Suatu kesuksesan memiliki banyak definisi dan variasi tolok ukur.
Alan Kay  berpetuah : “The best way to predict the future is to create it.” – 
 Mungkin….Beberapa dari kita meyakini, bahwa : 
 “Kesuksesan berarti mencapai posisi tertinggi di kantor, variasi lainnya bermakna memiliki kecukupan finansial tertentu”. 
 Dari bermacam definisi dan tolok ukur itu, satu hal yang dapat disimpulkan bahwa :“Kesuksesan merupakan pencapaian impian melalui sebuah proses terstruktur dan terencana”. So pasti kan….
 Misalnya :
 Si  Anu mendefinisikan sukses jika dia mampu mencapai manajer pemasaran di  tempat kerjanya. Usaha untuk “memuluskan” kesuksesan tersebut.
 Si Anu memutuskan untuk belajar kembali di institusi pendidikan S2 dan mengikuti beberapa seminar pemasaran. 
 Menurut : Mr. Jennie S. Bev,  yaitu seorang konsultan, entrepreneur, penulis dan edukator bertempat  tinggal di San Francisco Bay Area dan Beliau merupakan seorang Indonesia  yang “sukses” berkompetisi pada iklim “ketat” Amerika. 
 Beliau  mengedepankan 10 unsur kepribadian seorang sukses (baik dari segi  keuangan dan prestasi) yang berdasarkan pada komunikasi dan pergaulannya  dengan para billionaire dan beberapa pengusaha sukses.  
 Sepuluh sikap yang harus dipunyai itu adalah sebagai berikut: 
 Pertama, Keberanian untuk berinisiatif :
 Kekuatan  yang sebenarnya tidak lagi menjadi rahasia atas kesuksesan orang-orang  terknenal yaitu mereka selalu punya ide-ide cemerlang! 
 Lihat  saja : Seorang Donald Trump yang “mendunia” karena superioritasnya di  bidang Real Estate awalnya berproses dari status bangkrut dan akhirnya  berpredikat Raja Real Estate, adalah contoh dari seorang yang jenius dan  berani berinisiatif. 
 Kita tentu mengenal  serial TV The Apprentice, kontes Miss Universe, Online University  bernama TrumpUniversity.com, bahkan di negara asalnya boneka Donald  adalah sebuah icon dan produk laris selain buku-buku bestseller-nya. Dan inisiatif adalah kekayaan semua orang, tinggal orang itu mau atau tidak untuk berinisiatif mengemukakan ide-idenya. 
 Kedua, Tepat waktu :
 Sebuah  hal yang pasti untuk semua orang di dunia ini tanpa terkecuali adalah  bahwa kita memiliki jumlah waktu yang sama yaitu 24 jam sehari. Seorang yang menepati janji dan tepat waktu menunjukkan bahwa dia adalah seorang yang memiliki kemampuan mengatur/manage sesuatu yang paling terbatas tersebut. 
 Kemampuan untuk hadir  sesuai janji adalah kunci dari semua keberhasilan, terutama  keberhasilan berbisnis dan berinteraksi. Memberikan perhatian lebih  terhadap waktu merupakan pencerminan dari respek terhadap diri sendiri  dan kolega dan mitra kita. 
 Ketiga, Senang melayani dan memberi:
 Sebuah rumus sukses dari banyak orang sukses adalah mampu memimpin, namun sebuah additional attribute dari sikap kepemimpinan adalah kebiasaan melayani dan memberi. 
 “The more you give to others, the more respect you get in return” 
 Dan,  keikhlasan adalah kunci untuk sifat ini. Kebaikan lain akan terus  mengalir tanpa henti saat kita mampu memberi dan melayani dengan ikhlas.  Ini mungkin bisa dibilang sebagai bonus saja! 
 Tetapi, setidaknya  dengan memberi dan melayani berarti menunjukkan kepada teman, kolega  serta rekan kita betapa suksesnya diri kita sehingga membuat orang lebih  yakin bermitra dan bergaul dengan diri kita.  
 Keempat, Membuka diri terlebih dahulu: 
 Barangkali  kita pernah bertemu orang yang selalu mau tahu tentang hal pribadi  orang lain namun dia terus menutup diri agar jati dirinya tidak terbuka.  
 Mereka biasanya hidup  dalam ketakutan dan kecurigaan, dan selalu berprasangka buruk kepada  siapa saja yang dijumpainya. Sikap ini adalah unsur yang tidak dimiliki  banyak orang sukses. 
 Rasa percaya dan  kebesaran hati untuk membuka diri terhadap lawan bicara merupakan cermin  bahwa kita nyaman dengan diri sendiri, lantas tidak ada yang perlu  ditutupi, itulah yang dicari oleh para partner sejati dan sebagian besar  dari kita akan setuju bahwa tidak banyak orang yang mau bekerja sama  dengan orang yang misterius, betul kan? 
 Kelima, Senang bekerja sama dan membina hubungan baik: 
 Kemampuan bekerja sama dalam tim adalah salah satu kunci keberhasilan utama. 
 Kembali  kita mengambil contoh Donald Trump. Dalam serial TV The Apprentice,  Trump memiliki tim yang loyal dan menjadi perpanjangan tangan dirinya  dalam menemukan para calon “orang kepercayaan” yang baru. 
 Pada akhirnya, Trump  akan memiliki sebuah tim yang sangat loyal dan bervisi sama dengan  menciptakan jaringan kerja yang baik, sehingga jalan menuju sukses itu  semakin terbuka lebar. 
 Keenam, Senang mempelajari hal-hal baru: 
 Ciputra dan Aburizal Bakrie adalah seorang yang bisa dikatakan sebagai orang sukses dalam bidangnya yaitu commerce.  Tapi saat mereka mendirikan universitas, apakah mereka beralih sebagai  seorang pendidik? Atau mereka sendiri sebenarnya adalah profesor? Jelas  tidak, mereka tetap seorang entrepreneur, namun dengan kegemarannya  mencari hal-hal baru serta langsung menerapkannya, maka dunia bisnis  semakin terbuka luas baginya. 
 Dunia bisnis ibarat  sebagai tempat bermain yang laus dan tidak terbatas. Jadi senang belajar  dan mencari hal baru adalah sebuah sikap kesuksesan. 
 Ketujuh, Jarang mengeluh, profesionalisme adalah yang paling utama: 
 Lance Armstrong pernah berkata, “There are two kinds of days: good days and great days.” 
 Hanya  ada dua macam hari: hari yang baik dan hari yang sangat baik. Adalah  baik jika kita tidak pernah mengeluh, walaupun suatu hari mungkin kita  akan jatuh dan gagal. 
 Mengapa? 
 Karena setiap kali  gagal, itu adalah kesempatan bagi diri kita untuk belajar mengatasi  kegagalan itu sendiri sehingga tidak terulang lagi di kemudian hari.  Hari di mana kita gagal tetap sebagai a good day (hari yang baik). 
 Kedelapan, Berani menanggung resiko:
 Jelas,  tanpa ini tidak ada kesempatan sama sekali untuk menuju sukses.  Sebenarnya setiap hari kita menanggung resiko, walaupun tidak disadari  penuh. 
 Resiko hanyalah akan berakibat dua macam: be a good or a great day. Jadi, jadi tidak perlu dikhawatirkan lagi bukan? 
 Kegagalan pun  hanyalah kesempatan belajar untuk tidak mengulangi hal yang sama di  kemudian hari dan tentunya ambang kepada kesuksesan akan lebih dekat. 
 Kesembilan, Tidak menunjukkan kekhawatiran (berpikir positif setiap saat): 
 Berpikir positif adalah environment atau default state di mana keseluruhan eksistensi kita berada. 
 Jika kita gunakan pikiran negatif sebagai default state,  maka semua perbuatan kita akan berdasarkan ini (kekhawatiran atau  cemas). Dengan pikiran positif, maka perbuatan kita akan didasarkan oleh  getaran positif, sehingga hal positif akan semakin besar  kemungkinannya. 
 Semakin positif kita menyikapi hambatan, semakin besar kesempatan kita menemukan penyelesaian atas hambatan tersebut. 
 Kesepuluh:  “Comfortable in their own skin” Menutup-nutupi sesuatu maupun supaya tampak “lebih” dari lawan bicaranya.
 Pernah bertemu dengan orang sukses yang rendah diri alias tidak nyaman dengan diri mereka sendiri? Tidak ada tentunya. 
 Kenyamanan menjadi  diri sendiri tidak perlu ditutup-tutupi supaya lawan bicara tidak  tersinggung karena setiap orang mempunyai tempat tersendiri di dunia  yang tidak bisa digantikan oleh orang lain. Saya adalah saya, mereka  adalah mereka. 
 Dengan menjadi diri  saya sendiri, saya tidak akan mengusik keberadaan mereka. Jika mereka  merasa tidak nyaman, itu bukan karena kepribadian saya, namun karena mindset yang berbeda dan kekurangmampuan mereka dalam mencapai kenyamanan dengan diri sendiri. 
 Sikap  dasar orang sukses tersebut di atas barangkali dapat menjadi cerminan  dan memuluskan langkah kita untuk mencapai kesuksesan yang kita impikan,  tinggal kita yang memutuskan.  
 Ok… sekarang Kita Siap untuk sukses? 
 Mari kita coba dan terapakan dari sekarang.
 Sampai jumpa lagi di puncak gunung kesuksesan! Yech….







0 comment:
Posting Komentar