Keberadaan alam semesta jauh lebih tua dibandingkan dengan keberadaan manusia. Artinya, alam semesta ini telah lama ada sebelum manusia mulai menghuni permukaan bumi. Manusia diperkirakan mulai mendiami bumi ini pada kala plestosen, sedangkan menurut usia bumi kala Plestosen merupakan masa yang paling muda. Untuk lebih jelasnya coba perhatikan bagan di bawah ini!
Masa | Zaman | Kala | Tahun |
Kenozoikum | Kwarter | Holosen Plestosen | 0,01 1,8 |
Tersier | Pliosen Miosen Oligosen Eosen Palaeosen | 5 26 37-38 65 136 | |
Mesozoikum | Sekunder | Kapur Jura Trias | 190 225 230 |
Palaeozoikum | Primer | Perem Karbon Silur Ordovisium Kambrium | 345 |
Arkeozoikum | Pra-kambium |
Pada masa arkeozoikum, di bumi belum ada tanda-tanda kehidupan. Bumi ini masih merupakan gas yang panas sehingga tidak memungkinkan untuk makhluk hidup dapat bertahan hidup dalam kondisi alam seperti itu. Lama kelamaan akhirnya mulai menurun dan sebagian mulai mengeras membentuk kerak bumi.
Masa palaeozoikum disebut juga sebagai zaman kehidupan purba karena pada masa ini diperkirakan mulai adanya makhluk hidup di bumi ini. Makhluk hidup yang ada pada masa ini masih sangat primitif. Diperkirakan makhluk hidup pada masa ini adalah makhluk bersel satu dan masih sangat sederhana.
Masa mesozoikum disebut juga dengan zaman kehidupan madya. Masa ini merupakan fase kedua dari keberadaan makhluk hidup. Pada masa ini diperkirakan mulai hidup binatang-binatang amphibi dan reptil. Binatang-binatang yang berukuran besar seperti dinasaurus, tyranosaurus, dan sejenisnya, hidup pada masa ini sehingga masa ini disebut dengan sebutan zaman jura. Manusia diperkirakan belum ada pada masa ini karena kondisi alamnya belum memungkinkan untuk manusia dapat bertahan hidup. Coba kamu bayangkan bagaimana kalau manusia sudah ada pada masa ini dan harus hidup berdampingan dengan makhluk-makhluk lain yang memiliki ukuran tubuh yang sangat besar!
Masa kenozoikum dikenal juga dengan zaman kehidupan muda karena merupakan masa termuda dalam usia bumi dan masih berlaku sampai sekarang ini. Masa kenozoikum terbagi dalam dua zaman, yaitu zaman tersier dan zaman kwarter. Pada zaman tersier diperkirakan mulai muncul jenis-jenis binatang baru yang merupakan jenis binatang mamalia. Binatang-binatang berukuran besar lambat laun mulai mengalami kepunahan pada zaman ini. Namun pada zaman ini diperkirakan manusia belum ada. Manusia baru muncul pada zaman kwarter. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya fosil-fosil manusia yang setelah diperkirakan usianya berada pada kala plestosen. Pada plestosen awal ditemukan fosil pithecanthropus mojokertensis yang usianya diperkirakan 1,9 juta tahun. Fosil meganthropus paleojavanicus yang ditemukan di daerah Sangiran usianya antara 2 sampai 1 juta tahun juga diperkiraka hidup pada zaman kwarter pada kala plestosen awal.
Holosen (aluvium)
Zaman
Glasial IV 118 – 10.000
Interglasial
Glasial III 230 – 180.000
Plestosen (diluvium) Interglasial
Glasial II 480 – 420.000
Intergalsial
Glasial I 600 – 500.000
Peristiwa-peristiwa alam yang terjadi pada masa plestosen merupakan tantangan yang sangat berat yang harus dihadapi oleh manusia pada saat itu. Dengan kemampuannya yang masih sangat terbatas, manusia berusaha mempertahankan hidupnya dengan berbagai akal tantangan alam dan berusaha mencari makan dengan alat-alat yang masih sangat sederhana. Iklim yang sangat dingin yang terjadi pada masa glasial merupakan salah satu tantangan alam yang memaksa manusia dan hewan berpindah tempat menuju daerah yang iklimnya lebih cocok dengan mereka. Diduga pada masa glasial makhluk-makhluk hidup berpindah atau bermigrasi dari tempat asalnya. Selain didorong untuk mencari iklim yang lebih cocok juga dorongan yang sangat kuat adalah mencari daerah sumber persediaan makanan. Hal ini dikarenakan mannusia yang hidup pada masa tersebut masih tergantung pada alam. Apabila alam tempat mereka telah tidak mampu memberikan persediaan makanan maka mereka akan meninggalkan tempat tersebut dan mencari lagi daerah yang masih bisa memberikan penghidupan pada mereka.
Manusia pada masa ini harus mampu menyesuaikan diri dengan kondisi alam. Jika mereka tidak mampu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup sekitarnya maka ancaman kepunahan akan terjadi. Mereka yang mampu bertahan hidup tentu akan sanggup untuk melanjutkan dan melahirkan generasi penerus. Kemampuan untuk mempertahankan diri terutama dalam menyesuaikan terhadap kondisi alam yang terus berubah serta kemampuan dalam memperoleh makanan untuk kelangsungan hidup menyebabkan terjadinya perubahan fisik. Hal ini baik terjadi pada binatang, tumbuhan dan juga manusia. Secara pelahan-lahan bentuk fisik manusia mengalami perubahan sehingga mencapai bentuk seperti kita sekarang.
0 comment:
Posting Komentar