Minggu, 06 September 2015

Dinda Story Part 2

II. COME CLOSER
“Haloooo… Din, aku udahada di depan jalan mawar… Dari sini kemana?” Tanyaku menelponnya..
            “Oiya…dari situ lurus aja, ntar ada rumah warna biru sebelum belokan… no 147.. Jangancepet-cepet kesini nya, jalan-jalan aja dulu.. Aku baru mau mandi..” JawabDinda
            “Hah?Baru mau Mandi?... Tuuut tuuuuttt”
            Berlanjutdari pertemuan yang tak disengaja dengan Dinda kemarin di Café LA ketika akumenemui Laras, teman lamaku. Dinda meminta aku untuk membantunya menyelesaikanbeberapa tugasnya. Dan hari ini dia memintaku datang ke rumahnya langsung yangkebetulan tak jauh dari apartemenku.
            “Misimas, ada perlu dengan siapa?” Tanya seorang satpam berkumis tipis yangmenghampiriku di pintu gerbang.
            “Emmmau ketemu Dinda om, saya ada janji” Jawabku pelan.
            “OhMba Dinda ada, silahkan masuk mas. Motornya parkir di sebelah taman aja ya mas.”Pinta satpam itu.
            Waaahrumahnya keren, biru-biru gimana gitu. Kutebak Orang Tua dinda seorang maniakbonsai. Taman yang cukup luas disana dipenuhi pohon bonsai. Ada juga beberapabunga-bungaan di taman sebelah kanan yang kufikir itu adalah piaraan ibunya.
Arsitektur rumahnya jugamenarik, sungguh futuristik. Aku sampai hampir lupa tujuanku datang kerumahini.
“Tok tok tok.. Permisi…eh anjrit ada bel ternyata.. Ting nong… Tingnong…”
“Cklek” Pintu punterbuka, semerbak harum sabun apa gitu dan yang ku tau pasti bercampur denganaroma shampoo rejoice menusuk hidungku. Jelas itu dinda yang sepertinya baruselesai mandi. Kufikir dia hanya mengenakan handuk saja, yah sayangnya diasudah berpakaian lengkap.
“Eh masuk sini Di…”
            “Iya…Wah udah disiapin ternyata” Aku tersenyum melihat sebuat laptop sudah dalamkeadaan menyala dengan media player yang memutarkan music Japanese rock.Begitupun dua buah Jus Strawberry yang terhidangkan bersama beberapa cemilandiatas meja.
            “Siapadin?” Tanya seorang wanita dewasa yang entah darimana asalnya.
            “IniAndi mah.. Temen aku mau bantuin ngerjain tugas ini” Jawab dinda pada wanitayang ternyata Ibunya itu.
            “Anditante..” Seru ku sambil menyambut uluran tangan Ibunya dinda.
            “Tumbenkamu bawa cowo kerumah Din… Oia Andi.. Din.. Mama mau ke kantor dulu… Bae-baedirumah ya..” Kata Ibu Dinda
            “Iyamah.. Ati-ati dijalan…” Kata dinda.
Ibu dinda pun pergi dengan membawasebuah tas kerja.
            “Din?”Tanyaku memecah hening
“Iya di? Kenapa?”
            “Kitaberdua doank dirumah nih?” Tanyaku menimbulkan suasana sedikit mencekam.
            “Adasatpam diluar..” Jawab dinda santai
            “Oiyaa..Lupa”

0 comment:

Posting Komentar