KANG Ibing. Demikian sebagian besar masyarakat mengenal tokoh komedian asal Jawa Barat ini. Juga tidak sedikit yang mengenalnya sebagai Si Kabayan. Karena di film "Si Kabayan" (1975), nama Kang Ibing mulai dikenal dan sangat pas memerankan tokoh Si Kabayan sebagai sosok orang Sunda yang lugu namun pintar. Sebenarnya pria kelahiran Sumedang, 20 Juni 1946 ini bernama Raden Aang Kusmayatna Kusumadinata. Dan bukan hanya dunia lawak (bodor) ataupun seni peran saja yang dilakoninya, tapi sejumlah bidang seni digelutinya. Bahkan belakangan bidang sosial dan keagamaan juga dilakoninya.
Hal ini terungkap dalam pergelaran bertajuk "Wanoh Jero ka Kang Ibing" yang diselenggarakan di Grha Sanusi Hardjadinata, Unpad, Kamis (20/5) lalu. Di hadapan ratusan pasang mata yang memadati gedung utama Kampus Unpad Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, tersebut Kang Ibing, memperlihatkan kepiawaiannya sebagai sosok multitalenta.
Diawali dengan kepiawaiannya ngawih tembang Sunda, yang menurut dia menjadi penanda kehadirannya di dunia seni dikenal masyarakat. Seakan tengah kembali ke masa awal kehadirannya di pentas seni, tembang "Si Kabayan" karya Mang Koko (alm. Koko Koswara), dilantunkan penuh penghayatan. Sayang, Kang Ibing tidak selesai membawakannya.
Mungkin Kang Ibing sudah ingin memperlihatkan kemampuannya yang lain. Dipandu Ceu Aam (Aam Amilia), Kang Ibing diminta untuk menceritakan kemampuannya dalam membuat tembang Sunda. "Mun nyipta lagu sok kumaha hariring rasa. Tulas-tulis rumpaka terus dibarengan jentreng kacapi," ujar suami dari Niken ini.
Tetapi menurut pengakuannya, kemampuannya saat masih duduk di bangku sekolah dasar, bahkan saat duduk di bangku kuliah kepiawaiannya membaca puisi mampu menyabet gelar juara pertama saat memperingati hari Chairil Anwar. Kang Ibing-pun memperlihatkan kepiawaiannya membaca puisi berjudul "Catatan Tahun 1946" dan "Aku". //Aku ini binatang jalang /Dari kumpulannya terbuang/Biar peluru menembus kulitku /Aku tetap meradang menerjang/Luka dan bisa kubawa berlari/Berlari/Hingga hilang pedih peri//
Sempat mengundang tawa saat Ceu Aam mengorek kemampuannya dalam hal berpuisi. "Ya, dulu saya suka menulis di buku catatan apa-apa yang saya lihat, maupun saya alami. Seperti cerita teman yang memutuskan cintanya lewat kertas surat berwarna biru, saya buat puisi," ucap Kang Ibing.
Kang Ibing pun semakin tergelitik untuk memperlihatkan kepiawaiannya dalam hal lain manakala Ceu Aam memintanya. Belakangan dan hingga kini terus dilakoninya adalah sebagai dai. "Yang selama ini saya lakukan adalah berdakwah lewat seni. Meski tidak melakukan riset tentang pengaruh dakwah pada masyarakat, tetapi saya yakin ada pesan yang sampai pada masyarakat," ujar Kang Ibing yang mengaku telah berdakwah hingga ke Australia, Korea, dan Jepang.
Dalam pegelaran "Wanoh Jero ka Kang Ibing", yang dihadiri jajaran pimpinan civitas academica Unpad serta sejumlah tokoh Jawa Barat di penutup pergelaran, ditampilkan drama sunda komedi berjudul "Pilkada di Ranca Owa", yang mampu mengocok perut penonton. "Sulit menemukan sosok yang memiliki kekayaan seni layaknya Kang Ibing. Pelawak-pelawak saat ini, hanya bisa berguyon karena menghafal skenario, sementara Kang Ibing dapat melakukannya dengan sangat spontan, namun dengan kandungan makna yang dalam dan berisi," ujar Rektor Unpad Prof. Ganjar Kurnia.
Nama Kang Ibing pertama kali dikenal di kalangan artis, saat membintangi film "Si Kabayan" yang merupakan cerita rakyat Pasundan yang diangkat ke layar lebar. (Retno H.Y./"PR")***
0 comment:
Posting Komentar