Kau Tau?...

Kau tahu apa yang menyenangkan? Saat perempuan-perempuan berpikir aku pernah mencintai mereka. Dan tebak apa yang menyakitkan? Mencintaimu.

Hai Aku...

Hai orang yang gagal jatuh cinta, sedang apa kau? Ah, senyummu! Kukenal senyum palsu itu! Aku juga pernah melakukannya saat bersamamu.

Hanya Kamu

Aku sayang kamu sejak lama, tapi kini aku punya mata yang baru. Mata yang tertutup bagi segala keindahan perempuan yang bukan kamu.

Beda Cerita

Beda ceritanya, antara kamu sudah mengisi hati seseorang atau kamu hanya sedang membuat seseorang sibuk hingga tak sempat menengok hatinya.

Bangga Menjadi Diri Sendiri

Kamu harus bangga bahwa kamu adalah kamu. Sebab mungkin tidak mudah bagi orang lain bila menjadi kamu. :)

Minggu, 06 September 2015

Pujangga

Sunyi senyap, Di selimuti warna kelabu pada pekatnya malam ImajinasiMu menggebu. 

Sendiri, Menepi disisi kota. Jauh dari kawan, jauh pula dari keramaian. Terjaga dari kedipan mata, segala bayang segala bahasa dan segala rasa kau satukan dalam tinta.

Angin berhembus dingin Menghampar di padang kesunyian dan ilalang seakan berbisik dalam nyanyian "amboi betapa indahnya angan- angan" Kau pun kembali melukis keindahan kata- kata yang terlahir secara alami. Tapi ibahnya, dan enggan mengerti sebab hanya mampu menafsir di sebagian kata...

Duhai Sang Pujangga ! Kau jauhkan sang perawan dari mata, tapi kau mengukirnya di Alam Maya, apakah itu yang kau sebut cinta ??

Duhai Sang Pujangga ! Dalam kata-kata indah cintaMu bersayap Hingga mungkin sanggup menggapai di segala asa, Tapi nyatanya yang kulihat ketika menatap rembulan Kau menangis menyambut fajar.

Duhai Sang Pujangga ! Mana lagi ceritaMu yang nyata, tentang indahnya dunia bila ada cinta... . Oh,, jangan sembunyikan jutaan duka di balik senyumMu, jangan dustai hati para insan, bila cinta memang perih katakanlah perih... Jangan berkata itu indah tapi dengan air mata.

Duhai Sang Pujangga ! PadaMu tempat segala bahasa cinta begitu indah meskipun tak nampak oleh mata. Kau Penghibur, bagi Jiwa-jiwa yang dahaga asmara. Kau Pelebur, bagi hati yang keras laksana batu. Tapi kau lemah bagai budak jelata tak berharta dan di pandang sebelah mata. Kau hina ! bagai biduan-biduan pelacur yang rela dagangkan bahasa jiwa dan nyanyian pada orang-orang kaya dengan begitu murah. Memang Kau berhati murahan, dan Kau hampa meski banyak cinta tapi kekasihpun tiada.

Menggapaimu

Tolong jangan membalikan badanmu duludi senja dimana angin bergemerisik yang membuat kita bersentuhan cukup dekat Pandanganku selalu tertuju ke arahmu

Aku akan menggapaimu, aku akan selalu menggapaimuTak peduli jika cintaku tak terbalas, tak peduli jika hatiku tersakitiAku hanya ingin mengatakannya berulang kali

Bahwa aku menyukaimu, aku selalu menyukaimuTak peduli jika aku tak bisa tidur malam ini, tak peduli jika mentari pagi tak terbitAku hanya ingin mengatakannya berulang kali, hingga aku dapat menggapaimu

Hari ini memori tentangmu semakin bertambahnafasmu, bahkan jika hanya desahan keraguan, hal itu masih berharga untukku Aku selalu menunggu untuk mu

Aku akan menggapaimu, aku akan selalu menggapaimuTak peduli jika cintaku tak terbalas, tak peduli jika hatiku tersakitiAku hanya ingin mengatakannya berulang kali

Bahwa aku menyukaimu, aku selalu menyukaimuTak peduli jika aku tak bisa tidur malam ini, tak peduli jika mentari pagi tak terbitAku hanya ingin mengatakannya berulang kali, hingga aku dapat menggapaimu

Aku akan menggapaimu, aku akan selalu menggapaimuTak peduli jika cintaku tak terbalas, tak peduli jika hatiku tersakitiAku hanya ingin mengatakannya berulang kali

Bahwa aku menyukaimu, aku selalu menyukaimuTak peduli jika aku tak bisa tidur malam ini, tak peduli jika mentari pagi tak terbitAku hanya ingin mengatakannya berulang kali, hingga aku dapat menggapaimu

QUINT SCREEN - My Original Story

Part I - Sesuatu yang tak biasa


Aku terbangun seperti biasanya pada pukul 5.40, namun udara saat itu sama sekali tak bisa disebut biasa. Berjalan sambil mengumpulkan nyawa keluar rumah mencari setumpuk udara segar. "Haaa! Apa yang terjadi" Mataku terbelalak seketika, halaman rumahku tiba tiba berubah."Eh bentar, rumah gw juga! Apa yang terjadi disini?"Entah aku jadi tak mengenal lingkungan dan rumahku sendiri, meski tampilannya agak berbeda, namun tata ruangnya aku masih kenal. Mungkin ini mimpi fikirku, tapi ini begitu nyata. "Ngiung, nigung.."Bunyi sebuah alarm sangat memekakan telinga, aku tahu itu pasti berasal dari balai desa. "Bruk bruk bruk" Suara ribuan langkah kaki saling bertubrukan."A ada apa ini? Darimana mereka berasal!"Ratusan laki-laki berlari dengan kencang kearah balai desa, aku hanya masih menggelengkan kepala, tak yakin sendiri dengan apa yang sedang terjadi.Beberapa detik berlalu dan tak ada suara langkah kaki lagi yang kudengar.Aku terduduk lesu di samping pohon jeruk yang minggu lalu aku tanam."Kring, kring" Sesuatu disaku celana ku bergetar.Ya ampun, aku hampir lupa bahwa aku punya hp.


"Ah ini alarm. Jam 6.05 Biasanya aku harus segera mandi dan berangkat ke sekolah. Fiuh!"Ah, ini membosankan. Lebih baik aku pergi ke balai desa untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi."Nah nah. apa lagi disini? Mereka sedang bermesraan dengan pasangannya sendiri."Ada seorang lelaki berjas yang sedang duduk di podium balai desa. "Woy pak? ada apa ini? Apa yang...""Wah sayang sekali, pembagian pasangan sudah selesai, Kau terlambat 5 menit nak. Sepertinya kau akan menjomblo seumur hidup!" "Apaaaaaaaaaaaa!"





Part II - Harapan


"Apa maksudnya? pembagian pasangan?"AKu bertanya dengan nada jengkel, entah kenapa aku harus jengkel."Ini dunia yang berbeda dengan dunia sebelumnya kau hidup, bisa dikatakan ini adalah dunia yang baru. Kau bisa bersenang senang, bersama satu pasangan yang kami berikan." Penjelasaanya formal."Bersenang senang apanya? Mana mungkin aku bisa senang di dunia seperti ini, tak ada game, tak ada anime, tak ada kamen rider. Sendiri, senang? Hah kau pasti bercanda." Jawabku semakin kesal."Hahah, kalau kau tak keberatan kami mau meminjamkan pasangan kami kalau kau mau. Hihi" Canda seseorang yang sedang berada disampingku, dia benar-benar menikmati pasangannya."kau masih juga tak mengerti tak? Mengapa kau tak baca halaman yang ku kirimkan pada emailmu nak." Jawab si tua berjas.Email? Eh bentar.."Wanjrit...."Dunia ini ternyata masih seperti dunia yang lama, bahkan lebih parah. Kasta? Apa apaan ada perbedaan kasta seperti ini.Setiap Region memiliki 999 Laki-laki yang telah diberikan pasangannya, queen tak berkelas.Jumlah semua laki-laki yang ada di dunia ini 999.999.999. Tersedia 99.999 Queen kelas C. 9.999 Queen Kelas B, 999 Queen Kelas A, dan 4 Queen kelas S. Queen S memiliki kekuasan terhadap level dibawahnya dan berkuasa di kerajaannya masing-masing. Mereka menolak lelaki dan akan membunuh setiap lelaki yang memasuki kerajaannya yang bermaksud mengambil queen berlevel sebagai pasangannya. "Hmmmm.. Aku tak ingin terkejut sepenuhnya.. Tapi, Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa ini... Mengagumkan.. Eh bentar, dibunuh. Zzzzz""Bagaimana? Kau sudah mengerti nak?" Tanya si tua."Hmm, ya. Aku fikir aku akan mengmbil queen kelas S untuk menjadi pasanganku" Jawabku tanpa pikir panjang."Hah dengarkan bodoh, daripada kau mati sia-sia. Lebih baik kau tetap disini, aku akan berbagi pasanganku denganmu. Ya kan kawan?""Yaaa" "Hmm aku menghargai itu tapi... Maaf, aku akan mendapatkan lubangku sendiri!"


  
Part III - Hunter!


 Fantasi, Humor, Romance

Heat Break

Aku terbangun di dunia yang tak biasanya, tak mengenal apapun disini. Hanya merasa pening di kepalaku. Aku tak dapat mengingat apapun, seperti apa yang terjadi padaku sebelum ini dan apa yang sebenarnya terjadi sekarang.

Aku berada di sebuah kamar.  Bangkit dari ranjangku mencari sesuatu diluar ruangan tak berjendela itu. Tak ada apapun. Tak ada suara bising apapun, hening. Tak ada makhluk hidup selain aku disana. Aku seperti mengingat sesuatu, entah apa. Otak ku masih belum bisa mendeskripsikan kesadaranku.

Melihat jam tanganku yang saat itu menunjukkan pukul 06.04. Beberapa detik kemudian sesuatu bergetar dan berdering dibalik celanaku. Aku meraihnya dan mendapati alarm berbunyi di handphoneku. Handphone yang sama, aku mengenali itu milikki.

Ini dimana? - tanyaku.

Sebuah sirine terdengar nyaring dari sebelah utara. Aku ingin menghiraukannya, tapi terlebih dahulu aku ingin mengamati sekitarku.

Ini konyol. Dunia macam apa ini.

terlihat dari kejauhan, sebuah jalanan besar dipenuhi dengan lelaki-lelaki berlarian ke arah utara. Seperti dikejar sesuatu atau sedang mengejar sesuatu.

Aku tak tertarik untuk mencari tahu apa yang terjadi, malah memilih untuk duduk di depan sebuah bangunan dan memainkan gadget ku itu. Sampai 5 menit berlalu baru aku memilih untuk mencari tau sesuatu itu.

Aku berjalan hampir sejauh 1 km sampai aku menemukan sebuah gedung besar dengan pintu gerbang yang besar pula.

Dan betapa kagetnya bahwa disana aku menemukan semua makhluk dalam keadaan berpasang pasangan.


AKu melangkah memasuki gerbang dengan wajah konyol dipenuhi seribu tanya.
"apa ini? mengapa mereka sedang bermesraan..."

Hei hei hei, kemana saja dikau. Aku menyesal acara ini telah berakhir. entah kau homo ataupun apa.

Acara apa?

Kau tidak... tau? apa kau tidak menerima email dan membacanya..

Ngga, aku ga dapet email...

Emang apa emailmu? novanurulmustopa@ymail.com?

Gmail pak.. yang ymail udah dijual sama orang..

yaampun, kenapa aku bisa salah data ya. Yaudah, tpi mau gimana lagi. semua queen sudah kembali ke Lasbred.
Jadi kau mungkin bisa dapat pasangan bila kau sendiri yang kesana.

Hey, tak usah pergi kemana mana. Kau bisa menggunakan putri ku yang cantik ini..

Apa maksudmu?

Ya kita disini bersenang-senang. Bkankah itu yang selalu kita inginkan?

Bersenang-senang? oke kalo gitu. apa disini ada pc dan wifi gratis?

Ini dunia tentang cinta, bodoh. kau tak memerlukan sesuatu seperti itu.

Apanya yang bsersenang-senang tanpa internet.

gini aja, kalo kau mau tau lebih tentang dunia ini. Kau bisa gunakan wikipedia di ponselmu.

Dunia ini dibagi 6 region, utara timur selatan barat, region tengah sebagai area bebas ratu dan konsel. dan region dalam yang tak terlihat.
4 region kekuasaan queen. 1 q S sbagai ratu, 99 Q A sebagai pemerintahan, 999 Q B sebagai Prajurit, 9999QC sebagai pelayan.

En bentar? dunia ini dikuasai perempuan?

Baca dulu semua bodoh..

Keee oke... ti tiap region ada sebuah tempat terpecil yang tersedia untuk laki laki. berjumlah 999 Laki-laki di tempat tersebut. Mereka aman bila tetap berada disana. Apapun yang terjadi, lelaki yang keluar dari tempat itu dan meningglkan area bebas dan ditemukan oleh queen B akan dibunuh.
Meski begitu, ada lelaki yang bila mau dia masuk ke region bawah untuk memberontak dan menggulingkan ratu di regionnya. Dan laki-laki tak bisa pergi ke region lain tanpa didampingi ratu di regionnya. Dan tentu sang ratu tak akan mampu ada laki-laki yang mendampingi dia. pasti dia akan membunuhnya terlbih dahulu.

Para queen berkelas teramat benci dengan pria, entah apa alasannya. Mungkin karena pria itu tak pernah mengerti perasaan wanita. kwkw makanya mereka akn membunuh lelaki siapapun yang masuk ke region mereka.

Region anda : Reg 4. Ratu ; Serena Hizzkia, Kode 6.C - Ratu tanpa senyuman.
Anda tidak dapat mengakses informasi region lain. SIlahkan masukan kode verivikasi kerajaan untuk melihat.


Apa maksudnya ratu tanpa senyuman? julukan saja?
Entah aku tiba tiba menjadi begitu tertarik dan peduli.
Ya begitu, dia tak pernah tersenyum. Bahkan queen2 di regionnya tak pernah melihat dia tersenyum.

Kenapa?

Ya ga tau lah, kalo aku mencari tahu kesan, tentu aku akan dibunuh. kecuali aku tansgender jadi cwek dulu..

Lalu gimana caranya aku bisa ke region bawah?

Mau ngpain? lo bisa berakhir di tangan perempuan. Udahlah bersenang2 disini saja. Gak usah neko2.
Aku bisa meminjamkan ce..

bukan itu, kenapa dia ga bisa senyum?

Siapa yang peduli dengan itu. Aku ingin ke region bawah. Memangnya apa yang ada disana?

Entahlah, belum pernah ada yang kembali kemari setelah mereka kesana.

Berapa orang yang pernah mencoba?

93. Yang kembali? tak ada. entah aku tak tau apa yang terjadi pada mereka.

Yaudah aku kesana.. Aku tak ingin berada di tempat membosakan kayak gini..
Baikalh, gunakan gugel maps. itu akan menuntunmu ke gerbang region bawah.

Apa aku akan selamat? apa ada ratu yang berjaga disana?

Ngga, ratu akan mati bila mencoba kesana. Ada beberapa toleran yang gak dimengerti di dunia ini. Kami juga ga gitu tau.

baiklah, aku pergi..


Aku menemukan seseorang.. hey.. bangunlah.. kau kenapa?

Aku dihajar habis2an, dia penuh memar.

siapa? 

seseorang di dalam. Erza Almond.

Dia siapa?

 dia penunggu tempat itu. Dia yang memberikan kekuatan untuk ellaki bisa memberontak ke requion queen.

Dia satu satunya lelaki yang pernah melihat ratu serena tanpa terluka sedikitpun.


Kok bisa? apa yang dia lakukan setelah bertemu dengan ratu? kenapa dia kembali kesini?

Entahlah, dia tak mau bicara banyak.

Mungkin karena jawabanku.

Dia bertanya apa?

bagaimana kau bisa membuat dia tersenyum...

Ini kayak interview kerja aja

Aku akan kembali saat aku sudah menemukan jawaban yang bagus.. bantu aku berdiri..

oh oke oke..

membuat cewek tersenyum? 


Amelin

Langit lumayan gelap sore itu, nampak beberapa menit lagi akan turun hujan. Aku masih memegangi sebuah tas berisi laptop dan beberapa buku tugas. Aku harus segera online

dan mencari materi untuk tugas pemrograman besok. Entah begitu menyebalkannyya besok harus praktek c karena yang seharusnya kebagian praktek sedang sakit. Kalian tau

keluarga yang mobil luxionya ditabrak SUV BMW X5 Rasyid anak Mentri Perekonomian Hatta Rajasa? ia, temen gw yang sakit itu tidak ada hubungannya dengan mereka, dia

hanya orang biasa. Hmm

Langit semakin gelap, aku segera memacu sepeda motor Honda Supra X Hitam Merahku ke arah Perumahan di daerah St.Chiffer dan berharap mendapatkan sinyal 3G dengan

modem sederhana ini di tengah hujan nanti. Ya dirumahku di daerah pedesaan di sektor 7 hanya menangkap sinyal GPRS, malah LS GPRS. Itulah alasanku pergi daerah kota

untuk sekedar internetan dengan signal panteng HSPA.

"clek, clek, clek"

Gerimis sudah mulai turun dan disusul hujan yang cukup deras. Syukurnya aku telah memasuki gerbang perumahan, tinggal beberapa detik lagi sampai di rumah Bibiku di blok

38C gang mawar.

"Ctak, crash"

Aku mematikan mesin motorku dan segera masuk ke rumah.

"Tok, tok, assalamu alaikum"

Ah ternyata pintu telah terbuka. Karena memang sudah terbiasa, dan seringnya aku berkunjung kerumah Bibi dulu, asal pintu terbuka aku tinggal masuk saja. Walau terakhir kali

aku mengunjungi rumah bibi sekitar 2 bulan yang lalu. Baju dan tasku hanya sedikit terkena cipratan air, jadi tak erlu mengeringkan badan terlelbih dahulu.

"bi, haloo"

Sahutku memanggil Bibi. Wah ternyata tak ada orang dirumah, mungkin Bibi masih di Tokonya didepan Perumahan. Aku segera mengambil posisi dan duduk dipojokan, menaruh

kipas laptop dan berikut laptopnya. Booting up dan colok modem.

"yosh, akhirnya bisa internetan juga."

Kataku dengan lega.

Eits tunggu dulu, Ada suara musik dari arah kamar sebelah. 2 bulan aku tidak berkunjung kesini, memang kuperhatikan banyak perubahan. Dari segi interiornya saja, karena

semua rumah di perumahan ini memiliki warna cat tembok yang sama.

"Hmm, mungkin suara musik yang dikamar itu Hp Bibi yang ketinggalan. Mungkin ada telepon"

Sambil menunggu loading game dan beberapa unduhan materi, aku masuk ke kamar untuk mencari Hp dan betapa terkejutnya aku melihat seorang wanita sedang memainkan

laptop sambil mendengarkan musik. Wanita itu tak ku kenal, bahkan bukan anak Bibiku yang sedang melanjutkan kuliah di bandung. Ia tampak lebih muda, ya seumuran anak

SMA. Wah ada yang ga beres, apa dia tamu atau pencuri. Entah aku hanya terdiam di palang pintu.

"treng"

Wah tak sengaja kakiku menyenggol gelas yang ada di sebelah pintu, dan wanita itu berbalik melihat aku yang sedari tadi berdiri di pintu.

Dia sejenk bingung akang kehadiaranku disana.

"hey siapa kamu"

kata wanita itu setengah teriak. Aku tak langsung menjawab, hanya memperhatikan wajahnya yang baru aku lihat. Tadi dia menghadap ke arah jendela sambil telungkup. Dan

kini aku melihat wajahnya, cantik, putih, dengan bibir merah yang dihiasi perasaan aneh dan takut. Dia memakai tanktop merah dan celana pendek yang sangat pendek.

"hey siapa kau, nagapain dirumahku?"

dia sedikit menarik tubuhnya kearah jendela, sepertinya dia takut denganku.

"eh aku. eh apa, ini rumahmu? mana mungkin? ini rumah bibiku. Kamu yang siapa?"

Aku turut membela diri, entah au bingung dengan situasi ini. Terlebih aku masih memperhatikan wajahnya.

"Idih ini rumah aku lah, emang siapa bibi kamu? "

Dia kembali memberiku ertanyaan dan menyudutkanku.

"eh anu, Rini, nama bibiku Rini"

Aku sedikit terbata-bata menjawabnya, aku masih memperhatikan dia, aku masih belum memalingkan pandanganku ke arah matanya.

"Ahh, kamu salah rumah. Rumah bibimu tuh di blok sebelah. 2 gang dari sini. Ko bisa salah rumah"

rasa takutnya kia memudar, aku memperhatikan tatapannya padaku.

"Wah masa, mungkin karena terburu-buru hujan jadi aku tadi sampai lupa no rumahnya. Maaf, aku akan segera pergi"

Yah aku mengakui salahku dan meminta untuk pergi, namun berharap sesuatu terjadi.

"eh tunggu dulu, diluar hujan deras. Mending tunggu aja disini sebentar. Kayaknya ujannya ga bakal lama"

Dia mencoba menawariku beristirahat.

"Eh tapi ga enak nih, emang dirumah ada siapa aja?"

Aku sedikit berbasa basi sambil melapas ketegangan.

"ada di bibi di belakang, lagi nyuci kali. Lo bisa tunggu diruang tengah sambil nonton tivi, eh itu laptop siapa?"

Dia berjalan kearah laptopku, entah mungkin ada yang membuatnya tertarik.

"itu punya gw, ya niatnya kerumah bibi gw mau internetan, nyari tugas gitu."

Aku juga mengikuti dia kearah laptopku dipojokan ruang tamu.

"tugas apaan?"

"tugas apaan? ini kan NK."

Dia sedikit mencela dan merasa heran, tapi mimiknya berubah ceria entah kenapa.

"Emmm... ya sambil nyari materi tugas trus di donlod, sambil maen game bentar.. Emang kenapa?"

"Lah gw lagi maen NK juga. Wah Server akatsuki lu. Widih ternyata lu dewa maho s2 itu ya, haha"

Dia menacak acak inventori tas dan memerika informasi charku, tas 1 -6, 4 gudang dan pasar hingga ke tempat tempa.

"Wah wah kok bisa kayak gini ya, emang nicklu apa? Server brp? Kenal char ane?"

Aku sedikit bertanya dengan nada heran.

“Cewe secantik itu maen game NK, harusnya udah nyampe ke telinga gw. Ini asli bukan hode namanya. wkwk” aku kembali berbicara dalam hati dengan nada heran.

"haha Salam Mudz, gw Amelin"

What the ?

To Be Continued...

Yuki No Ne - Suara Salju

Mengapa di malam yang dingin saat aku memikirkanmu dadaku terasa sesak?

Bisakah aku menyampaikannya padamu? Bisakah aku memberitahumu? Hari ini pun aku tidak bisa mengucapkannya padaku
Sosokmu yang sederhana selalu menghela nafas berwarna putih

Cintaku yang bangkit tak memiliki tempat untuk pergi, mulai bertingkah malu-maluDan mengambil jalan memutar

Sekarang, kusadari mata kita saling bertemu, ingin ku hentikan waktu agar tetap seperti ini

Kita saling menatap, tanpa mengalihkan pandangan, tanpa membiarkan pergi

Dikota dimana salju berjatuhan turun, kehangatanmu begitu menghangatkan

Ku ingin tetap seperti ini, dimana tanganmu yang menyentuhku tidak melelehkan tanganku
Mengapa walaupun aku tahu bahwa esok kita akan bertemu kembali

Kita bisa memastikan perasaan satu sama lain, tapi aku begitu takut ku tidak bisa

Tiap cahaya kota yang memantul di jendela membicarakan tentang cinta

Hari ini pun aku juga menerima cinta dari setiap orangKarena hari ini adalah hari pengungkapan perasaan
Sekarang ku sadari tangan kita bertemu tanpa seorang pun melihatnya

Kau genggam tanganku dengan erat

Aku selalu berpura-pura tidak menyadarinya, namun sesungguhnya ku begitu senang

Dan mengerti arti kebahagiaan dan kegembiraan

Kita bersama berdua hingga salju ini berhenti turun

Hei, apa bisa kau mendengar salju yang tenang dengan ajaib menghapus suara kita berdua

Ku berpura-pura mendengar suaramu yang menyela, karena aku ingin terus melihatmu
Salju, tolong jangan berhenti turun di hari istimewa satu-satunya ini

Kau bisa menyalahkan musim dingin di atas bahu mu

Sekarang, kusadari mata kita saling bertemu, ingin ku hentikan waktu agar tetap seperti ini

Kita saling menatap, tanpa mengalihkan pandangan, tanpa membiarkan pergi

Dikota dimana salju berjatuhan turun, kehangatanmu begitu menghangatkan

Ku ingin tetap seperti ini, dimana tanganmu yang menyentuhku tidak melelehkan tanganku
Sekarang ku sadari tangan kita bertemu tanpa seorang pun melihatnya

Kau genggam tanganku dengan erat

Aku selalu berpura-pura tidak menyadarinya, namun sesungguhnya ku begitu senang

Dan mengerti arti kebahagiaan dan kegembiraan

Jangan hancurkan keajaiban salju ini, tetaplah seperti ini sedikit lebih lama lagi

Dan aku akan berada disisimu dalam sejumlah musim dingin

Harum

Ceritanya nama dia Ardhi, Ardhisti Tama. Pelajar kelas 10 di salah satu SMA di Jabar... Dia sebenernya biasa-biasa aja. Tinggi dan berat badan cukup ideal, kemampuan biasa aja dan dia cenderung pendiem. Iya, dia pendiam, banget. Ke cewek atau cowok sekalipun.

Sayangnya dia orang yang ga bisa bener-bener diem kalo soal cinta. Cinta dalam hati cuman sekedar mitos baginya.

Senin itu belum ada upacara bendera. Kelas 11 dan 12 masih menikmati liburan semester. Hanya calon siswa yang mengenakan seragam disana. Ia, Ardhi salah satunya. Dia menatap dalam papan daftar calon siswa baru. Ia sedang mencari sesuatu yang menarik baginya. Saat itu tak ada siswa lain selain dia disana.

"Hmm ini mayoritas SMP 1 semua, ngerii" gumamnya

dalam hati.

Dia mengeja beberapa namayang menarik.

"Eh ini, keren. Fia? SMP 1. Fitria Maya?"

"Ya kenapa?" seseorang menyaut dari belakang. Sejenak Ardhi terkejut.

"Eh maaf, maksudku" Ardhi tersipu malu.
"hhe ia aku tau kamu cuman lagi ngeja nama disana. Tapi barusan kamu ngeja nama aku" jawabnya ramah bersama senyuman indah.

"Oh kamu, Fitria Maya? Maaf." ardhi mengatakan maaf untuk kedua kalinya.

"kenapa minta maaf? Itu bukan sesuatu yang perlu kata maaf ko. Hhe iya, panggil aja Fia. Kamu?" sahut fia dengan halus.
''Aku Ardhi dari SMP 21, salam kenal'' Jawab Ardhi dsambil melebarkan sedikit mulutnya, bermaksud membuat senyum yang mewah. Sayangnya malah membuat dia nampak seperti gaya ABG-ABG alay di Facebook.

"Hihi... Salam kenal, ardhi. Kuharap kita bisa jadi teman baik disini" Timpal Fia sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman. Pada saat itulah pertama kalinya Ardhi dan Fia bertemu.
Ardhi mendaftar sendiri dari SMPnya. Oleh karena itu, Fia adalah teman pertama Ardhi disana. Hingga tes masuk selesai, Ardhi belum pernah bertemu Fia lagi. Padahal tes diadakan selama 4 hari. Hasil tes telah keluar, ternyata Ardhi dinyatakan lulus, begitupun Fia. Ardhi merasa senang, entah karena lulus atau karena bisa bertemu dengan Fia lagi. Langit kuningan saat itu senja. Ardhi menunggangi sepeda motornya yang sedang parkir. Seseorang menepuk pundaknya dari belakang.

''Hei ar'' sapa Fia mengejutkan Ardhi.

''Fia! Ngagetin aja kamu'' jawab ardhi seraya menoleh kebelakang.
''Mau kemana? temenin aku makan yuk! '' ajak Fia manja.

"eh?'' Ardhi bengong.

"ia, ke kantin yuk. Ayolah ar..." ajak Fia seakan menggoda Ardhi.

"eh tapi..." Ardhi tak lagi bisa menolak. Fia memegang tangan Ardhi dan menyeretnya ke kantin.

Dia sebenarnya merasa heran dengan dirinya sendiri. Tentang fia, wanita seperti fia.
Dia seseorang yang pendiam dan dia juga senang dengan wanita pendiam pula. Namun berbeda dengan Fia, dia tak lagi menjadi dia. Bahkan ketika baru saja bertemu, entah mengapa Fia bisa begitu akrab dengannya. Seperti mereka pernah bersama sebelumnya. 
Ardhi berfikir bahwa fia memang seperti itu, dia ramah kepada siapapun, cewek ataupun cowok. Ardhi takut jika begitu, jika dia jatuh cinta pada wanita seperti dia.

" Hei ko ngelamun?" Fia membuyarkan lamunan Ardhi.
" Eh gpp, aku ga ngelamun ko" Jawab Ardhi mengelak. Dia baru sadar bahwa makanan Fia sudah hampir habis. Dia mengabaikan Fia terlalu lama.

"Eh iya maaf. Aku membuatmu merasa tak ditemani..." Ardhi tak mencoba menatap Fia saat berusaha meminta maaf.

"Gpp di, emang lagi mikirin apa? Pacar? Jadi ga enak nemenin aku ya." Timpal Fia serius.


"em ngga kok, aku lagi gak mikirin apa apa. Lagian aku juga ga punya pacar" Sahut Ardhi sambil memesan semangkuk es teh hangat.Tetiba Fia melemparkan tatapannya tepat ke mata Ardhi.

"Beneran? Kamu ga punya pacar?" Tanya fia dengan nada datar.

"Ii iya. Emang kenapa?" Ardhi balik bertanya dengan heran. Fia menatap mata Ardhi yang hendak kabur dari situasi itu.
"Ardhi ?" Tanya fia dengan semangat.
"ya" Jawab Ardhi lemas. Dia pasrah bila status jomblonya akan terus menyiksa dia.

"Aku mau kamu jadi pacar aku..." Pinta Fia santai.

"Ok boleh... Eeeeh! Apa maksudmu Fi? Jangan ngawur..." Ardhi salah tingkah.


"Ya gitu, aku mau jadi pacar kamu. Kita pacaran." Fia membuat Ardhi lebih mengerti.

"Tapi kenapa? Kenapa kamu bisa cinta sama aku? Kita baru ketemu kemaren kan." Ardhi tak percaya.

"Siapa yang bilang aku cinta sama kamu? Jangan Geer" Jawaban Fia membuat Ardhi semakin bingung.


"Tadi kamu bilang mau jadi pacar aku kan? Mana mungkin itu terjadi jika tak ada cinta?" Timpal Ardhi seraya menghabiskan Jus Apel di Meja sebelah.
"Aku ketemu kamu baru kemaren. Aku tertarik sama kamu, aku suka kamu, aku gak bisa berhenti mikirin kamu sampe sekarang aku ngomong sama kamu. Dan aku cinta sama kamu. Aku mau jadi pacar kamu." Penjelasan Fia membuat Ardhi terdiam. Dia tak tau harus berkata apa lagi.
"Tapi..."
"Alasan aku suka sama kamu?" Fia memotong perkataan Ardhi, dia jelas tau apa yang akan Ardhi katakan.

"Ngga. Cinta Sejati gak perlu alasan untuk mencintai. Ngga perlu." Jawab Ardhi pelan.

"Jadi?" Fia bertanya sesuatu yang dia tahu jawabannya. Dia tersenyum bahagia.
"Kita Pacaran, sayang." Tegas Ardhi, dia turut tersenyum. Suasana kantin tetiba berubah menjadi sangat manis.
"Tapi Fi? Boleh tampar aku?" Pinta Ardhi dengan tampang linglung.
"Lah kenapa Sayang?" Tanya Fia ikutan bingung.

"Aku takut ini hanya mimpi. Semudah inikah? Jatuh cinta dan memiliki pacar."Jelas Ardhi.

"Aku juga ga gitu ngerti. Mungkin sebelumnya kamu mikir aku cewe gampangan. Cepet akrab sama semua cowok, karena aku sok akrab banget sama kamu. Tapi kamu harus tau! Aku jarang ngobrol sama cowo pas di SMP. Aku juga ga pernah pacaran. Aku pendiem, banget"Ardhi melongo mendengar penjelasan singkat Fia.
(gw yang nulis juga melongo *sambil shampoan*)

"Kenapa bisa? Kamu sama kayak aku Fi" Tegas Ardhi.
"Aku berfikiran persis kayak kamu. Bahkan aku selalu gugup kalo ngobrol sama cewe. Aku selalu canggung. Tapi ke kamu ngga. Mungkin kamu spesial pake telor 4" tambahnya.

"Sampai aku berfikiran. Jujur loh. Aku berniat memintamu menjadi pacarku saat itu juga. Saat pertama kali kita ketemu. Saat aku baru mengeja namamu tanpa mengetahu cantik wajahmu." Gombal Ardhi.

"apa cinta mempertemukan kita kembali? yang sebenarnya kita terpisah setelah kita bersama sejenak?" Tanya Ardi. Fia menjawab pertanyaan Ardhi dengan senyum manisnya.
"Baiklah, aku akan mengabulkan permintaanmu sayang!" Fia menutup suasana romantis tadi.

"Ha? Permintaan ap..." Pertanyaan Ardhi terpotong.
Fia menampar pipi kanan Ardhi dengan bibir tipisnya. Entah berapa lama tamparan itu berlangsung. Ardhi terdiam kaku ditampar Fia. Setengah sadar ia mendengar bisikkan "Aishiteru" di penghujung tamparan itu.

Ardhi tersenyum bahagia saat itu. Dia benar-benar merasakan indahnya dicintai wanita se baik Fia.
"Kau membuatku senang sekaligus terlihat bodoh Fi. Seharusnya aku yang melakukannya."Serunya.

*IKLAN*
Kita sama-sama belajar hukum Neutron III. Sayangnya itu tak pernah terjadi dalam kisah kita, dimana Aku Suka Kamu tapi kamu Ngga...

Lanjutan :

Dan itulah terjadi, kisah cinta berawal dari pertemuan yang begitu singkat. Aku, Ardhi. Memutuskan untuk berpacaran dengan gadis manis dan cantik bernama Fia, Fitria Maya yang baru ku temui kemarin...

Seminggu berlalu sejak terjadi peristiwa romantis di kantin sekolah yang ajaibnya tidak ada yang melihat kejadian itu.Ajaib.
Seminggu berlalu begitu cepat. Ardhi dan Fia sudah cukup dekat dengan berganti no HP. Tibalah upacara penerimaan siswa baru. Ardhi mengawali usia SMA dengan menjemput Fia dirumahnya.

"Triit... " Ardhi mengerem mendadak.
Dia hampir menabrak Seseorang wanita mengenakan seragam putih abu yang sedang duduk memunguti buku yang jatuh di tengah gang setelah perempatan.

Dia segera membuka helm nya, meminta maaf dan membantu wanita tersebut.

"eh maaf... Kamu ga kenapa-kenapa?"
tanya Ardhi seraya membantu memasukkan sebuah buku Bahasa Jepang ke tas wanita tersebut.
"gpp, terima kasih."
jawab si wanita. Sejenak mata mereka saling memandang, seketika itu mereka langsung membuang wajah malu.
Sebuah mobil angkot berhenti di seberang jalan. Dengan permisi si wanita berdiri dan berlari ke arah mobil.

Ardhi melihat dia berlalu, gadis cantik seusianya yang entah dari SMA mana.

"Oh damn udah setengah tujuh, bahaya telat nih." Ardhi segera memacu kuda besinya kerumah Fia.

Teet... Fia tenyata udah nunggu di depan rumah sambil shampoan.
" Pagi sayang... Maaf , kamu lama nunggu ya?" Sapa Ardhi hangat sembari memarkirkan motornya.

"gak ko, aku baru aja kelar sarapan.. Yuk berangkat" Timpal Fia bergegas...

" Sama siapa May?" kata pria muda dari depan rumah...

Ardhi serasa punya kewajiban mengenalkan dirinya pada Papanya Fia.
"Saya Ardhi Om... Eee, Pacarnya Fia" Seru Ardhi gugup seraya menyodorkan tangannya.
"Yaudah, Ardhi ntar kalo kosong maen kerumah ya. Papa pengen ngobrol, cuman kayaknya ga bisa sekarang" Jawab Papanya Fia.

"iya om, kami berangkat dulu" Mereka berlalu.

Entah muncul beberapa senyuman dari bibir orang tua tadi.
Aku jatuh cinta pada dia, Bunga... Dia yang dengan bibir manisnya meminta sehelai rambut miliknya yang jatuh di Wajahku semalam...

Nadia #Part7

Aku bisa jelasin semuanya


"Nad, aku bisa jelasin.." Aku mencari ekor matanya yang mulai menghilang...

"Gausah mud., gausah.." Nadia menghentakkan bahunya berniat pergi.
Akupun langsung berlari meraih tangannya.

"Ini bukan seperti yang kamu fikirin. Aku sama dia ga ada apa-apa. AKu cuman salah manggil aja. Kamu juga tau kan."

"Tapi Nanda bilang kamu pacarnya dia.." Nadia membalas dengan nada sendu.

"Apa? Aku kenal dia aja ngga. Aku baru ketemu dia tadi disini. Kamu juga liat kan. Gak mungkin lah.." AKu berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya. Berusaha menatap dalam Nadia dan meyakinkan dia dengan kekonyolan yang telah terjadi...

"Yaudah, kita datengin Nanda. Biar jelas" Tegas Nadia.

Mengerikan, cewek kalo lagi marah apalagi alesannya karena cemburu, gak beda jauh sama macan kelaperan. Ampun dah.

"Nanda dimana? Telpon aja..." Pinta gw sama Nadia..

"Halo, kamu dimana Nan?... Oh di Ruang Genti GOR.. Oke aku kesitu.." Nadia bercakap-cakap dengan Nadia juga.

"Ayo buruan mud.." nadia nyeret kepala gw...

*Btw, Nanda nama aslinya Nadia Nandara.. Entah kenapa harus Nadia juga.

Sesampainya di ruang ganti Cewek.

"Ayo Mud kita masuk..." Ajak nadia..

"Eh tapi nad, ini.."

"Udah ayo..."

Cklek, pintu kebuka dan...

"Aaaaaaaaaaaaaaakkk.. Mesum, cabul, bego.. bajingan.." Entah apa yang terjadi, gw tiba-tiba terbangun diruangan yang biasa disebut UKS..

"Kamu ga apa-apa mud?" Tanya seorang wanita yang samar-samar gw liat. Dan dengan sedikit yakin itu Nadia.

"Iya aku ga papa sayang.. Btw kenapa aku disini?" Gw berusaha bangun. Seketika mengucek-ngucek mata. Gw masih pusing, berusaha mencari wajah seseorang barusan.

"Eh.." Gw cukup kaget. Ternyata dia Nanda, bukan Nadia. Gw khilaf manggil sayang. Pantesan kenapa dia gak marah pas gw panggil 'sayang'.

"Maaf, maaf aku kira Nadia. Oiya, dia kemana?" Tanya gw sama Nanda. Sekilas gw liat diruangan yang cukup kecil itu gak ada siapa-siapa selain gw sama Nanda. Dan sebenarnya ge takut, takut terjadi sesuatu yang diinginkan.

"Nadia lagi ke kelas ngambil tas. Dia panik dari tadi. Oiya, kamu beneran pacar aku?" Bales sekaligus tanya Nanda konyol.

"Hah? Ngga lah. Ini.. Kenapa sih? Masa kamu gak ngira kalo aku cuman salah paham tadi.. Kamu juga gak kenal aku kan?"

"Aku kenal.." Jawab dia santai

"Sejak ka.." Nanda gak motong kata-kata gw. Namun tangan dia yang tiba-tiba merogoh sesuatu dari tasnya seperti ngebuat gw otomatis diem.

"Ini..." Seru Nanda seraya menyodorkan satu sobekan kertas dari tasnya. 

"Ini apa?" Tanya gw sambil liat-liat itu kertas yang kayaknya sobekan komik.

"Ini, beberapa lembar Komik yang dikasih Audie sama aku.." jawab Nanda. Gw spontan kaget. Ada apa lagi dengan Audie? Jangan bilang kalo sampe saat ini masih ada hubungannya sama komiknya, apalagi sampe tentang Nanda.

Dan gw baca 1 halaman komik itu, tentang seorang cowok yang sama, Erza. Yang di komik Audie itu berarti gw. Dan cewek bernama Caroline yang dari model rambutnya mirip banget sama Nanda. Mereka bercakap-cakap layaknya sepasang kekasih. Dan itu baru satu halaman, gak ada yang aneh. Gw berfikir, gw harus tau apa yang terjadi ko lembaran lain komik Audie yang saat itu ada diatas tas Nanda yang lagi ia pangku. 

"Coba aku liat yang laen.." Gw berusaha ngambil sobekan lainnya. Tapi gw gak inget kalo saat itu gw lagi ada di atas kasur. Dan saat itu Nanda duduk di kursi dan agak jauhan tapi rada deket dari gw. Alhasil..

 Bruk!!!
Gw Jatoh ke arah Nanda. Parahnya Nadia ada dibawah gw. ENtah gimana situasinya kalo di visualin.
Sekilas mata gw dan Nanda bertemu. Ekor mata gw sedikit jatuh ke lengkungan manis di bibirnya yang ngga mengekspresikan apa-apa.

Gw berusaha berdiri. dan
Cklek... Suara pintu kebuka

"Kaliannn....." Terdengar suara serak seorang wanita yang gak familiar bagi gw. Dan sesuatu yang kembali keluar dari mulut gw saat itu adalah.. 

"Nad, aku bisa jelasin.." 

Nadia #Part6

Part 6, Another...

Hari hari berlalu sejak terjadinya peristiwa penembakan brigadir mudz di malem itu, gw lupa malem apa karena gak liat part sebelumnya gara-gara lagi cengar-cengir sendiri. Abis sms-an sama bidadari yang baru ketemu barusan. Ahihi *digampar*

Tapi iya, aneh nya gw masih belum nginget-nginget apa yang terjadi malem itu. Tadinya gw berniat buat nanyain sama Nadia. Tapi gw takut malah bikin dia kenapa kenapa, apa lagi itu adalah momen pertama kalinya dia punya pacar, gw. *sigh*

Hari itu hari minggu, Nadia ga ada jadwal ngampus tapi tetep ke kampus. Katanya ada festival gitu deh. Dan gw diminta buat nemenin dia kesana. Yah sebagai pacar yang baik, apa sih yang ngga? ya kan?

"Rede kan? Aku mau ngenalin kamu ke temen-temen cewek aku.." Kata Nadia pagi itu.

"Hah temen cewe? Ngga deh kayaknya. AKu gak biasa ngobrol sama cewek..." Jawab gw...

"Lah emangnya kamu anggep aku apa selama ini hah?" bentak Nadia jengkel..

"Ahihi, becanda sayang..." Balas gw dengan nada sayang.. Berusaha beradaptasi dengan situasi yang sekarang.

"Aku gak suka dipanggil sayang, panggil nama aja. Tapi dengan nada yang penuh sayang. yah yah'' pinta Nadia manja kayak anak kecil yang lagi ngerengek pengen dibeliin maenan. Tapi bedanya kalo anak kecil bawaannya pengen digampar, kalo nadia... pelukan aja deh cukup.. *ehdigamparanakkecil

Siang itu, dikampus...

"Hey kenalin ini Mudz temen aku.. Mudz kenalin ini Santi, Nindia sama Ima..." Nadia ngenalin gw sama ketiga temen satu fakultas dia. Gw gatau dia jurusan apa, mungkin sastra indo kali.. Tapi gw sedikit kaget, dia ngenalin gw sebagai temen disana, bukan sebagai pacar. Gw tadinya takut kalo emang Nadia ngenalin gw sebagai pacar, tapi ternyata malah lebih nakutin cuma kayak gini.  duh...

"Hey.. Salam kenal.." Sapa gw kepa...

"Permisi..." Seorang cewek beraromakan violet melewati gw, gw cuman sekilas ngeliat rambut panjangnya dan blazer ungu nya doank. Tapi entah saat itu gw bener-bener hampir 100% perhatian gw beralih ke gadis lewat itu. Padahal tentu aja gw lagi ngenalin diri. Tapi entah, ada sesuatu yang ga bisa membuat gw menahan diri waktu itu.

"Kenapa mud? Kamu kenal dia?" Tanya Nadia membuyarkan fikiran waktu itu..

"Oh ngga, tadi dia nginjek kaki aku soalnya.." gw ngeles..

"Oh pantesan, kirain kenapa..." bales nadia santai..

Selamet, selamet.. Untung si nyonya percaya. Ahihi *ketawa garfield*

"oiya mud aku sama mereka mau ke kelas bentar.. kamu tunggu aja.. atau ngga kamu duluan ke stand di pojokan. yah yah.." sahut Nadia..

"iyaa" angguk gw pelan..

Nadia tiba tiba berbisik sesuatu... 'kalo ada yang nanyain, bilang aja kamu pacar aku ya.. tadi aku lupa, hehe'

Nadia dan temen-temennya berlalu.. Gw mutusin buat nyari toilet dulu.. Dan karena gw baru kesitu, masih gatau toilet dimana. Jadi kayaknya bisa-bisa kesasar disana.
Setelah 5 menit muter-muter akhirnya gw nemu toilet juga tepat dibelakang gedung yang tadi ada standnya. ada dua pintu disana, dan ga ada petunjuk mana yang cowo mana yang cewek. Akhirnya gw milih yang kiri (left), because apapun yang terjadi, woman is always dan selalu right.. Catet itu..
Dan baru aja masuk, tiba tiba muncul sesosok cewek dengan blazer ungu...

"Umm maaf, kayaknya aku salah masuk..." gw spontan minta maaf saat itu juga dan berusaha berbalik kemudian kabur..

"Ngga kok, aku yang salah masuk.. ini toilet cowok" Balas cewek itu. Mukanya agak kabur gitu. Entah mungkin karena emang mata gw suka tiba-tiba siwer kalo liat bidadari. ahihi *digampar

"Oiya, gpp.. silahkan.." bales gw sambil ngasih jalan ke dia. dan dia berlalu..

Dan gw langsung masuk ke toilet. Dan ketika gw baru aja mau nutupin itu pintu. Tercium kembali bau violet yang sama kayak yang tadi.
Bego! gw bari nyadar. Itu cewek yang tadi. Tadi, cakep banget.. Duh duh..

Yaudah deh, mungkin ntar ketemu lagi.. *dalem hati*

10menit berlalu dan gw berniat untuk langsung ke stand. Dan karena disana udah cukup rame, dan gak keliatan Nadia. Gw langsung aja nanya sama seorang cewek yang lgi berdiri di depan stand sambil megang mikropon.

"maaf mba, liat Nadia ga?" Gw langsung nanya Nadia aja. Karena tadi gw lupa bilang kalo itu standnya temen2 Nadia.

"Nadia? Kamu siapanya Nadia? " Tanya si cewek

"Emm aku, pacarnya Nadia. hehe"

"umm pacar? Nadia ada tuh... Bentar, Nad Nad, ada yang nyariin ni..." panggil si cewek dengan sedikit suaranya masuk ke mikropon dan agak terdengar keras.

"Iya, siapa? " Seseorang cewek yang bukan Nadia yang gw kenal nyahut dari belakang stand. Dia cewek berambut panjang dengan blazer ungu. Cewek beraroma violet yang udah papasan 2 kali tadi. kenapa dia yang nyahut?

"Kamu? siapa?"  tanya gw heran..

"Aku Nadia..."







Nadia #Part5

Part 5, Amnesia..

"Hoaam.." pagi itu gw menguap lebar. Beberapa nyawa gw masih betebaran dimana-mana. Sebagian di hati mantan pacar, sebagian di mantan gebetan dan sebagian besar ada di satu waktu saat Nadia bertanya sesuatu yang konyol semalam.

Apa yang gw fikirin saat itu. Pening muncul tiba-tiba saat gw mencoba nginget-nginget apa yang terjadi semalem. Yang gw inget cuman sampe pertanyaan itu aja, gw ga inget jawab apa atau apa lagi yang terjadi. yang jelas, tiba-tiba gw bangun dalam keadaan seperti ini.

Jika ditanya sedang jatuh cinta. sepertinya nggak mungkin. Gw belum punya stok hati yang bisa gw jatuhin. Terlebih seluruh hati gw masih diculik sama seseorang yang kini entah dimana.
OK skip, udahan galaunya..

Hari itu gw ada agenda, nganterin Nadia ngampus. Dan apapun yang ada di fikiran gw. Gw mulai agak canggung harus ketemu Nadia. Pengennya gak beranjak dari kasur atau keluar dari kamer. Tapi gw pagi hari itu harus ngantor juga.
'Yaudah deh, pasrah aja.' guman gw dalam hati sambil ngeloyor ke kamer mandi.

Jam 6.30

"Mud ayuk berangkat..." Teriak Nadia dari kamernya sedangkan saat itu gw udah nungguin dia di depan. Jadi sebenernya siapa yang harus teriak disana?

"Ayo buruan Nad.." Bales gw sambil nyalain sabrina.
"Aku pegangannya dimana nih.." Sahut Nadia pas baru aja naek ke jok.
Oiya ini motor ya, kalo naek mobil gausah pegangan.
"Kayak kemaren aja.." jawab gw santay...
Nadia tiba-tiba ngeliatin mata gw, gw juga ngeliatin mata dia. Kita berdua saling menatap. Dalam dan semakin dalam. kemudian ekor mata kita saling bertemu, kemudian, kemudian..
"Mud, Papa berangkat duluan. Ntar kamu langsung aja ke kantor ya.." Terdengar suara ketiga dari balik pintu. Gw dan Nadia nengok serentak dengan muka mesem. Seperti ada pengganggu di moment-moment terbaik saat itu.
"Eh buset udah jam 7.. Buruan cabut Nad.." seru gw sambil narik kopling siap-siap mau cabut. Tapi ada sesuatu yang narik-narik kerah gw. Dan siapa lagi itu kalo bukan nadia.
"Eh bentar mud... Kita beneran jadian kan?'
"Hah?"

!-- Terima kasih sebelumnya untuk pembaca setia --!

Dinda Story Part 3

III. ADUH… TUMPAH
“Tuh kan bisa, gampangkan?”  Seru ku semangat. Akumemperhatikan wajah Dinda yang teramat serius menatap layar Laptop. Dia tetap terlihatmanis walau dengan mimik seperti itu.
“Oiya ya, ko kemarenkayaknya susah banget..” Keluh Dinda sambil bersender ke kursi. Dia sedikitmengalihkan pandangannya ke arah jus strawberry yang mulai mencair esnya.
“Iya lah, kemaren kamumasih bingung sama pemecahannya aja.. Berurutan dari tiap rumus danlangkah-langkahnya. Kenapa? Mau istirahat dulu?” Tanya ku pada dinda yang mulaiberkeringat kelelahan.
“Asiikkk.. Yaudahistirahat dulu.. Masih ada satu lagi nih, bentar aku ambil di kamer” denganpamit Dinda berlari kecil kekamarnya untuk mengambil tugasnya.
Aku menikmati hidanganyang tersedia di meja, jus strawberry kesukaanku dan beberapa buah segar dari32B sampai 34D… Aku mengamati sambil duduk, sekilas ruang tamu rumahnya dindayang seluas ini. Kufikir siapa saja yang tinggal dirumah sebesar ini. Padahalyang kulihat Cuma satpam di depan, Dinda dan ibu dinda saja.
Aku berhenti mengamatidan melihat sebuah foto keluarga yang terpajang di tembok dekat tangga. Akuhanya melihat Dinda dan Ibunya tanpa ada makhluk lain disana.
“Memangnya kemana ayahnyadinda? “ Tanyaku dalam hati. Mungkin aku akan bertanya pada Dinda kalau diasudah  turun.

Dinda Story Part 2

II. COME CLOSER
“Haloooo… Din, aku udahada di depan jalan mawar… Dari sini kemana?” Tanyaku menelponnya..
            “Oiya…dari situ lurus aja, ntar ada rumah warna biru sebelum belokan… no 147.. Jangancepet-cepet kesini nya, jalan-jalan aja dulu.. Aku baru mau mandi..” JawabDinda
            “Hah?Baru mau Mandi?... Tuuut tuuuuttt”
            Berlanjutdari pertemuan yang tak disengaja dengan Dinda kemarin di Café LA ketika akumenemui Laras, teman lamaku. Dinda meminta aku untuk membantunya menyelesaikanbeberapa tugasnya. Dan hari ini dia memintaku datang ke rumahnya langsung yangkebetulan tak jauh dari apartemenku.
            “Misimas, ada perlu dengan siapa?” Tanya seorang satpam berkumis tipis yangmenghampiriku di pintu gerbang.
            “Emmmau ketemu Dinda om, saya ada janji” Jawabku pelan.
            “OhMba Dinda ada, silahkan masuk mas. Motornya parkir di sebelah taman aja ya mas.”Pinta satpam itu.
            Waaahrumahnya keren, biru-biru gimana gitu. Kutebak Orang Tua dinda seorang maniakbonsai. Taman yang cukup luas disana dipenuhi pohon bonsai. Ada juga beberapabunga-bungaan di taman sebelah kanan yang kufikir itu adalah piaraan ibunya.
Arsitektur rumahnya jugamenarik, sungguh futuristik. Aku sampai hampir lupa tujuanku datang kerumahini.
“Tok tok tok.. Permisi…eh anjrit ada bel ternyata.. Ting nong… Tingnong…”
“Cklek” Pintu punterbuka, semerbak harum sabun apa gitu dan yang ku tau pasti bercampur denganaroma shampoo rejoice menusuk hidungku. Jelas itu dinda yang sepertinya baruselesai mandi. Kufikir dia hanya mengenakan handuk saja, yah sayangnya diasudah berpakaian lengkap.
“Eh masuk sini Di…”
            “Iya…Wah udah disiapin ternyata” Aku tersenyum melihat sebuat laptop sudah dalamkeadaan menyala dengan media player yang memutarkan music Japanese rock.Begitupun dua buah Jus Strawberry yang terhidangkan bersama beberapa cemilandiatas meja.
            “Siapadin?” Tanya seorang wanita dewasa yang entah darimana asalnya.
            “IniAndi mah.. Temen aku mau bantuin ngerjain tugas ini” Jawab dinda pada wanitayang ternyata Ibunya itu.
            “Anditante..” Seru ku sambil menyambut uluran tangan Ibunya dinda.
            “Tumbenkamu bawa cowo kerumah Din… Oia Andi.. Din.. Mama mau ke kantor dulu… Bae-baedirumah ya..” Kata Ibu Dinda
            “Iyamah.. Ati-ati dijalan…” Kata dinda.
Ibu dinda pun pergi dengan membawasebuah tas kerja.
            “Din?”Tanyaku memecah hening
“Iya di? Kenapa?”
            “Kitaberdua doank dirumah nih?” Tanyaku menimbulkan suasana sedikit mencekam.
            “Adasatpam diluar..” Jawab dinda santai
            “Oiyaa..Lupa”

Dinda Story Part 1

I. PERTEMUAN DARI SEORANG TEMAN
            Mentari sore waktu itu cukup terik, angin sepoi tak kunjung  berhembus. Bahkan pepohonan yang berjejer dipinggiran cafe outdoor disana tak mampu menyejukanku. Aku duduk di kursi Mejano 4 pojokan cafe LA , menunggu kawan yang sudah lama tak kutemui. Sepertinyasudah lebih dari 4 tahun.     
            Datang seorang pelayan ke arahku, dia memberikan daftar menu yang isinya cukupmenarik. Namun aku lebih tertarik pada Strawberry Milky Shake dengan harga yangpaling nyinyir disana.
            "Mbaini aja dua" Pintaku pada si pelayan yang bernama Nina, ditulis jelas diNameTag yang tersemat diatas dada ukuran 34Bnya.  
            "Terimakasih Mas, mohon tunggu ya" Timpalnya sembari mengambil daftar menunya kembali.
            "Ia Mba Nina" Jawabku. Dia terseyum saat kupanggil namanya, manis. Semanis Strawberry Milky Shake yang sedang kupesan.
            "Oi Andiiiiii" Teriak seorang cewek jangkung dari pintu masuk. Dia mengenakanT-Shirt abu ke abu-abuan.
            "Ya Laras! Sini" Balasku.
            "Ketemu juga kamu! Aku udah lama gak maen ke cafe ini soalnya" Kata Laras sambilmengelap peluh di dahinya. Dia terengah-engah.
            "Kamuabis ngapain? Makan kerang ijo?" Tanyaku.
            "He'eh..Nyampe juga disini deh…" Jawabnya. Dia duduk tepat di depanku.
            "Lagisibuk apaan Ras sekarang?" Tanyaku lagi.
            "Biasaskripsi, pusing-pusing deh. Kamu gimana? Skarang dah pindah ke JKT?"Balasnya.
            Pelayanbernama Nina tadi datang kembali membawakan pesananku.
            "Silahkanmas, mba." Serunya.
            "Iyamakasih Mba Nina" Jawabku.
            "Wah,pas banget. Masih inget aja minuman favorit aku Di…." Laras langsungmenyeruput minumannya dengan lahap.
            "Emmiya, aku ditugasin disini. Bakal jadi lumayan cape nih." Balasku.      
            "OiLARAAAAS!" Belum sempat aku berbicara banyak, seorang wanita berteriakdari arah pintu masuk. Laras menoleh dan akupun ikut menoleh.
            "HeiDinda, sini" Jawab Laras.
Eh bentar, kok dialognyasama kayak tadi. #AhBodo!
            "Tumbendisini Ras" seru Dinda. Gadis cantik itu duduk di samping, diantara akudan Laras.
            "OiyaDi, ini Adinda temen aku. Dia adek angkatan. Din, ini Andi, temen SMA aku"Kata-kata laras seperti sedang mengenalkan aku dan Dinda agar berjodoh.
            "Ehsalam kenal, Dinda." Seru Dinda seraya meminta berjabat tangan.
            "Andi.Salam Kenal. Hee" Jawabku. Aku sedikit gugup. Tangannya benar-benar halus,aku berfikir bisa menjabat tangannya lebih lama.
            "Eh,mau minum apa Din?" Tanyaku
            "Apaaja deh." Jawabnya.
            "MbaNina, pesen Apa Aja 1…" Teriaku pada Nina yang kebetulan sedang lewat keMeja ku.
            "Apaaja apa mas?" Tanya Nina heran.
            "Haha,Jus Jeruk aja Mba" Pinta Dinda pada Nina.
            "Kocaklu Di! Haha" Kata Dinda padaku.
            "Emang,dia suka rada-rada gila gitu" Tambah Laras
            Dindamerogoh sesuatu di tasnya. Wajahnya sedikit pucat.
            "Yahabis" Seru dia lesu
            "Apanyayang abis din" Tanya Laras
            "Biasaras" Jawab dinda santay
            "Rokoklu?" Tanya Laras
            Ha?Rokok? Aku sedikit terkejut dan tak ingin menerka-nerka jawaban Laras. Apamungkin Dinda suka meroko? Ngga, Ngga. Sebenernya wajar dan aku sendiri seringbanget liat cewek yang seumuranku atau dinda meroko di pinggir jalan atau ditempat wisata. Tapi untuk aku bisa percaya kalo cewek semanis dan seanggunDinda ternyata merokok, aku masih gak yakin. Mungkin aku harus menunggu Dindasendiri yang membuatku lebih yakin.
            "Iyanih, padahal baru beli kemaren" Jawab Dinda
            Danaku syok... dikit... dan aku tak tau harus ngomong atau diem...
            "Kamupunya roko apa di?" Tanya Dinda?
            "hah?kalopun punya gw ga bakal ngasih din" Jawabku santai.
            "Yahpelit, ayolah..."Pinta dinda manja
            "Yahmana ada cowok baek yang ngebiarin ceweknya ngerokok din.. " Timpalkunyeleneh. Dinda Nampak sedikit murung.
            "Ceweknya?"Tanya laras nyerobot sambil sibuk twitteran
            "Ehngga, maksudnya temen cewe. Emang kenapa lu ngeroko din?" Tanya gw
            "Lagipusing ama tugas ndi, numpuk banget ya ampun" keluh dinda          
            "Nahdaripada ngasih lu roko, mending gw mah bantuin tugas lu. itu solusinamanya" Kata gw
            "Yaudahbantuin" Jawab Dinda semangat…
            "ehhh"~