Selasa, 07 Juni 2011

Bahan Pencemar Udara

 
Pada umumnya bahan pencemar udara adalah berupa gas-gas beracun (hampir 90 %) dan partikel-partikel zat padat. Gas-gas beracun ini berasal dari pembakaran bahan bakar kendaraan, dari industri dan dari rumah tangga. Selain gas-gas beracun di atas, pembakaran bahan bakar kendaraan juga menghasilkan partikel-partikel karbon dan timah hitam yang berterbangan mencemari  udara. Bentuk-bentuk zat pencemar yang sering terdapat dalam atmosfer:
Asap:Padatan dalam gas yang berasal dari pembkaran tidak sempurna
Gas:Keadaan gas dari cairan atau bahan padatan.
Embun:Tetesan cairan yang sangat halus yang tersuspensi di udara.
Uap:Keadaan gas dari zat padat tempat volatil atau cairan.
Awan:Uap yang dibentuk pada tempat yang tinggi.
Kabut:Awan yang terdapat di ketinggian yang rendah.
Debu:Padatan yang tersuspensi dalam udara yang dihasilkan dari pemecahan bahan.
“Haze”:Partikel-partikel debu atau gar am yang tersuspensi dalam tetes  air.
Gas-gas beracun hasil dari pembakaran bahan bakar ini biasanya berupa oksida-oksida  karbon (karbon dioksida, karbon monokisida) dan nitrogen (nitrogen monoksida, nitrogen dioksida, dinitrogen oksida) dan senyawa-senyawa hidrokarbon. Bahan pencemar udara ini terdispersi  dalam udara, sehingga kadarnya menjadi kecil. Sampai kadar tertentu tidak menimbulkan pencemaran, tetapi bila bahan pencemar ini mencapai NAB (Nilai Ambang Batas) atau KTD (Kadar Tertinggi Diijinkan), maka pencemaran udara tidak dapat dihindarkan lagi.
Karbon monoksida (CO) sangat beracun bagi manusia, sebab akan bereaksi dengan haemoglobin dan mengurangi kadar oksigen yang dapat bereaksi dengan haemoglobin yang akan diangkut ke seluruh tubuh, dengan demikian manusia akan kekurangan oksigen untuk keperluan pembakaran dalam tubuhnya, manusia akan menderita sakit kepala bahkan dapat menjadi lemas dan pingsan.
Karbon monoksida. CO, dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar yang mengandung karbon dan oleh pembakaran pada tekanan dan suhu tinggi yang terjadi pada mesin. Karbon  monoksida dapat juga dihasilkan dari reaksi oksidasi gas metana oleh radikal hidroksi dan dari perombakan/pembusukan tanaman meskipun tidak sebensar yang dihasilkan oleh bensin. Pada jam-jam sibuk di daerah perkotaan konsentrasi gas CO bisa mencapai 50 -100 ppm. Tingkat kandungan CO di atmosfir berkorelasi positip dengan padatnya lalu lintas, tetapi korelasi negatif dengan kecepatan angin.
Dengan adanya pengaruh yang cukup berbahaya dari gas CO terutama di tempat sumber (beberapa kejadian orang meninggal karena keracunan gas CO di dalam mobil), maka uji emisi perlu dilakukan untuk setiap mobil. Emisi gas CO dapat diturunkan dengan pengaturan pemasukan udara. Seperti perbandingan bahan bakar (berat : berat) kira-kira  16 : 1 dalam pembakaran mesin mobil diperkirakan tidak akan menghasilkan racun.
Gambar 1: Kendaran bermotor juga mengeluarkan gas pencemar
Mobil-mobil yang modern menggunakan Catalytic Exhaust Reactors untuk menurunkan emisi CO. Kelebihan udara dipompakan  ke dalam tempat pembuangan gas, dan campuran tersebut dilewatkan melalui ruang katalitik dalam sistem pembuangan di mana akan terjadi  oksidasi dari CO menjadi CO2.
Keberadaan atau umur gas CO di atmosfir tidak lama hanya kira-kira 4 bulan. Hal ini terjadi karena karbon monoksida di atmosfir dihilangkan melalui reaksi dengan radikal hidroksil, HO*.
Ozon merupakan oksidator kuat, dalam konsentrasi kecil 0,2 ppm dapat merusak daun tumbuh-tumbuhan, karet menjadi keras dan memudarkan warna tekstil. Gas SO2 dan gas H2S merusak tumbuh-tumbuhan dan menyebabkan sifat asam bila dalam udara lembab, sebab akan merusak logam, tekstil dan hewan.
Senyawa hidrokarbon dan gas oksida-oksida nitrogen dapat menyebabkan iritasi pada mata dan mengganggu pernapasan. Sedangkan partikel-partikel zat dapat menyebabkan alergi pada kulit, sakit mata, mengganggu pernapasan dan bila menempel pada daun akan menghalangi masuknya energi matahari pada daun untuk proses fotosintesis.

0 comment:

Posting Komentar