Rabu, 25 Mei 2011

Teman Yang Baik Adalah…

Bismillah,
Pak Tanya (PT) dan Pak Jawab (PJ) bertemu kembali untuk kesekian kalinya. Kali ini, apa yang mereka perbincangkan? Mari kita ikuti…
PT:”Assalamu’alaykum wr wb, pak Jawab”
PJ:”Wa’alaykumsalam wr wb, pak Tanya…ada yang bisa saya bantu?”
PT:”Begini pak Jawab…saya ingin curhat.”
PJ:”Tumben ingin curhat, apa yg menjadi keluhan anda? Setahu saya anda tidak punya banyak keluhan..”
PT:”Wah, jangan begitu toh pak, saya juga manusia biasa, pasti ada keluhan..”
PJ:”Hmmm..oke…oke..maaf..Lalu, apa yg menjadi keluhan anda?”
PT:”Begini…saya ingin tahu apa yang dimaksud dengan teman yang baik..”
PJ:”Memangnya, anda ada masalah dg teman?”
PT:”Tentu saja, makanya saya bertanya demikian. Begini, saya mengalami masalah dengan teman2 saya.”
PJ:”Ada apa dengan teman anda?”
PT:”Sebelumnya, tolong jawab dulu, apa yang dimaksud dengan teman yg baik?”
PJ:”Oya, maaf…saya lupa. Teman yg baik, menurut Islam, adalah teman yg selalu mengajak kepada kebaikan, senantiasa menghindarkan kita dari perbuatan yg keji dan mungkar. Termasuk perbuatan yang sia-sia.”
PT:”Oooo…begitu ya pak?”
PJ:”Betul. Bahkan dalam salah satu pengajian yg pernah saya ikuti, sang ustad berkata,”Jika berteman dengan tukang pandai besi, kita akan terpercik bara api. Sementara jika kita berteman dengan tukang minyak wangi, maka sedikit banyak bau wangi akan tercium dari tubuh kita.” Karenanya kita mesti memperhatikan siapa teman2 kita.”
PT: *mengangguk-angguk*
PJ:”Lantas, apa masalah anda, pak Tanya?”
PT:”Oh ya…hampir lupa. Begini, saya merasa teman saya kok rasanya tidak sesuai dengan kriteria pak Jawab. Tiap saya bertemu atau beraktivitas dengan mereka, kok saya tidak merasakan adanya kebaikan…err..maksud saya, kebaikan mungkin ada, tapi persentasinya kuecil sekali.”
PJ:”Maksud anda?”
PT:”Wah, saya sulit menjelaskannya. Mudahnya begini…belakangan ini ucapan dan sikap mereka cenderung meresahkan hati saya. Kok yaaa…keterlaluan begitu, ngomong kok yaaa dikontrol sedikit. Lha ini kok malah seenaknya?”
PJ:”Yaa…jika anda merasa resah, tidak ada salahnya anda tinggalkan mereka.”
PT:”Memang, saya sudah lakukan itu. Saya sudah jarang mengunjungi teman2 saya itu. Lha wong tiap kali bertemu dengan mereka, tujuannya seringkali tidak jelas. Nongkrong2 di satu tempat hingga pagi malah…walhasil saya sering terlambat bekerja.”
PJ:”Lah…lah…lah…kok ya bisa nongkrong hingga pagi seperti itu? Lebih baik kan waktunya digunakan untuk sholat malam atau sejenisnya. Memangnya teman2 anda tidak bekerja?”
PT:”Tentu saja bekerja…tapi entahlah, saya sendiri juga tidak mengerti. Bahkan saya bingung, apakah kantor mereka tidak menegur mereka?”
PJ:”Hmmm…”
PT:”Jadi, pak Tanya…apa yg mesti saya lakukan?”
PJ:”Usaha dan tindakan pak Tanya sudah benar. JAUHI MEREKA. Seperti yg saya utarakan tadi di atas, jika TEMAN ANDA malah membawa KEBURUKAN/KEMUDHARATAN, lebih baik ANDA TINGGALKAN.”
PT: *mengangguk-angguk*
PJ:”Terlebih lagi, sedikit banyak teman bergaul anda bisa mempengaruhi cara pikir anda. Jika anda selalu berteman dengan tukang sampah, maka anda akan menganggap hal-hal yg kotor sebagai sesuatu yg biasa. Padahal, bagi orang lain, yg normal maksudnya, hal tersebut menjijikkan.”
PT:”Lho, pak Jawab…memangnya salah jika berteman dengan tukang sampah?”
PJ:”Tidak…tidak ada salahnya. Tapi saya lihat anda sebenarnya memiliki potensi yg baik, dan berasal dari keluarga baik-baik. Mengapa anda harus memaksakan diri berteman dg tukang sampah? Jika anda berteman dg PENGELOLA SAMPAH, itu baik, karena dia pasti berpikir bagaimana mengolah sampah. Dan saya yakin, dia tidak lantas mesti bercampur langsung dengan sampah.”
PT: *mengangguk-angguk*
PJ:”Jika anda ingin sukses, anda justru mesti banyak bergaul dengan orang2 sukses. Saya lihat banyak teman anda yg cukup sukses, serta punya kepribadian yg baik. Banyak2 bergaul dengan mereka. Pola pikir mereka, saya yakin, akan banyak bermanfaat bagi usaha mencapai sukses seperti yg anda harapkan.”
PT:”Ok, pak Jawab…terima kasih atas pencerahannya.”
PJ:”Sama-sama…”
PT:”Saya pamit dulu. Assalamu’alaykum wr wb.”
PJ:”Wa’alaykumsalam wr wb.”

0 comment:

Posting Komentar