Malam itu gw
natap mata dia, dia pun sama. Kemudian tangan kami saling merangkul. Beberapa ragu berjatuhan bersama kian
dekatnya nafas kami. Sesekali gw mengalihkan pandangan memastikan tiada orang
di sekitar. Namun mata dia mengisyaratkan gw untuk tetap fokus pada dia.
Padahal disana kami cuma saling bertatapan lama, mungkin sudah lebih dari 5
menit. Entah apa yang sebenarnya gw nikmati dari hanya saling memandang satu
sama lain.
Hingga disebuah
detik, sesuatu mendorong kepala gw untuk lebih dekat dengan sesuatu di depan
gw. Beberapa hembusan angin malam itu mencoba memisahkan gw dengan dinginnya
yang tiba-tiba merasuk melewati punduk. Hanya saja percuma, rangkulan erat Nadia
tak sedikitpun membiarkan dingin itu melewati ujung rambut sesekalipun. Desahan
nafas Nadia semakin terasa di bibir gw. Entah itu semakin terasa cepat. Hingga
tepian muka gw dan Nadia hanya tersisa beberapa mili saja. Dan sampai sekarang
gw masih inget kalimat apa yang dilontarkan Nadia dalam jarak sedekat itu,
dalam situasi se-mengerikan itu, “Kamu siapa?”…
0 comment:
Posting Komentar