Kenakalan Remaja 
Kenakalan  remaja merupakan gejala umum, khususnya terjadi di kota-kota besar yang  kehidupannya diwarnai dengan adanya persaingan-persaingan dalam  memenuhi kebutuhan hidup, baik yang dilakukan secara sehat maupun secara  tidak sehat.
Persaingan-persaingan  tersebut terjadi dalam segala aspek kehidupan khususnya kesempatan  memperoleh pendidikan dan pekerjaan. Betapa kompleksnya kehidupan  tersebut memungkinkan terjadinya kenakalan remaja. Penyebab  kenakalan remaja sangatlah kompleks, baik yang berasal dari dalam diri  remaja tersebut, maupun penyebab yang berasal dari lingkungan,  lebih-lebih dalam era globalisasi ini pengaruh lingkungan akan lebih  terasa. Pemahaman terhadap penyebab kenakalan remaja mempermudah  upaya-upaya yang harus dilakukan untuk mengatasinya. Upaya-upaya  tersebut dapat bersifat preventif, represif, dan kuratif. 
Tanggung  jawab terhadap kenakalan remaja terletak pada orangtua, sekolah, dan  masyarakat, khususnya para pendidik baik yang ada di keluarga  (orangtua), sekolah (guru-guru dan para guru pembimbing) maupun para  pendidik di masyarakat, yakni para pemuka agama dan tokoh-tokoh  masyarakat.
 Adapun macam – macam kenakalan remaja yang sering terjadi diantaranya adalah : 
1. Tawuran antar pelajar 
Tawuran antar pelajar adalah perbuatan yang  sangat bodoh, karena  dapat              merusak fasilitas umum dan fasilitas yg terdapat di  sekolah.
Tawuran juga dapat merusak masa depan, karena jika tertangkap polisi                        nama mereka yang tertangkap akan tercemar.
2.  Mencoret coret dinding sekolah 
Mencoret coret secara ilegal adalah perbuatan yang tidak baik, karena dapat          membuat kotor sekitar lingkungan.
Tetapi jika kita melakukannya dengan baik, coretan coretan itu dapat  manjadi        karya karya seni yang baik, dan juga dapat manghasilkan  mata pancaharian            yang baik .
3.  Mencuri
Mancuri juga dapat merusak nama baik  kita, karena jika kita ketahuan mencuri, kita akan merasa sangat malu,  dan kita juga akan di jauhi oleh orang orang yang dekat dengan kita,  karena orang itu sudah tidak percaya lagi dengan kita.
 4.  Bolos
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak,  Seto Mulyadi mengatakan  kebiasaan anak menghabiskan waktu luang atau  membolos saat jam sekolah salah satunya disebabkan karena pelajaran atau  kegiatan di sekolah tidak menarik.
“Kalau diperhatikan, anak-anak akan  berteriak bahagia ketika mendengar bel istirahat atau bel pulang  sekolah,” ungkap Kak Seto, beberapa waktu lalu di Jakarta.
Lebih lanjut Kak Seto mengatakan, para akedimisi seharusnya lebih  memperhatikan kegiatan yang menarik di sekolah sehingga perhatian anak  akan fokus pada kegiatan positif di sekolah.
Dia menunjuk, sekolah negeri dan  perangkatna yang masih kurang maksimal dalam mengajar kreatif. Bahkan  Kak Seto menegaskan, belajar bukanlah kewajiban melainkan hak anak.
“Banyak guru yang tidak melihat proses kreativitas anak. Padahal tipe  kecerdasan dan gaya belajar anak yang satu dengan yang lainnya berbeda,  tapi semuanya disama ratakan. Ini yang membuat anak tidak betah ada di  ruang kelas,” paparnya.
 5.  Merusak fasilitas sekolah
Merusak fasilitas sekolah akan merugikan  diri saendiri dan orang lain, karena kita tidak bisa memakai atau  manggunakan fasilitas fasilitas tersebut.







0 comment:
Posting Komentar