Aku takut dilaknat Tuhan. Takut terlintas di fikiranmu tentang aku yang tak baik. Jadi aku lebih memilih untuk jauh, meski hati ini sellau berharap sedekat mungkin denganmu. Atau lebih tepatnya mencintai dalam diam. Tapi kenapa?
Kenapa aku terlihat seperti pengecut atau pengagum belaka? Ini kah cara aku mencintaimu? Aku sungguh tak ingin menyentuhmu, aku tak ingin menatap wajahmu, aku ingin menikmati senyummu, aku ingin mendengar suaramu, meskipun aku ingin, aku tak akan memintanya. Karena aku tau, itu bukanlah hal yang benar. Aku takut pada Tuhan kita.
Tapi saat itu terjadi, muncul pula di benakku. Bila sediam ini, apa mungkin kau tahu? apa mungkin aku bisa percaya engkau? yang aku fikir kau memanglah ia bidadari. Sehingga aku cukup diam, dan menjaga hati ini tetap untukmu. Sekali lagi aku takut kau jatuh pada orang lain.
Apa aku harus katakan padamu? Bahwa aku mencintaimu, jadi mau kah kita saling menjaga hati sampai tiba waktunya nanti aku datang kepadamu, meminta engkau dari orang tuamu. Haruskah aku melakukan itu? Di waktu se dini ini, kita masih remaja. Aku takut membebanimu. Bukankah kau bidadari? dan kau tau itu?
Dan lagi, apakah aku harus bertanya langsung padamu? Tapi bagaimana? Menatap wajahmu saja aku tak sanggup, sungguh.
Ahhh, mengapa ini menjadi begitu menyebalkan. Sayang ini konyol, aku mencintaimu...
Haruskah aku mendengar kata orang lain? menjadi se brengsek orang lain untuk mencintaimu? Tapi kufikir kau tak suka cara itu dan lebih memilih caraku yang seperti ini. Tapi ia sayang, aku takut kehilanganmu, takut kehilangan rasa cintaku pada bidadari sepertimu.
Aku masih tak mengetahui apa alasan aku jatuh hati padamu, sehingga aku tak punya alasan apapun untuk pergi darimu. Entah, bila suatu hari nanti aku memutuskan untuk pergi (yang kesekian kalinya) atau aku tetap memilih untuk mencintaimu. Itu bukan karena aku mengejar wanita lain, sepenuhnya itu karena aku, mungkin karena hatiku tak mampu lagi mencintaimu dengan cara seperti ini.
Ah udah ah kepanjangan...
Aku menjadi begitu penghayal, tentang apapun, tentang dia.
Aku tegaskan, aku bukanlah seorang pegangum. Meski terkadang terlihat seperti itu itu, tapi ketahuilah. Itu adalah cara aku mencintai seseorang.
Diawali dengan niatku ingin mengenalmu, kemudian bertambah ingin memilikimu hingga muncul banyak rasa lainnya. Tak ingin kehilanganmu, tak ingin kau jatuh pada orang lain. Tak ingin cinta ini hilang karena hal-hal yang konyol.
Ia, sayang ini konyol. Aku jadi membenci jilbabmu, bahkan untuk sekedar menyapa "Hai" saja, aku begitu tak berani. Aku takut dilaknat Tuhan. Takut terlintas di fikiranmu tentang aku yang tak baik. Jadi aku lebih memilih untuk jauh, meski hati ini sellau berharap sedekat mungkin denganmu. Atau lebih tepatnya mencintai dalam diam. Tapi kenapa?
Kenapa aku terlihat seperti pengecut atau pengagum belaka? Ini kah cara aku mencintaimu? Aku sungguh tak ingin menyentuhmu, aku tak ingin menatap wajahmu, aku ingin menikmati senyummu, aku ingin mendengar suaramu, meskipun aku ingin, aku tak akan memintanya. Karena aku tau, itu bukanlah hal yang benar. Aku takut pada Tuhan kita.
Tapi saat itu terjadi, muncul pula di benakku. Bila sediam ini, apa mungkin kau tahu? apa mungkin aku bisa percaya engkau? yang aku fikir kau memanglah ia bidadari. Sehingga aku cukup diam, dan menjaga hati ini tetap untukmu. Sekali lagi aku takut kau jatuh pada orang lain.
Apa aku harus katakan padamu? Bahwa aku mencintaimu, jadi mau kah kita saling menjaga hati sampai tiba waktunya nanti aku datang kepadamu, meminta engkau dari orang tuamu. Haruskah aku melakukan itu? Di waktu se dini ini, kita masih remaja. Aku takut membebanimu. Bukankah kau bidadari? dan kau tau itu?
Dan lagi, apakah aku harus bertanya langsung padamu? Tapi bagaimana? Menatap wajahmu saja aku tak sanggup, sungguh.
Ahhh, mengapa ini menjadi begitu menyebalkan. Sayang ini konyol, aku mencintaimu...
Haruskah aku mendengar kata orang lain? menjadi se brengsek orang lain untuk mencintaimu? Tapi kufikir kau tak suka cara itu dan lebih memilih caraku yang seperti ini. Tapi ia sayang, aku takut kehilanganmu, takut kehilangan rasa cintaku pada bidadari sepertimu.
Aku masih tak mengetahui apa alasan aku jatuh hati padamu, sehingga aku tak punya alasan apapun untuk pergi darimu. Entah, bila suatu hari nanti aku memutuskan untuk pergi (yang kesekian kalinya) atau aku tetap memilih untuk mencintaimu. Itu bukan karena aku mengejar wanita lain, sepenuhnya itu karena aku, mungkin karena hatiku tak mampu lagi mencintaimu dengan cara seperti ini.
Ah udah ah kepanjangan...