III. ADUH… TUMPAH
“Tuh kan bisa, gampangkan?” Seru ku semangat. Akumemperhatikan wajah Dinda yang teramat serius menatap layar Laptop. Dia tetap terlihatmanis walau dengan mimik seperti itu.
“Oiya ya, ko kemarenkayaknya susah banget..” Keluh Dinda sambil bersender ke kursi. Dia sedikitmengalihkan pandangannya ke arah jus strawberry yang mulai mencair esnya.
“Iya lah, kemaren kamumasih bingung sama pemecahannya aja.. Berurutan dari tiap rumus danlangkah-langkahnya. Kenapa? Mau istirahat dulu?” Tanya ku pada dinda yang mulaiberkeringat kelelahan.
“Asiikkk.. Yaudahistirahat dulu.. Masih ada satu lagi nih, bentar aku ambil di kamer” denganpamit Dinda berlari kecil kekamarnya untuk mengambil tugasnya.
Aku menikmati hidanganyang tersedia di meja, jus strawberry kesukaanku dan beberapa buah segar dari32B sampai 34D… Aku mengamati sambil duduk, sekilas ruang tamu rumahnya dindayang seluas ini. Kufikir siapa saja yang tinggal dirumah sebesar ini. Padahalyang kulihat Cuma satpam di depan, Dinda dan ibu dinda saja.
Aku berhenti mengamatidan melihat sebuah foto keluarga yang terpajang di tembok dekat tangga. Akuhanya melihat Dinda dan Ibunya tanpa ada makhluk lain disana.
“Memangnya kemana ayahnyadinda? “ Tanyaku dalam hati. Mungkin aku akan bertanya pada Dinda kalau diasudah turun.
0 comment:
Posting Komentar