Jumat, 06 Mei 2011

Dieng


A.      SEJARAH DIENG
Dieng merupakan daerah peninggalan Kerajaan Mataram Purba yang menganut agama Hindu. Kemudian Kerajaan Mataram ini dipindahkan ke daerah Timur (Bali). Dieng berasal dari bahasa sansekerta yaitu “di” yang berarti tempat yang tinggi atau gunung  dan ‘’Hyang’’ yang berarti kahyangan. Dengan menggabungkan kedua kata tersebut, maka bisa diartikan bahwa “Dieng” merupakan daerah pegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam.

B.       PENINGGALAN SEJARAH DI DIENG
·      Telaga Warna, mitos Telaga Warna dipercayai bahwa di Telaga tersebut dihuni oleh putri atau dewi-dewi.
·      Gua Semar yang pernah digunakan oleh Suharto untuk semedi.
·      Gua Sumur, gua ini sering digunakan masyarakat untuk semedi. Salah satu mitos dari gua ini yaitu untuk mendapatkan keturunan (anak). Setiap 1 suro gua ini di buka untuk umum dan diadakan ritual mabekti dan jamasan.
·      Gua Jaran
·      Gua Semar
·      Batu Tulis, bentuk batu ini seperti semar. Batu Tulis Semar ini biasa biasa digunakan semedi oleh para umat hindu yang melakukan siraman.
·      Telaga Pangilon atau Telaga Cermin
Salah satu manfaat telaga ini yaitu bisa mengairi lahan bagi tanaman yang ditanam di dataran tinggi Dieng. Suhu di talaga pangilon berkisar 10o -17o. Disebut talaga cermin karena di talaga itu kita dapat bercermin.
·       Kawah Sikidang
·       Candi Arjuna


C.       KESENIAN DAN BUDAYA YANG ADA DI DIENG
Kesenian yang ada di dataran tinggi Dieng salah satunya adalah kesenian Lengger yang berasal dari kata Le berarti anak laki-laki dan ger yang berarti geger. Keistimewaan yang ada pada masyarakat Dieng yaitu masih adanya kaum wanita yang mencari kayu bakar. Adapun penduduk asli Dieng yang beragama Hindu kini sudah tidak ada di daerah Dieng, melainkan pindah ke daerah timur yaitu Bali. Adat istiadat yang masih ada di dataran tinggi Dieng yaitu adanya anak gimbal yang tidak dibawa sejak lahir tetapi setelah 40-60 hari kelahiran, terjadi karena adanya gejala fisik yaitu demam tinggi yang tidak langsung terobati.

D.      LETAK GEOGRAFIS DIENG
Di dataran tinggi Dieng tanaman padi tidak cocok ditanam karena suhu yang tidak medukung. Suhu siang hari di dataran tinggi Dieng yaitu sekitar 10-17 derajat celcius. Di dataran tinggi Dieng suhu semakin dingin apabila sedang musim kemarau karena hembusan angin yang cukup besar. Dominan mata pencaharian masyarakat Dieng yaitu menjadi petani kentang karena di dataran tinggi Dieng umbi kentang merupakan salah satu hasil tani yang cukup besar.

E.       TANAMAN YANG TUMBUH DI DIENG
Berikut ini merupakan macam-macam tanaman yang tumbuh di dataran tinggi Dieng:
1. Kasiah
2. Sembung
3. Rumput liar
4. Kayu Abang
Selain itu ada beberapa tanaman yang diolah oleh masyarakat setempat, seperti apel, jagung, anggur, dan yang paling terkenal adalah “PURWACENG”. Purwaceng adalah sejenis tanaman yang diolah untuk membangkitkan semangat, gairah, dan sebagainya.

F.       KEBERADAAN DIENG BAGI PEMDA KABUPATEN WONOSOBO
Kepedulian Pemerintah Daerah setempat yaitu akan menjadikan Dataran Tinggi Dieng sebagai objek wisata yang maju. Selain itu, PEMDA Kabupaten Wonosobo akan merenskontruksi candi yang berada di Dataran Tinggi Dieng yaitu Candi Setiaki dan melestarikan hutan dengan cara tidak menebang pohon sembarangan. Sanksi pun berlaku bagi para oknum yang melanggar peraturan tersebut.
Selain itu, kontribusi bagi masyarakat dieng sendiri salah satunya yaitu masyarakat merasa bangga akan kekayaan sejarah dan alam yang dimiliki Dieng. Selain itu, semakin ramainya Dieng dikunjungi semakin besar pula pendapat yang didapat khususnya bagi para pedagang yang beralokasi di Dieng.

0 comment:

Posting Komentar