Sabtu, 16 April 2011

PAi_RAMBU- RAMBU DAMPAK NEGATIF MODERNISME

ASSALAMU’ALAIKUM
SEMOGA PERTEMUAN INI MEMBAWA MANFAAT
RAMBU- RAMBU
DAMPAK NEGATIF MODERNISME
  1. Kemajuan iptek di bidang informasi, serta inovasi inovasi baru di bidang tehnologi mempermudah kehidupan manusia dengan segala dampak ngatif yang mengiringinya.
  2. Masyarakat yang sangat kompetitif
  3. Meningkatnya kesadaran akan HAM dan demokrasi
Realitas yang tak terelakkan terjadi pada siswa:
Merosotnya sendi sendi moralitas (ga duwe isin)
Kejahatan seksual dan kriminal meningkat
Motivasi belajar siswa kurang (apalagi pelajarannya tdk menarik dan gurunya yang mengajar bikin bete)
Sulit berkonsentrasi
Konsumeris dan hedonistis
Kurang bertanggung jawab (terlalu dimanjakan denganberbagai  fasilitas, kurang mendapat tantangan)
                     
Sanggupkah pendidikan agama berdialog dan berinteraksi dengan perkembangan jaman moderen  yang diandai dengan kemajuan iptek  dan informasi.
Mampukah P. Agama membendung dampak negatif dari kemajuan tersebut?
Dr.Muchtar Buchori
Belajar dari guru agama yang mandeg ibarat minum air dari comberan.
sedangkan belajar dari  guru agama yang terus belajar  ibarat minum air dari pegunungan.




Pendidikan agama masih difahami sebagai transfer ilmu agama, serta masih terbatas  wilayah teori dan doktrin moral, kurang  melibatkan pengalaman  guru dan murid dalam proses pembelajarannya
Kurangnya kreatifitas guru  agama  dalam mengembangkan rancangan pembelajarannya sehingga proses pembelajarannya berlangsung mekanistik monoton dan statis serta berpusat pada guru
Guru  masih masih terlalu terpaku pada GBPP,  disamping juga materi yang terlalu padat.
Dari sisi proses pembelajarannya
Pendekatan  yang digunakan lebih didominasi oleh pendekatan teologis normatik, dan kurang diimbangi oleh pendekatan cultural empiris .
Sistim evaluasinya  lebih banyak bercorak pada sentuhan kognitif  (pengetahan keagamaan) dan psychomotoris (ketrampilan keagamaan), dan kurang memberikan sentuhan afektif (sikap).
Belum  dikembangkannya model pembelajaran yang partisipatoris, humanis dan demokratis yang  memungkinkan  terjadinya praksis dan proses aksi dari kegiatan pembelajaran tersebut.
Dari sisi pengorganisasian
Tanggung jawab moral siswa masih dibebankan kepada guru agama; artinya masih berkembangnya suatu anggapan bahwa  persoalan moralitas siswa merupakan tanggung jawab guru agama semata.
Pelajaran Agama masih terpisah dari sistem pendidikan secara keseluruhan.
Metode Pembelajaran
Strategi Pengorganisasian: (pemilihan isi materi, format,skema,dll)

Strategi Penyampaian ( Pendekatan dan Cara/ tehnik yang dikembangkan agar siswa  dapat menerima materi dengan mudah, cepat dan menyenangkan)
Strategi Pengelolaan ( membuat catatan kemajuan dan hambatan belajar, presensi, memotivasi dll)
PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN
SEBUAH MODEL ALTERNATIF PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI SMA PIRI I YOGYAKARTA
ARAH PEMBELAJARAN
Mengacu pada hakekat keberadaan manusia serta lingkungan yang mengitarinya
Mengacu pada nilai nilai agama sebagai landasan moral
Mengacu pada situasi kondisi social budaya, politik, ekonomi, serta kondisi kondisi lainnya  yang dapat berpengaruh terhadap pola hidup kesehariannya.
Berpijak pada  empat unsur dasar perencanaan pembelajaran :
Untuk siapa pembelajaran ini dirancang?  (peserta didik )
Kemampuan apa yang ingin anda pelajari? (Tujuan pembelajaran)
Bagaimana isi pelajara / ketrampilan dapat dipelajari ? (metode)
Bagaimana menentukan tingkat penguasaan pelajaran ? ( evaluasi)
Bagaimana desainnya?:
Dari kondisi  siswa yang pasif  menuju kondisi  yang aktif partisipatif.
Dari pendekatan  pembelajaran  mekanistik menuju  pendekatan yang humanistic
Dari  aktivitas yang teacher centered  menuju aktivitas yang  student centered.
Dari orientasi belajar   yang teoritis kognitif menuju experiental affectif oriented.
Dari  sikap guru yang menggurui menuju sikap guru yang memfasilitasi.
Dari  sikap guru yang otoriter menuju sikap guru yang demokratis.
Dari  model komunikasi  informative indoktrinatif menuju model komunikasi yang dialogis reflektif.
Dari iklim belajar  “yang membelenggu” menuju iklim belajar  “yang membebaskan”.
BAGAIMANA BENTUK PENGALAMAN YANG DIHADIRKAN?
Pengalaman langsung
-          Tayangan CD, lembar berita
-          Permainan
-          Praktek
Pengalaman tak langsung
-          Berbagi pengalaman lewat diskusi antar siswa
BAGAIMANA PENGALAMAN ITU BERPROSES?
Melalui Eksperiental Learning Cyclus (ELC)
Melakukan
Mengungkapkan
Menganalisis
Menyimpulkan
Menerapkan

0 comment:

Posting Komentar