Rambut hitammu terurai panjang, kau terlihat begitu menawan dengan baju merah itu, seperti bibir merahmu. TInggimu tepat se'pundakku, dan sepertinya tepat bila berdiri disampingku. Walau belum cukup lama aku menatap wajahmu, ku bisa simpulkan kau begitu manis, cantik.
Lebih dari 5 menit aku menatapmu dari dalam pandapa, hanya duduk disana dan memperhatikanmu. Aku ingin menemukan titik jenuh melihatmu, sayangnya hingga 10 menit berlalu, kau tetaplah menarik.
2 menit setelah itu kau pun berlalu, turun ke danau dan bermain dengan perahu kayuh bersama teman wanitamu. Aku masih belum kehilangan tatapanku, masih melihatmu dari kejauhan sampai ekor mataku benar-benar kehilanganmu.
Akupun pergi, beranjak dari sana dan menuju ke bukit. Disana ada mushola yang cukup besar. Aku sejenak beristirahat bersama temanku, sedikit melepas penat bersama kau di fikiranku.
Tetiba mataku menangkap bayangan dari arah samping mushola. Cukup terkaget, disana aku kembali melihatmu. Tepatnya kita kembali bertemu, aku lihat matamu sedikit menatap ke arahku, aku juga lihat senyuman manismu yang kian melebar, manis. Disana, disana kedua kalinya kita bertemu hingga kau kembali berlalu.
Aku hanya bisa tersenyum bodoh, kenapa tak ku datangi dia, tanya siapa namanya. Ah sudahlah
Kembali tiduran di tepi mushola, menatap langit yang begitu indah, biru muda, cerah seperti wajahnya, teduh saat menatapnya.
20 Menit berlalu, aku segera bangit dari pembaringan. "Ui Uplod Foto dulu, enaknya dimana?" Tanyaku pada seorang teman yang sedari tadi menemaniku "Noh dibawah aja, pinggir danau kayaknya enak, sambil makan" Jawab dia dengan santai. "yaudah, buruan kesana, udah mulai gerimis"
Akupun bergegas kebawah Sampai di tengah jembatan, gerimis mulai turun. Aku tak segera lari seperti orang-orang di sekitar, menikmati dinginnya guyuran hujan sambil sesekali bercanda.
"Woy, kalo misalnya sampe ketemu lagi buat yang ke 3 kalinya, gw mau nyapa ah, harus!"
"Kalo berani, sok aja"
Baru saja tiba di tempat makan, hujanpun turun dengan kian derasnya...
Aku segera turun ke lantai 1 dan baru saja melewati tangga, aku melihat dua makhluk yang sepertinya ku kenal di meja no 1, kursi paling dekat dengan tangga.
Dia, dia yang tadi. Aku hampir melangkahkan kaki untuk kembali keatas, namun naluriku sebagai lelaki membutaku tetap berjalan ke kursi paling ujung, paling jauh dari meja no 1. Aku duduk disana, sangat jauh dari dia.
Aku hanya mengingat-ngingat kata-kataku beberapa menit yang lalu, aku bertemu kembali dengannya untuk ketiga kalinya, dan aku harus menyapanya, tapi kenapa sekarang aku tak berani. bahkan seperti malu-malu berada disana, aku takut bila menyapanya, kenapa? kenapa harus takut?
Kau harus tau, aku sedang menyukai seorang teman di sekolahku. Sangat jauh disana, hamun sampai disini sekalipun aku masih tetap mengingatnya. lalu apa hubungannya? Nah bagaimana jika kedua orang tersebut kenal dengan dia? Dan jika aku menyapa mereka dan berkenalan dan lebih dari itu, atau hanya sekedar kenal dan ternyata mereka kenal dengan temanku itu, banyak hal bisa terjadi kan?
Aku hanya takut, sedikit takut. Tapi, aku harus memegang kata-kataku sendiri. Tapi, tapi.. Pengecutkah aku?