Teknik penulisan makalah  sebagai sebuah karya ilmiah secara umum tidak berbeda dengan teknik  penulisan skripsi, tesis dan disertasi. Dibeberapa perguruan tinggi  seperti di STAI Bengkalis,  penulisan makalah merupakan bagian tidak terpisahkan dalam proses  belajar mengajar. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam penulisan  karya ilmiah antara lain : jenis dan ukuran kertas, margin pengetikan,  pemenggalan kata, cara membuat penomoran, cara mengutip dan teknik  penulisan kutipan, cara penulisan catatan kaki dan penulisan daftar  pustaka.
Saat ini komputer lazim  digunakan untuk pengetikan karya ilmiah. Dengan program pengolah kata  dan menu yang bisa dikatakan lengkap, penulisan karya ilmiah sangat  dimudahkan dalam pengerjaannya. Ini tentu berbeda dengan mesin tik  manual yang lebih terbatas kemampuannya. Karena itu teknik pengetikan  karya ilmiah pada postingan ini mengacu kepada pengetikan dengan  menggunakan komputer.
A. JENIS DAN UKURAN KERTAS
Jenis kertas yang digunakan untuk menulis karya ilmiah, baik makalah, skripsi, tesis ataupun disertasi adalah kertas HVS 70 gram dengan ukuran A4 (21 x 29.7 cm).
Jenis kertas yang digunakan untuk menulis karya ilmiah, baik makalah, skripsi, tesis ataupun disertasi adalah kertas HVS 70 gram dengan ukuran A4 (21 x 29.7 cm).
B. MARGIN PENGETIKAN
1. Pada setiap lembar kertas karya ilmiah, yang boleh digunakan untuk pengetikan hanya satu muka (halaman), tidak diperbolehkan bolak balik (dua muka/halaman).
1. Pada setiap lembar kertas karya ilmiah, yang boleh digunakan untuk pengetikan hanya satu muka (halaman), tidak diperbolehkan bolak balik (dua muka/halaman).
2. Skripsi, tesis  dan disertasi diketik dua spasi. Batas pinggir kertas (margin) yang  harus dikosongan adalah 4 cm tepi kiri (left margin) untuk karya tulis  yang menggunakan huruf latin, dan 4 cm pada tepi kanan (right margin)  untuk karya tulis yang menggunakan huruf arab.
3.  Batas pinggir kertas sebelah kanan (right margin) untuk karya tulis  yang menggunakan huruf latin adalah 3 cm, dan batas pinggir kiri (left  margin) untuk karya tulis yang menggunakan huruf arab juga 3 cm.
4.  Tepi sebelah atas (top margin) dan tepi sebelah bawah (bottom margin)  yang harus dikosongkan masing-masing adalah 3 cm, baik untuk karya tulis  yang menggunakan huruf latin maupun huruf arab.
5. Pada setiap alenia (paragraf) baru, ketikan dimulai menjorok (tabbing) dari garis margin.
C. PENULISAN DAN PEMENGGALAN KATA
1. Pemenggalan suku kata (hypenation) mengikuti aturan baku tata bahasa Indonesia.
1. Pemenggalan suku kata (hypenation) mengikuti aturan baku tata bahasa Indonesia.
2.  Pada akhir baris, dihindari pemenggalan suku kata baik diawal maupun  diakhir kata, yang hanya terdiri dari satu huruf, contohnya :  mempunya-i, menyadar-i, i-munisasi, a-pabila.
3.  Bilangan bernama, seperti Rp. 50, pukul 12.00 tidak boleh dipenggal.  Sementara bila nama itu ditulis sesudah nama bilangan dan bukan  singkatan, pemenggalan boleh dilakukan seperti 10 kilometer, 15.000  rupiah, dan sebagainya.
4. Inisial  nama orang tidak boleh dipisahkan dari nama keselurruhan (lengkap)  seperti : R.A. (dipisahkan dari) Kartini, H.A (dipisahkan dari) Salim.
5.  Dalam tulisan arab tidak dibenarkan adanya pemenggalan kata, termasuk  kata ganti yang berhubungan dengan kata yang bersangkutan.
6.  Bilangan-bilangan dalam teks yang terdiri dari satu atau dua kata  ditulis dengan huruf. Bilangan lebih dari dua kata ditulis dengan angka,  contohnya : “Rata-rata warga Bengkalis makan tiga kali sehari”, “Jarak Bengkalis – Pekanbaru sejauh 120 kilometer dapat ditempuh dalam waktu 2 jam”.
7.  Persen, tanggal, jumlah uang, nomor rumah, nomor telepon, pecahan  desimal, dan bilangan yang disertai dengan singkatan harus ditulis  dengan angka, contoh : 10%, 19 September 1985, Rp. 12.000, Jalan  Pertanian Nomor 1 Bengkalis, telepon 085278814442, 0.18, 7 km.
8.  Kalimat tidak boleh dimulai dengan angka. Untuk menghindari itu,  susunan kalimat harus diubah, kalau terpaksa kalimat itu tidak dapat  diubah susunannya maka angka itu ditulis penuh dengan huruf.
9.  Judul buku, nama majalah, koran, jurnal, dan kata asing termasuk kata  yang berasalh dari daerah yang bukan merupakan kata baku dalam bahasa  Indonesia, diketik miring (italic). Sementara nama-nama asing seperti  nama lembaga, tidak diketik miring, contoh : World Health Organization,  Rabitah al-Alam al-Islamy.
10.  Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama diri mereka. Nama  orang berbahasa Arab tetapi bukan asli orang Arab tidak perlu dialih  aksarakan, contoh : Nurcholish Madjid, bukan Nur Khalis Majid, Mohamad  Roem, bukan Muhammad Rum, Fazlur Rahman bukan Fadl al-Rahman.
D. SISTEM PENOMORAN
1. Nomor halaman bagian awal pada karya ilmiah yang menggunakan huruf latin, berupa romawi kecil, yaitu i, ii, iii, iv dan seterusnya. Dimulai dari halaman kata pengantar dan diletakkan di tengah bagian bawah (bottom center) halaman tersebut. Pada karya ilmiah yang menggunakan huruf arab angka romawi kecil dingati dengan abjad arab.
1. Nomor halaman bagian awal pada karya ilmiah yang menggunakan huruf latin, berupa romawi kecil, yaitu i, ii, iii, iv dan seterusnya. Dimulai dari halaman kata pengantar dan diletakkan di tengah bagian bawah (bottom center) halaman tersebut. Pada karya ilmiah yang menggunakan huruf arab angka romawi kecil dingati dengan abjad arab.
2.  Pada bagian tengah dan bagian akhir, dimulai dari Bab Pendahuluan dan  seterusnya, nomor halamannya berupa angka latin, ditulis pada sudut  kanan atas untuk karya ilmiah yang menggunakan huruf latin, dan sudut  kiri atas untuk karya ilmiah yang menggunakan huruf arab nomor  halamannya berupa angka arab. Kecuali pada halaman PENDAHULUAN (BAB I),  BAB-BAB selanjutnya dan DAFTAR PUSTAKA nomor pada halaman-halaman yang  disebut terakhir ditempatkan ditengah bagian bawah (bottom center)  halaman sebagaimana nomor halaman pada bagian awal. Di belakang nomor  halaman tidak diberi tanda titik.
3.  Nomor pada BAB ditulis dengan angka romawi besar, seperti BAB I, BAB II,  BAB III dan seterusnya diletakkan ditengah (center) diatas judul BAB  untuk karya ilmiah yang menggunakan huruf latin, sedangkan untuk karya  ilmiah yang menggunakan huruf arab, bab itu ditulis penuh dengan huruf.
4.  Penomoran selanjutnya yaitu nomor sub-bab, sub-sub bab dan seterusnya  digunakan kombinasi angka dan huruf latin. Dengan demikian untuk karya  tulis yang menggunakan huruf latin sistem penomoran adalah sebagai  berikut : angka romawi besar untuk nomor bab, huruf kapital latin untuk  sub bab, angka arab untuk sub bab dan seterusnya.
5.  Nomor pada catatan kaki dimulai dari angka 1 pada setiap bab baru.  Karena itu pada setiap bab baru sumber tulisan ditulis dengan lengkap.
E. KUTIPAN LANGSUNG DARI BUKU ATAU ARTIKEL
Yang dimaksud dengan kutipan langsung dari buku atau artikel adalah pengambilan secara langsung bagian-bagian tertentu tulisan dari sumber yang digunakan. Ada dua bentuk kalimat yang dikutip langsung, yakni kalimat interpolasi (kutipan sebagaimana adanya baik dalam susunan kalimat maupun tanda baca) dan kalimat elips (kutipan yang mengambil bagian yang terpenting saja).
Dalam pengutipan kalimat interpolasi, cara penulisanyang digunakan adalah : ditulis menjorok (tabbing) dalam satu spasi dengan mencantumkan tanda kutip ganda (“) pada awal dan akhir kutipan, dan sumber kutipan dalam catatan kaki.
Yang dimaksud dengan kutipan langsung dari buku atau artikel adalah pengambilan secara langsung bagian-bagian tertentu tulisan dari sumber yang digunakan. Ada dua bentuk kalimat yang dikutip langsung, yakni kalimat interpolasi (kutipan sebagaimana adanya baik dalam susunan kalimat maupun tanda baca) dan kalimat elips (kutipan yang mengambil bagian yang terpenting saja).
Dalam pengutipan kalimat interpolasi, cara penulisanyang digunakan adalah : ditulis menjorok (tabbing) dalam satu spasi dengan mencantumkan tanda kutip ganda (“) pada awal dan akhir kutipan, dan sumber kutipan dalam catatan kaki.
F. KUTIPAN TIDAK LANGSUNG DARI BUKU ATAU ARTIKEL
Yang dimaksud dengan kutipan tidak langsung adalah kutipan yang hanya mengambil artinya dalam bentuk saduran, kesimpulan dan parafrase. Pada akhir kutipan kalimat tidak langsung ini dicantumkan catatan kaki yang menjelaskan sumber ide, kesimpulan atau prafrase itu berasal.
Yang dimaksud dengan kutipan tidak langsung adalah kutipan yang hanya mengambil artinya dalam bentuk saduran, kesimpulan dan parafrase. Pada akhir kutipan kalimat tidak langsung ini dicantumkan catatan kaki yang menjelaskan sumber ide, kesimpulan atau prafrase itu berasal.
G. KUTIPAN LANGSUNG AYAT AL-QUR’AN DAN HADITS ATAU KITAB SUCI LAIN
Dalam pengutipan secara utuh ayat Al-Qur’an, hadist, atau ayat-ayat kitab suci lain, maka kutipan itu ditulis terlebih dahulu dalam bahasa aslinya (jika memungkinkan) dan dicantumkan terjemahannya dengna tnada kutip ganda (“) pada awal dan akhir kutipan serta ditulis menjorok (tabbing) dalam 1 (satu) spasi.
Dalam pengutipan secara utuh ayat Al-Qur’an, hadist, atau ayat-ayat kitab suci lain, maka kutipan itu ditulis terlebih dahulu dalam bahasa aslinya (jika memungkinkan) dan dicantumkan terjemahannya dengna tnada kutip ganda (“) pada awal dan akhir kutipan serta ditulis menjorok (tabbing) dalam 1 (satu) spasi.
H. KUTIPAN TIDAK LANGSUNG AYAT AL-QUR’AN DAN HADITS ATAU KITAB SUCI LAIN
Dalam pengutipan bagian-bagian terpenting (elipsing) dari ayat al-Qur’an, hadist atau ayat-ayat dari kitab suci lain yang menjadi bagian dari naskah tulisan, maka penulisannya hampir sama dengan kutipan langsung tetapi tidak menggunakan tanda kutip ganda (“).
Dalam pengutipan bagian-bagian terpenting (elipsing) dari ayat al-Qur’an, hadist atau ayat-ayat dari kitab suci lain yang menjadi bagian dari naskah tulisan, maka penulisannya hampir sama dengan kutipan langsung tetapi tidak menggunakan tanda kutip ganda (“).
I. PENULISAN CATATAN KAKI (FOOT NOTE)
Penulisan catatan kaki mengikuti kalimat atau bagian paragraf yang dikutip baik langsung, maupun tidak langsung dan ditandai dengan nomor yang tersusun secara urut dan ukurannya lebih kecil dari huruf atau angka yang digunakan dalam naskah (superscript) dalam satu spasi. Sumber tulisan yang digunakan pertama kali memuat secara utuh nama penulis, judul buku atau tulisan (ditulis miring/italic), tempat penerbitan, penerbit, tahun dan halaman yang dirujuk. Untuk penanda halaman digunakan huruf h. Untuk tulisan latin dan .? untuk tulisan arab.
Penulisan catatan kaki mengikuti kalimat atau bagian paragraf yang dikutip baik langsung, maupun tidak langsung dan ditandai dengan nomor yang tersusun secara urut dan ukurannya lebih kecil dari huruf atau angka yang digunakan dalam naskah (superscript) dalam satu spasi. Sumber tulisan yang digunakan pertama kali memuat secara utuh nama penulis, judul buku atau tulisan (ditulis miring/italic), tempat penerbitan, penerbit, tahun dan halaman yang dirujuk. Untuk penanda halaman digunakan huruf h. Untuk tulisan latin dan .? untuk tulisan arab.
Jika  sumber tulisan yang sama digunakan kembali, maka penulisannya hanya  mencantumkan kata ibid. Dan bila sumber tulisan yang sama dipakai  kembali setelah disela sumber tulisan lain, maka nama penulis (boleh  dipendekkan dan tidak disingkat), judul buku atau tulisan (ditulis  miring, boleh dipendekkan dan tidak disingkat), dan halaman saja, yang  harus ditulis. Jika penulis yang sama menulis karya yang berbeda, maka  prosedur awal diulang kembali.
J. PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
Dalam daftar pustaka, cantumkan sumber-sumber tulisan yang benar-benar digunakan dalam penulisan karya akademik itu. Enteri sumber disusun secara alphabet dengan mendahulukan nama keluarga penulis, dan informasi lengkap karya yang dihasilkan.
Dalam daftar pustaka, cantumkan sumber-sumber tulisan yang benar-benar digunakan dalam penulisan karya akademik itu. Enteri sumber disusun secara alphabet dengan mendahulukan nama keluarga penulis, dan informasi lengkap karya yang dihasilkan.







0 comment:
Posting Komentar