Diposkan oleh SUPRIYONO di 23:05 Label: Amal
Suatu ketika Abu Bakar bin Iyyasy,seorang qari terkenal pada masa abad ketiga hijriyyah,menasehatkan “ Sesungguhnya apabila terjatuh sekeping dirham dari salah seorang diantara kalian,pasti saat itu juga ia akan berkata : ‘ Dirhamku hilang “ Namun ia tak pernah mengatakan “ Hari-hari ku terbuang dengan segala amal perbuatanku.”
Saudaraku…ribuan nasehat dari orang-orang shalih lagi bijak tersebar disekeliling kita,dan nasehat diatas merupakan salah satu bagian dari ribuan nasehat yang dinasehatkan untuk kita.Saudaraku pernahkah kita merenungkan dalam hari-hari kita, bahwa kita telah membuang hari-hari? Tidakkah terpikir oleh kita kelak hari-hari itu akan menjadi saksi bagi amal kita saat ini? Tidakkah terpikir oleh kita,hari-hari itu akan menjadi hari-hari yang sangat kita sesali?
Saudaraku hendak kemanakah engkau melangkah,ke surga atau ke neraka ? Saudaraku bekal apa yang telah kau persiapkan untuk menghadapi hari-hari yang panjang? Hari-hari yang tak berguna lagi amalan,yang ada hanyalah perhitungan. Hari yang mana manusia lari dari saudaranya dan lari dari orang-orang yang dicintainya, sebagaimana yang Allah gambarkan dalam firmanNya:
يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ
وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ
وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ
لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ
Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, Dari ibu dan bapaknya, Dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya(‘Abasa: 34-36)
Saudaraku tidakkah kau sayang dengan hari-hari mu,waktu mu dan usia mu? Lupakah dirimu dengan peringatan dari Rabbmu:
وَالْعَصْرِ
إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.(al Ashr: 1-3)
Saudaraku,hanya dirimu yang tau kerugian-kerugian yang kau lakukan dalam hari-hari mu, itupun jika mau jujur.
Saudaraku, tidakkah kita malu dengan pendahulu-pendahulumu,para generasi terbaik yang dimiliki umat ini,as-salaf ash-shalih,yang telah mengukir sejarah di usia mereka yang tergolong masih sangat muda,nama mereka harum dipersaksikan oleh zaman.
Saudaraku.. perhatikanlah sejarah awal-awal Islam,sungguh pemuda memegang peranan sangat penting dalam perkembangan dakwah Islam pada masa itu. Tidakkah kita lihat contoh dari para sahabat misalnya ‘Ali bin abi tholib, Abu 'Ubaidah ibnul Jarrah , Muadz bin Jabal ,Zaid bin Tsabit, Ibnu ‘Abbas radhiyallaahu ‘anhum,mereka adalah sebagian dari sahabat yang yang berkorban dan berlomba-lomba untuk menegakkan Islam ini di usia mereka yang ketika itu masih cukup muda. Dari golongan setelahnya dari kalangan tabi’in ,misalnya kita pernah mendengar Hasan al-Bashri,Muhammad bin Sirrin, Atha’ bin Abi Rabbah,Urwah bin Zubair. Kemudian dari golongan ulama setelahnya misalnya kita pernah dengar Imam Bukhari,Imam Malik, Imam Nawawi, Imam Syafi’i,Imam Ahmad. Rata-rata mereka berhasil menduduki maqam sebagai imam umat ini dalam usia yang cukup muda. Mereka bantah golongan-golongan menyimpang dan sesat dengan ilmu dan kemuliaan yang ada pada mereka. Mereka infakkan seluruh hidup, waktu dan tenaga demi mengusung dakwah Islam yang mulia ini, demi menjaga agama ini dari penyimpanagan dan kesesatan.
Saudaraku, sekarang apa yang telah dirimu sumbangkan untuk tegaknya Islam ini? Dari sekian umurmu sampai saat ini,apa yang telah kau sumbangkan? Belum cukupkah perjuangan dan pengorbanan para generasi Islam sebelumnya untuk membuat kita malu? Belumkah hati kita tergerak? Apa kata generasi terdahulu jika melihat kondisi kita yang seperti ini? Hati yang mulai condong pada dunia,ghirah yang melemah,satu persatu mulai permisi dari majelis ilmu dan akhirnya hidup tak ubahnya sekumpulan buih yang terombang-ambing dan terbuang.
Saudaraku…cukuplah semua itu menyadarkan kita bahwa apa yang kita lakukan untuk agama ini belum seberapa. Saudaraku tidakkah kau mengharapkan janji Allah yang diberitakan oleh lisan nabi yang mulia,as-shaadiqul mashduuq, Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam, bahwa salah satu dari tujuh golongan yang akan mendapat naungan dari Allah di hari kiamat yang ketika itu tidak ada naungan selain naunganNya,dimana salah satu dari tujuh golongan tersebut adalah pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah,tentulah kita akan bertanya,kenapa harus pemuda? Kenapa bukan orang-orang tua?
Saudaraku tidakkah kau tau bahwa pada masa-masa itu umumnya pemuda berada di masa yang penuh gejolak dan hati penuh kebimbangan. Masa-masa itulah kebanyakan dari kita terjerembab dalam kubangan nafsu, terbawa arus kesana-kemari serta menghabiskan waktu dalam kesia-siaan dan kesenangan-kesenangan semu.
Saudaraku, jangan sampai penyesalan itu mendatangimu ketika dirimu sudah tak mempunyai daya apa-apa lagi. Selagi tulang masih tegak,selagi tubuh belum lunglai,selagi darah masih segar mengalir,marilah saudaraku kita bangkit dan membenahi diri untuk tegaknya agama Allah di bumi ini dan meraih derajat tertinggi disisiNya.
Saudaraku,tidaklah tulisan ini tergores kecuali atas dasar kecintaan saudara kepada saudaranya. Semoga Allah mengaruniakan Firdaus al-A’la sebagai akhir dari perjuangan dan keletihan dari kehidupan ini,aamiin.
(Mengutip dari Catatan Ummu Zakariya, http://ukhuwahislamiah.com/2010/11/11/bersabarlah-wahai-saudaraku/)
Suatu ketika Abu Bakar bin Iyyasy,seorang qari terkenal pada masa abad ketiga hijriyyah,menasehatkan “ Sesungguhnya apabila terjatuh sekeping dirham dari salah seorang diantara kalian,pasti saat itu juga ia akan berkata : ‘ Dirhamku hilang “ Namun ia tak pernah mengatakan “ Hari-hari ku terbuang dengan segala amal perbuatanku.”
Saudaraku…ribuan nasehat dari orang-orang shalih lagi bijak tersebar disekeliling kita,dan nasehat diatas merupakan salah satu bagian dari ribuan nasehat yang dinasehatkan untuk kita.Saudaraku pernahkah kita merenungkan dalam hari-hari kita, bahwa kita telah membuang hari-hari? Tidakkah terpikir oleh kita kelak hari-hari itu akan menjadi saksi bagi amal kita saat ini? Tidakkah terpikir oleh kita,hari-hari itu akan menjadi hari-hari yang sangat kita sesali?
Saudaraku hendak kemanakah engkau melangkah,ke surga atau ke neraka ? Saudaraku bekal apa yang telah kau persiapkan untuk menghadapi hari-hari yang panjang? Hari-hari yang tak berguna lagi amalan,yang ada hanyalah perhitungan. Hari yang mana manusia lari dari saudaranya dan lari dari orang-orang yang dicintainya, sebagaimana yang Allah gambarkan dalam firmanNya:
يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ
وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ
وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ
لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ
Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, Dari ibu dan bapaknya, Dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya(‘Abasa: 34-36)
Saudaraku tidakkah kau sayang dengan hari-hari mu,waktu mu dan usia mu? Lupakah dirimu dengan peringatan dari Rabbmu:
وَالْعَصْرِ
إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.(al Ashr: 1-3)
Saudaraku,hanya dirimu yang tau kerugian-kerugian yang kau lakukan dalam hari-hari mu, itupun jika mau jujur.
Saudaraku, tidakkah kita malu dengan pendahulu-pendahulumu,para generasi terbaik yang dimiliki umat ini,as-salaf ash-shalih,yang telah mengukir sejarah di usia mereka yang tergolong masih sangat muda,nama mereka harum dipersaksikan oleh zaman.
Saudaraku.. perhatikanlah sejarah awal-awal Islam,sungguh pemuda memegang peranan sangat penting dalam perkembangan dakwah Islam pada masa itu. Tidakkah kita lihat contoh dari para sahabat misalnya ‘Ali bin abi tholib, Abu 'Ubaidah ibnul Jarrah , Muadz bin Jabal ,Zaid bin Tsabit, Ibnu ‘Abbas radhiyallaahu ‘anhum,mereka adalah sebagian dari sahabat yang yang berkorban dan berlomba-lomba untuk menegakkan Islam ini di usia mereka yang ketika itu masih cukup muda. Dari golongan setelahnya dari kalangan tabi’in ,misalnya kita pernah mendengar Hasan al-Bashri,Muhammad bin Sirrin, Atha’ bin Abi Rabbah,Urwah bin Zubair. Kemudian dari golongan ulama setelahnya misalnya kita pernah dengar Imam Bukhari,Imam Malik, Imam Nawawi, Imam Syafi’i,Imam Ahmad. Rata-rata mereka berhasil menduduki maqam sebagai imam umat ini dalam usia yang cukup muda. Mereka bantah golongan-golongan menyimpang dan sesat dengan ilmu dan kemuliaan yang ada pada mereka. Mereka infakkan seluruh hidup, waktu dan tenaga demi mengusung dakwah Islam yang mulia ini, demi menjaga agama ini dari penyimpanagan dan kesesatan.
Saudaraku, sekarang apa yang telah dirimu sumbangkan untuk tegaknya Islam ini? Dari sekian umurmu sampai saat ini,apa yang telah kau sumbangkan? Belum cukupkah perjuangan dan pengorbanan para generasi Islam sebelumnya untuk membuat kita malu? Belumkah hati kita tergerak? Apa kata generasi terdahulu jika melihat kondisi kita yang seperti ini? Hati yang mulai condong pada dunia,ghirah yang melemah,satu persatu mulai permisi dari majelis ilmu dan akhirnya hidup tak ubahnya sekumpulan buih yang terombang-ambing dan terbuang.
Saudaraku…cukuplah semua itu menyadarkan kita bahwa apa yang kita lakukan untuk agama ini belum seberapa. Saudaraku tidakkah kau mengharapkan janji Allah yang diberitakan oleh lisan nabi yang mulia,as-shaadiqul mashduuq, Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam, bahwa salah satu dari tujuh golongan yang akan mendapat naungan dari Allah di hari kiamat yang ketika itu tidak ada naungan selain naunganNya,dimana salah satu dari tujuh golongan tersebut adalah pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah,tentulah kita akan bertanya,kenapa harus pemuda? Kenapa bukan orang-orang tua?
Saudaraku tidakkah kau tau bahwa pada masa-masa itu umumnya pemuda berada di masa yang penuh gejolak dan hati penuh kebimbangan. Masa-masa itulah kebanyakan dari kita terjerembab dalam kubangan nafsu, terbawa arus kesana-kemari serta menghabiskan waktu dalam kesia-siaan dan kesenangan-kesenangan semu.
Saudaraku, jangan sampai penyesalan itu mendatangimu ketika dirimu sudah tak mempunyai daya apa-apa lagi. Selagi tulang masih tegak,selagi tubuh belum lunglai,selagi darah masih segar mengalir,marilah saudaraku kita bangkit dan membenahi diri untuk tegaknya agama Allah di bumi ini dan meraih derajat tertinggi disisiNya.
Saudaraku,tidaklah tulisan ini tergores kecuali atas dasar kecintaan saudara kepada saudaranya. Semoga Allah mengaruniakan Firdaus al-A’la sebagai akhir dari perjuangan dan keletihan dari kehidupan ini,aamiin.
(Mengutip dari Catatan Ummu Zakariya, http://ukhuwahislamiah.com/2010/11/11/bersabarlah-wahai-saudaraku/)
0 comment:
Posting Komentar