Aku berfikir, berfikir dan terus berfikir bahwa aku tak ingin kehilangan fikiranku tentangmu. Atau yang lebih buruk, pemikiranku tentangmu itu adalah salah...
Aku menulis puisi tentangmu, kau malah berfikir itu untuk wanita lain...
Lalu apa yang bisa ku lakukan ketika aku merindukan kematian? Menemuinya?
Aku perlu jatuh cinta lagi, tapi bukan padamu lagi. Sekedar ingin mewarnai tulisanku, agar tak lagi tentang kamu dan kamu lagi...
Aku ingin jatuh cinta lagi, dimulai dari mendengar namamu aku tersenyum...
Enggak harus jalan-jalan untuk gw bisa bahagia. Menetap di satu tempat pun bisa, di hatimu misalnya.
Tolong, jangan abaikan aku lebih lama lagi. Aku tak ingin mencintaimu lebih dalam lagi...
Jika boleh aku bertanya. Tuhan, ada apa dengan surga? Apa yang membuat ribuan bidadari kau jatuhkan di Kota Bekasi ._.
Kadangkala, aku suka sesuatu yang berlebihan. Seperti misalnya... Dinginmu...
Kita tak terbangun di ranjang yang sama, sayang...
Demikian sejenak aku melupakanmu, sejenak, tak lebih...
Entah, begitu mudah untukku menyerah bila itu tentangmu, oh habibah...
Aku akan tidur dan membiarkan cinta membawaku kemanapun ia ingin pergi. Satu tempat dimana aku ingin terbangun adalah pelukamu...
Masih belum. Bahkan, kau belum cukup asik untuk dimainkan..
Daripada merindukanmu, aku lebih baik ke citeureup...
#SayangIniKonyol, disaat kau tak mencintaiku malah aku tak bisa jatuh cinta dengan wanita lain selain kamu...
Rindu atau menunggu itu bukanlah sesuatu yang menyiksa bila kau telah percaya bahwa ia juga melakukan hal yang sama... Kau hanya takut merindukan sendirian...
Jika kau bertanya mengapa aku merindukan dan mencintaimu secara berlebihan. Itu karena kau mengabaikanku secara berlebihan juga...
Begitulah langit Bekasi, aku seperti belajar untuk tidak bilang tidak jatuh cinta padanya
Tak ada banyak hal yang bisa aku lakukan ketika aku merindukanmu. Seperti aku tak mau berfikir bahwa aku telah merindukan orang yang salah.
Aku menjadi tak se pengharap ini tentangmu. Mungkin aku telah kehilangan cahaya harapan itu sejak jatuhnya air matamu dulu.
Aku pasti akan datang padamu, namun bukan sebagai orang yang mencintaimu lagi. Tetapi mungkin menjadi saksi di pernikahanmu nanti...
Tinggalkanlah aku yang takut kehilanganmu. Tegakah kau untuk terus membiarkanku hidup dalam ketakutan?
Aku menulis puisi tentangmu, kau malah berfikir itu untuk wanita lain...
Lalu apa yang bisa ku lakukan ketika aku merindukan kematian? Menemuinya?
Aku perlu jatuh cinta lagi, tapi bukan padamu lagi. Sekedar ingin mewarnai tulisanku, agar tak lagi tentang kamu dan kamu lagi...
Aku ingin jatuh cinta lagi, dimulai dari mendengar namamu aku tersenyum...
Enggak harus jalan-jalan untuk gw bisa bahagia. Menetap di satu tempat pun bisa, di hatimu misalnya.
Tolong, jangan abaikan aku lebih lama lagi. Aku tak ingin mencintaimu lebih dalam lagi...
Jika boleh aku bertanya. Tuhan, ada apa dengan surga? Apa yang membuat ribuan bidadari kau jatuhkan di Kota Bekasi ._.
Kadangkala, aku suka sesuatu yang berlebihan. Seperti misalnya... Dinginmu...
Kita tak terbangun di ranjang yang sama, sayang...
Demikian sejenak aku melupakanmu, sejenak, tak lebih...
Entah, begitu mudah untukku menyerah bila itu tentangmu, oh habibah...
Aku akan tidur dan membiarkan cinta membawaku kemanapun ia ingin pergi. Satu tempat dimana aku ingin terbangun adalah pelukamu...
Masih belum. Bahkan, kau belum cukup asik untuk dimainkan..
Daripada merindukanmu, aku lebih baik ke citeureup...
#SayangIniKonyol, disaat kau tak mencintaiku malah aku tak bisa jatuh cinta dengan wanita lain selain kamu...
Rindu atau menunggu itu bukanlah sesuatu yang menyiksa bila kau telah percaya bahwa ia juga melakukan hal yang sama... Kau hanya takut merindukan sendirian...
Jika kau bertanya mengapa aku merindukan dan mencintaimu secara berlebihan. Itu karena kau mengabaikanku secara berlebihan juga...
Begitulah langit Bekasi, aku seperti belajar untuk tidak bilang tidak jatuh cinta padanya
Tak ada banyak hal yang bisa aku lakukan ketika aku merindukanmu. Seperti aku tak mau berfikir bahwa aku telah merindukan orang yang salah.
Aku menjadi tak se pengharap ini tentangmu. Mungkin aku telah kehilangan cahaya harapan itu sejak jatuhnya air matamu dulu.
Aku pasti akan datang padamu, namun bukan sebagai orang yang mencintaimu lagi. Tetapi mungkin menjadi saksi di pernikahanmu nanti...
Tinggalkanlah aku yang takut kehilanganmu. Tegakah kau untuk terus membiarkanku hidup dalam ketakutan?