Pupuk buatan, obat pembasmi hama seperti  pestisida, herbisida, bila digunakan secara berlebihan dapat  menimbulkan pencemaran tanah, merubah sifat fisis, sifat kimia dan sifat  biologis tanah, sehingga menganggu pertumbuhan tumbuh-tumbuhan. Sampah  dan bahan buangan dan benda padat yang makin meningkat jumlahnya dapat  menjadi bahan pencemar tanah, apalagi yang sukar diuraikan oleh bakteri  pengurai.
Tanah merupakan tempat  penampungan berbagai bahan kimia. banyak dari gas SO2 yang dihasilkan  dari perubahan bahan bakar batu bara atau bensin berakhir dengan sulfat  yang masuk ke dalam tanah atau tertampung di atas tanah. Tanah juga  sebagai tempat penampungan banyak limbah-limbah dari rembesan penumpukan  tanah (landfill), kolam lumpur (lagoon), dan  sumber-sumber lainnya. Dalam beberapa kasus, lahan pertanian dari  bahan-bahan organik berbahaya yang dapat mengurai juga  merupakan tempat  pembuangan yang menyebabkan pencemaran tanah terjadi. Mikroorganisme  tanah  melalui aktivtasnya dapat menghilangkan CO dari atmosfir. Oleh  karena itu tanah merupakan tempat penampungan dari karbon monoksida.
Degradasi  kimia dari pestisida telah dibuktikan secara eksperimen dalam tanah  yang telah disterilkan dari semua aktivitas mikroba. Sejumlah pestisida  mengalami reaksi fotokimia, yaitu suatu reaksi yang berlangsung dengan  terjadinya absorbsi dari cahaya. Dari reaksi ini dihasilkan terutama  isomer-isomer dari pestisida yang terlibat reaksi.
Akhir-akhir  ini telah dapat dibuktikan bahwa Rhizosphere merupakan bagian yang  paling penting dari tanah dalam kemampuannya untuk menyelenggarakan  biodegradasi dari sampah-sampah. Rhizosphere adalah lapisan dari tanah  di mana akar-akar tanaman secara umum beraktivitas. Ini merupakan  lapisan dimana biomassa meningkat dan sangat penting bagi sistem akar  tanaman dan bergabungnya mikroorganisme-mikroorganisme  dengan akar  tanaman. Rhizosphere dapat mengandung 10 x biomassa mikroba per satuan  volume lebih banyak daripada tanah yang tidak mempunyai lapisan  rhizophere. Populasinya bervariasi sesuai dengan karakteristik dari  tanah, tanaman dan karakteristik akarnya, kandungan uap air, dan  eksposure pada oksigen. Bila suatu daerah terespose oleh senyawasenyawa  bahan pencemar, mikroorganisme dapat beradaptasi terhadap biodegradasi  dan bisa tetap tinggal di daerah tersebut.







0 comment:
Posting Komentar