Rabu, 21 September 2011

Putus Asa

Sobat muda muslim, gimana Idul Fitri kemarin rame nggak? Hehehe kok nanya rame, emang bakar petasan. Iya maksudnya meriah nggak? Kumpul bareng keluarga dan keraban, serta teman-teman. Buat yang pulang kampung pasti seru di perjalanannya ya. Macet! Hihihi…nikmati dah macetnya, karena yang penting kamu bisa silaturahim dengan keluarga. Sip deh! Kami di gaulislam juga—meski telat ya—ngucapin selamat Idul Fitri. Maaf juga atas segala salah selama ini. Sukses dan barokah buat kuta semua ya.

Bro en Sis, gaulislam edisi pekan ini bahas tentang “putus asa”. Tema yang umum sebenarnya, tetapi saya coba kemas dengan lebih menarik. Oya, pernah nggak ngerasa penat, bosen, terus stress dalam menghadapi hidup? Pasti pernah kan? Bagi yang nggak pernah berarti hidupnya senang selalu, tertawa terus. Eh lama-lama jadi penghuni rumah sakit jiwa, (ujung-ujungnya stres juga). Hwahaha…

Benarkah semua yang kita usahakan selalu gagal, atau apa yang kita inginkan tidak terwujud. Apa iya seseram itu kehidupan kamu? Bukankah Allah telah memberi rizki bagi tiap-tiap mahklukNya? Atau kita yang kurang muhasabah (instropeksi diri)? Bisa jadi kegagalan demi kegagalan yang kita alami adalah suatu cobaan dari Allah Swt atau bahkan mungkin juga buah dari dosa-dosa kita di masa lalu? Hmm… wallahu’alam. Tetapi yang jelas dan pasti, kita harus instropeksi diri tiap saat, Bro.

Beberapa waktu lalu pas pengumuman kelulusan UN, ada banyak yang gembira, tapi nggak sedikit yang putus asa karena gagal lulus ujian. Gara-gara nggak lulus UN, ada yang nekat terjun ke sungai, naik ke atas menara listrik, sampai gantung diri di pohon tauge hehee, bercanda. Semoga kamu bukan salah satu di antara mereka ya!

Beberapa sekolah melalukan pembekalan bagi siswa-siswi nya untuk menghadapi Ujian Nasional dengan mengundang trainer atau motivator. Namun ini hanya awal sebagai penyemangat. Harusnya mereka juga disiapkan untuk menerima dua kemungkinan lulus atau tidak lulus. Sebab, kedua hal itu adalah ibarat dua sisi mata uang berbeda yang tidak mungkin terpisahkan, tul nggak?

Jangan putus asa, Bro! Dunia belum berakhir hanya karena nggak lulus Ujian Nasional, dunia belum berakhir kalo kehidupan ekonomi keluargamu belum juga menunjukkan grafik yang naik. Banyak hal positif dari kondisi yang kamu alami saat ini. Nggak lulus ujian itu biasa. Rejeki manusia bukan ditentukan sama sukses di bidang akademik atau gagal total, tetapi dari rahmat yang Allah Swt berikan. Kebahagiaan yang didapatkan kamu semua jauh lebih banyak ketimbang kondisi ekonomi keluargamu yang morat-marit. Itu semua adalah ujian. Apakah kita bisa bertahan dengan kesabaran, atau malah menjadi kufur karena putus asa. Kitalah yang harus bisa membuktikannya, dan berusaha untuk menjadi hamba yang pandai bersabar dan bersyukur. Ayo, kamu pasti bisa! Insya Allah.



Kenapa bisa putus asa?

Kegagalan, siapa sih yang nggak pernah mengalaminya? Manusiawi binti wajar kalo kamu gagal. Tetapi kalau didramatisir bisa meningkat ke level akut alias putus asa. Nah! Penyebab putus asa adalah karena pikiran negatif kita lebih kuat ketimbang positifnya. Merasa diri tidak memiki kelebihan, dan sifat malas yang membuat kita jadi cepat menyerah.

Kalau dipikir secara singkat itu sih hal yang wajar dan bisa terjadi kepada siapapun. Eit tunggu dulu, coba pikir lagi deh. Kalau kita tahu bahwa 125 + 56 – 30 : 8 = 3 adalah salah, maka kita harus cari tahu jawaban yang benar. Hayo berapa coba? Pusing! Putus asa ya? Udah nggak usah dipikirin itu cuma analogi aja.

Simpelnya gini, putus asa adalah hal yang tidak baik dan salah! Kalau putus asa itu bisa terjadi pada siapapun, maka harusnya kita bisa mempersiapkan diri supaya tidak menimpa diri kita dan belajar dari kegagalan orang lain atau yang pernah kita alami, setuju ngak nih? Harus setuju! (lho?)

Nah! lantas persiapan apa dan cara mengatasinya bagaimana? Iya, bagaimana tuh? (lah gue aja nggak tahu!)

Oke-oke kita coba bahas sama-sama ya! So, baca terus tulisan ini! (BTW ini dialog aneh amat, ada berapa orang sih? kok gue nanya sendiri jawab sendiri? Hahaha….)

Bro en Sis pecinta gaulislam, nggak ada di antara kita yang bertujuan untuk gagal, tapi kenapa sih kegagalan musti ada di sela-sela usaha kita? Ya, karena bin because mengapa why kapan went siapa who, hayyah ngelantur! Bisa jadi gagal adalah ujian supaya kita lebih siap lagi di masa yang akan datang. Iya nggak, Mas Bro?

Banyak problem hidup yang membuat seseorang ketimpa rasa putus asa. Misal, setelah lulus dari sekolah tidak memiliki biaya untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi kemudian mereka dihadapkan dengan sulitnya mendapatkan pekerjaan, ketatnya persaingan dan kesempatan kerja yang sedikit, huft! Alhasil jadilah pengangguran.

Tahu ngak sih kalau menganggur itu adalah pekerjaan yang sulit lho! Nggak percaya? Nih ya, saat di rumah disuruh naik ke atap benerin genteng yang bocor, ngegali sumur, ngepel kolam renang, cabutin rumput lapangan bola, menyapu jalan raya hahah! Menganggur juga bisa membuat pikirkan jadi nggak karuan, mikirin omongan tetangga, mikirin masa depan, mikirin hutang, makan tak enak tidur pun tak nyenyak, aduh horror yah! Woii bangun-bangun! Ini sih lamunan negatif, jangan dipraktekkan!



Dilarang putus asa dari rahmat Allah

Seperti yang sudah gue bilang sebelumnya bahwa setiap orang bisa aja kecewa dan di awal-awal merasa putus asa (harapan). Tetapi, jika dilakukan terus menerus berarti dia sedikit atau malah banyak menjadi tidak mempercayai atas nikmat yang diberikan Allah Swt. berarti juga tidak sabar dalam mendapat ujian hidup, apalagi jika sampai menyalahkan Allah Swt.

Bro end Sis, kita juga rajin-rajin berinstropeksi diri, karena banyak orang mengira telah mendapat ujian dari Allah padahal mungkin ini adalah teguran bahkan mungkin ‘azab’ atas dosa-dosa yang telah dilakukan. Bisa juga banyak yang mendapat ujian dari Allah, tapi ia putus asa dari rahmat Allah Ta’ala.

Dikisahkan dalam al-Quran tentang pesan Nabi Yakub AS kepada anak-anaknya tatkala hendak berangkat ke Mesir untuk mencari Yusuf: ”…..dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang kafir. (QS Yusuf [12]: 87)

Nah kan, putus asa itu dosa loh! Terlebih bisa masuk ke golongan orang-oranng kafir, Na’udzubillahiminzalik. Allah Swt. juga mencela orang yang cepat berputus asa: “Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan(QS Fushshilat [41]: 49)

Dalam ayat lain Allah Swt. menyampaikan: “Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih(QS Huud [11]: 9)

Lantas kenapa musti berputus asa dari rahmat Allah, padalah Allah menjanjikan pahala dan kemudahan: “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan(QS al-Insyirah [94]: 5-6)

Kalau kita memahami dan memahami hakikat hidup ini maka kita akan lebih bersabar ketika menerima cobaan, lebih tegar dalam menghadapi musibah dan lebih kuat mental dalam menghadapi tantangan hidup. Sebab, Allah Swt. tidak akan memberikan ujian yang melebihi kemampuan kita. Allah Swt.berfirman: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS al-Baqarah [2]: 286)



Jangan menyerah, bangkitlah!

Kita harus meyakini betul hakikat kehidupan ini supaya tidak mudah putus asa. Nah! Ini ada sedikit saran supaya kita tetap semangat untuk menjalani hidup untuk meraih kesuksesan.

Pertama, usahakan untuk selalu berfikir positif, buang jauh-jauh pikiran negatif meskipun sedikit tapi teruslah berfikir positif, karena biasanya dari seribu pikiran negatif cuma satu saja yang benar, kalaupun itu terbukti, jadikan sebagai cara untuk memperbaiki diri.

Kedua, yakin kalau kita ini memiliki kelebihan, lebih banyak memikirkan kelebihan kita dari pada kekurangan kita. Terus kalau kita sendiri nggak tahu kelebihan kita gimana? Ah simpel, tanya ke orang yang dekat dengan kita apa saja kelebihan kita atau ingat-ingat prestasi kita di masa lalu untuk mempertebal rasa percaya diri kita bahwa kita mempunyai kemampuan.

Ketiga, jangan terlalu menghiraukan orang lain yang membicaran tetang keburukan atau kegagalan yang pernah kita alami, karena bisa menjadikan kita patah arang dan tidak bersemangat, kalau pun terus menggagu pikiran, jadikan hal tersebut sebagai penyemangat kita untuk jadi yang lebih baik dan membuktikan bahwa kita tidak seperti yang mereka katakan.

Keempat, paksa diri! Loh kok? Iya paksa diri untuk terus berkarya, lawan rasa putus asa dengan terus bergerak maju (baca berusaha), berhentilah mengeluh dan bermalas-malasan. Kalo kamu merasa berat melakukan kebaikan, terus maju. Sebab pasti ada pahala di sana. Allah Swt. berfirman: “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui(QS at-Taubah [9]: 41)

So, tetap semangat ya. Apalagi Allah Swt. sudah memerintahkan kita untuk terus bergerak walau terasa berat dan harus memaksakan diri. Masih ada waktu dan masih ada hari esok untuk menggapai cita-cita untuk meraih harapan. Teruslah bergerak dengan arah yang pasti, tentunya sesuai jalan yang diridhoiNya. Jika kita tetap berpegang teguh pada jalanNya insya Allah kita diberi kemudahan untuk meraih kesuksesan dan lebih lapang dada jika kita gagal.

Teruslah bersyukur seluas langit dan bumi atas segala nikmat yang diberikanNya. Nikmat hidup, nikmat sehat, nikmat menghirup oksigen (bernafas) dan semua nikmat yang adakalanya lupa kita syukuri. Masih ada kehidupan akhirat yang musti kita pikirkan dan siapkan bekalnya, karena biasanya orang yang berputus asa hanya sibuk memikirkan urusan duniawinya saja dan ketika mereka gagal seakan semuanya berakhir padahal kita belum cukup pembekalan di akhirat nanti. So, tetap semangat! [samsi: samsi_hn@yahoo.co.id]

0 comment:

Posting Komentar