Sabtu, 14 Mei 2011

Fakta Kehidupan yang Perlu Disikapi

Bismillah.
Fakta Kehidupan - Kematian
Ane kumpulkan fakta-fakta ini harapannya ntar supaya kita lebih meyakinkan langkah-langkah kita apakah udah di jalur yang benar, atau malah sedikit menyimpang atau malahan keluar batas kefitrohan kita sebagai manusia yang sebentar aja hidup di dunia menuju alam akhirat yang kekal abadi..
  1. Usia muda yang kita habiskan untuk menapaki karir berbeda keutamaannya dengan yang dihabiskan untuk menuntut ilmu agama yang nantinya berbuah amalan sholeh dan ilmu yang disebarkan untuk umat.
  2. Waktu kita dalam mendapati karir, harta, dan kedudukan akan tersita banyak di sana. Otomatis amalan-amalan sholeh yang ringan namun berat pahalanya seperti mengaji, sholat, taklim, dakwah, berkhidmah untuk Islam wal Muslimin akan surut. Sedang urusan mendapati karir, harta, dan kedudukan adalah urusan mubah yang pahalanya biasa-biasa saja. Relakah Anda dengan yang sedikit ini?
  3. Usaha kita dalam mendapati karir, harta, dan kedudukan tentu lambat laun akan membuahkan hasil. Namun manfaatnya apakah juga dirasakan untuk Islam wal Muslimin ataukah hanya dirasakan untuk diri dan keluarga saja?
  4. Hasil dari usaha kita mendapati karir, harta, dan kedudukan tidak akan menyertai kita di dalam kubur. Jadi tenaga, waktu, dan pemikiran yang kita kuras akan berakhir begitu saja (kalo boleh dikatakan ‘sia-sia’). Kecuali kalo kita manfaatkan hasilnya untuk kebaikan Islam wal Muslimin. Maka yang jadi pertimbangan bukannya kuantitas karir, harta, dan kedudukan tapi nilai manfaatnya untuk tambahan amal sholeh kita..
  5. Dalam mendapati karir, harta, dan kedudukan, kita selalu saja mengorbankan kebahagiaan hakiki kita. Yakni kebahagiaan mencintai Alloh, berbakti untuk agamaNya, beribadah dan hidup dengan kehidupan Islami. Sadarkah bahwa kita telah menukar emas permata dengan butiran pasir yang tak bernilai?
  6. Bahagia adalah mengikuti petunjuk Alloh dan RosulNya. Jatah hidup kita rata-rata cuma 60-70 tahun saja, setelah itu kita hidup di akhirat kekal di dalamnya. Nah, apakah usia yang singkat itu kita korbankan dengan kebahagiaan semu saja, yakni kebahagiaan mendapati karir, harta, dan kedudukan? Akhirnya di dunia kita merasakan kebahagiaan semu saja apatah lagi di akhirat nanti, entah kebahagiaan atau penyesalan nantinya.
Kasus aneh yang bikin garuk-garuk kepala plus ngelus dada:
  1. Seorang berintelek tinggi dan bergelar puanjang namun tidak kenal Islam. Dia beribadah ala kadarnya. Artinya dia kebetulan lahir dari keluarga Islam, dan Islamnya hanya kebetulan saja. Kalau boleh dikatakan, Islamnya adalah Islam ‘krupuk’ atau Islam ‘nunut’ saja.
  2. Seorang anak pergi merantau meninggalkan orang tua demi mencari kebahagiaan berupa nafkah sandang pangan. Kenapa dia meninggalkan orang tuanya di rumah, sedang berbakti kepada orang tua adalah sarana terbesar menggapai kebahagiaan dunia akherat termasuk di dalamnya adalah dimudahkan baginya mendapatkan nafkah sandang pangan meskipun di kota sendiri, sebagai buah berbakti kepada orang tua.
  3. Seorang istri keluar rumah untuk mencari rizki padahal suami juga bekerja meskipun hasilnya pas-pasan. Anaknya pun ditinggal di rumah bersama pengasuh. Akhirnya anaknya lebih ‘berbakti’ kepada pengasuh daripada kepada orang tuanya. Masa-masa emas tumbuh kembang si anak yang menggemaskan akan berlalu begitu saja luput dari orang tuanya. Nafkah yang didapatkan si anak hanyalah nafkah lahir saja, sedang nafkah batinnya nol kosong. Sehingga anaknya mencari kebahagiaan di luar rumah dengan temannya yang terkadang buruk akhlaknya. Sekarang anaknya adalah musuh dan buah penyesalan bagi orang tuanya..
  4. Seorang ikhwan atau akhwat dulu getol mencari ilmu agama, ibadah, dan akhlaknya baik. Semenjak disibukkan dengan urusan perut sekarang semuanya berubah. Ia lupa dengan hak dirinya atas ilmu agama dan ibadah-ibadah, kewajibannya terhadap Islam wal Muslimin, akhlaknya juga berubah 180 derajat menjadi kasar, ambisius, gila harta, hatinya telah kacau balau, hatinya telah berontak.. hanya dia menutup-nutupinya.
  5. Seorang pemuda berikrar bahwa usia mudanya untuk mencari karir dan penghidupan yang lebih baik. Sedang urusan ibadah baginya bisa diundur. Akan ada masanya ia punya waktu banyak untuk beribadah. Hasilnya, kehidupan mudanya diliputi dengan kegilaan dia mencari karir, menghalalkan segala cara, tabrak syariat sana-sini, dan perilaku menyimpang lainnya buah dari jauhnya dia dari agama. Lalu usia tua datang kepadanya, ia ingin bertobat dan banyak ibadah. Namun apa dikata, badannya telah lemah, akalnya pikun, penyakit berdatangan, hanya ibadah wajib saja yang bisa dikerjakan itupun sebisanya.. Kerugian yang besar untuk orang seperti dia.
  6. dan kasus-kasuh aneh lainnya..
Semoga menjadi renungan dan pelajaran berharga untuk diri kita, lebih khusus untuk diri saya sendiri.. 

@http://berbagilentera.wordpress.com/2010/03/12/fakta-kehidupan-yang-perlu-disikapi/

0 comment:

Posting Komentar