Penyusun: Ummu ‘Umar & Ummu Ziyad
Muroja’ah: Ust. Abu Mushlih Ari Wahyudi
 Muroja’ah: Ust. Abu Mushlih Ari Wahyudi
Ukhty sekalian tentu telah mengetahui bahwasanya yang menyampaikan wahyu dari Allah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam  adalah Malaikat Jibril. Kemudian pernahkah antunna (kalian)   bertanya-tanya, apakah malaikat Allah hanya Jibril, atau adakah   malaikat yang lainnya? Dan apa saja tugas mereka? Agar antunna tidak   penasaran, mari kita simak ulasan berikut ini.
  Malaikat adalah makhluk ghaib yang  diciptakan Allah dari cahaya,  senantiasa menyembah Allah, tidak pernah  mendurhakai perintah Allah  serta senantiasa melakukan apa yang  diperintahkan kepada mereka.  Keimanan kepada malakat mengandung 4  unsur, yaitu:
 Pertama: Mengimani adanya mereka.
 Yaitu kepercayaan yang pasti tentang keberadaan para malaikat. Tidak   seperti yang dipahami oleh sebagian orang bahwa malaikat adalah hanya   sebuah ‘kata’ yang bermakna konotasi yang berarti kebaikan atau   semacamnya. Allah Ta’ala telah menyatakan keberadaan mereka dalam   firman-Nya yang artinya: “Sebenarnya (malaikat-malaikat itu)  adalah  hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya  dengan  perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (QS. Al-Anbiyaa’: 26-27)
 Kedua: Mengimani nama-nama malaikat yang telah kita ketahui,   sedangkan malaikat yang tidak diketahui namanya wajib kita imani secara   global.
 Di antara dalil yang menunjukkan banyaknya bilangan malaikat dan   tidak ada yang dapat menghitungnya kecuali Allah Ta’ala adalah sebuah   hadits shahih yang berkaitan dengan baitul makmur. Di dalam hadits   tersebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya   baitul makmur berada di langit yang ketujuh setentang dengan Ka’bah di   bumi, setiap hari ada 70 ribu malaikat yang shalat di dalamnya  kemudian  apabila mereka telah keluar maka tidak akan kembali lagi.” (HR. Bukhari & Muslim)
 Ketiga: Mengimani sifat-sifat malaikat yang kita ketahui.
 Seperti misalnya sifat Jibril, dimana Nabi mengabarkan bahwa beliau shallallahu’alaihi wa sallam  pernah melihat Jibril dalam sifat yang asli, yang ternyata mempunyai   enam ratus sayap yang dapat menutupi cakrawala (HR. Bukhari). Dalam   sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya dari   Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah   shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat malaikat Jibril dalam   bentuk aslinya yang mempunyai enam ratus sayap, setiap sayap menutup   ufuk, dari sayapnya berjatuhan berbagai warna, mutiara dan permata yang   hanya Allah sajalah yang mengetahui keindahannya.” (Ibnu Katsir berkata dalam Bidayah Wan Nihayah bahwa sanad hadits ini bagus dan kuat, sedangkan Syaikh Ahmad Syakir rahimahullah berkata dalam Al-Musnad bahwa sanad hadits ini shahih)
 Dalam hadits di atas disebutkan bahwa malaikat memiliki sayap dengan   berbagai warna. Hal ini menunjukkan kekuasaan Allah ‘Azza wa Jalla dan   memberitahukan bentuk Jibril ‘alaihissalaam yang mempunyai enam ratus sayap, setiap sayap menutup ufuk. Kita tidak perlu mempersoalkan bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  dapat melihat enam ratus sayap dan bagaimana pula cara beliau   menghitungnya? Padahal satu sayap saja dapat menutupi ufuk? Kita jawab: “Selagi  hadits tersebut shahih dan para ulama menshahihkan sanadnya  maka kita  tidak membahas mengenai kaifiyat (bagaimananya), karena Allah  Maha  Kuasa untuk memperlihatkan kepada Nabi-Nya Rasulullah shallallahu   ‘alaihi wa sallam hal-hal yang tidak dapat dibayangkan dan dicerna oleh   akal fikiran.”
 Allah ta’ala menceritakan bahwa sayap yang dimiliki malaikat memiliki jumlah bilangan yang berbeda-beda. “Segala   puji bagi Allah, Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat   sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang   mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah   menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya   Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Faathir: 1)
 Sifat malaikat yang lain adalah terkadang malaikat itu -dengan   kekuasaan Allah- bisa berubah bentuk menjadi manusia, sebagaimana yang   terjadi pada Jibril saat Allah mengutusnya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  untuk mengajarkan pada manusia apa itu Islam, Iman dan Ihsan. Demikian   juga dengan para malaikat yang diutus oleh Allah kepada Ibrahim dan   Luth ‘alaihimassalaam, mereka semua datang dalam bentuk   manusia. Para malaikat adalah hamba-hamba Allah yang senantiasa   mentaati apa yang diperintahkan oleh Allah dan tidak pernah mendurhakai   Allah Subhanahu wa Ta’ala.
 Keempat, mengimani dengan apa yang kita ketahui tentang pekerjaan-pekerjaan mereka
 Kita mengimani dengan apa yang kita ketahui tentang  pekerjaan-pekerjaan  mereka yang mereka tunaikan berdasarkan perintah  Allah Ta’ala, seperti  bertasbih (mensucikan Allah) dan beribadah  kepada-Nya tanpa kenal lelah  dan tanpa pernah berhenti. Di antara para  malaikat, ada yang memiliki  tugas khusus, misalnya:
 - Jibril ‘alaihissalaam yang ditugasi menyampaikan wahyu dari Allah kepada para Rasul-Nya ‘alaihimussalaam.
 - Mikail yang ditugasi menurunkan hujan dan menyebarkannya.
 - Israfil yang ditugasi meniup sangkakala.
 - Malaikat Maut yang ditugasi mencabut nyawa. Dalam beberapa atsar ada disebutkan bahwa malaikat maut bernama Izrail, namun atsar tersebut tidak shahih. Nama yang benar adalah Malaikat Maut sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah ta’ala yang artinya: “Katakanlah: Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu.” (QS. As-Sajdah: 11)
 - Yang ditugasi menjaga amal perbuatan hamba dan mencatatnya, perbuatan yang baik maupun yang buruk, mereka adalah para malaikat pencatat yang mulia. Adapun penamaan malaikat Raqib dan ‘Atid juga tidak memiliki dasar dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Maka kita menamakan malaikat sesuai dengan apa yang telah Allah namakan bagi mereka.
 - Yang ditugasi menjaga hamba pada waktu bermukim atau bepergian, waktu tidur atau ketika jaga dan pada semua keadaannya, mereka adalah Al-Mu’aqqibat.
 - Para malaikat penjaga surga. Ridwan merupakan pemimpin para malaikat di surga (apabila hadits tentang hal itu memang sah, ed).
 - Sembilan belas malaikat yang merupakan pemimpin para malaikat penjaga neraka dan pemukanya adalah malaikat Malik.
 - Para malaikat yang diserahi untuk mengatur janin di dalam rahim. Jika seorang hamba telah sempurna empat bulan di dalam perut ibunya, maka Allah ta’ala mengutus seorang malaikat kepadanya dan memerintahkannya untuk menulis rezekinya, ajalnya, amalnya dan sengsara atau bahagianya.
 - Para malaikat yang diserahi untuk menanyai mayit ketika telah diletakkan di dalam kuburnya. Ketika itu, dua malaikat mendatanginya untuk menanyakan kepadanya tentang Rabb-nya, agamanya dan nabinya.
 
Kesalahan-Kesalahan
 Terdapat kesalahan-kesalahan yang merusak keimanan kepada malaikat. Bahkan bisa jadi kesalahan itu membawa kepada kekufuran – na’udzu billahi min dzalik  -. Oleh karena itulah, kita berlindung kepada Allah agar tidak terjatuh   dalam kesalahan tersebut. Beberapa kesalahan yang ada adalah:
 - Mengatakan bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah. Sungguh inilah yang juga dikatakan kaum musyrikin. Maha Suci Allah dari anggapan ini. Hal ini terdapat dalam firman-Nya, yang artinya, “Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha Suci Allah, sedang untuk mereka sendiri apa yang mereka sukai.” (QS. An-Nahl [16]: 57)
 - Beribadah kepada para malaikat. Padahal jika mereka mau merenungi ayat-ayat Al-Qur’an, akan jelas ditemukan bahwa para malaikat itu sendiri hanya menyembah kepada Allah semata. Walaupun mereka diberi berbagai kelebihan oleh Allah, mereka tetaplah makhluk Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman, “Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud.” (QS. Al A’raaf [7]: 206)
 - Menamakan para malaikat dengan nama-nama yang tidak ditetapkan oleh Allah ta’ala dalam Al-Qur’an dan tidak disampaikan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Seperti misalnya menamakan malaikat maut dengan nama Izroil, malaikat pencatat amal dengan Roqib dan ‘Atid.
 - Mengatakan bahwa malaikat-malaikat adalah pembantu Allah. Maha Suci Allah dari perkataan seperti ini. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia-lah yang menciptakan para malaikat tersebut. Dan segala makhluk yang diciptakan Allah adalah membutuhkan Allah. Malaikat-malaikat tersebut pun melaksanakan tugas-tugasnya karena diperintah oleh Allah dan diberi kemampuan untuk melaksanakannya. Kesalahan anggapan ini adalah termasuk dari kesalahan pemahaman karena menyamakan Allah dengan mahluk, dalam hal ini adalah menyamakan Allah dengan kondisi para raja yang membutuhkan pembantu-pembantu untuk melaksanakan pekerjaannya. Dan ini termasuk dalam hakikat kesyirikan. -na’udzubillah mindzalik-.
 
Buah Keimanan Kepada Malaikat 
 Beriman kepada para malaikat memiliki pengaruh yang agung dalam kehidupan setiap mukmin, di antaranya dapat kita sebutkan:
 - Mengetahui keagungan, kekuatan serta kesempurnaan kekuasaan-Nya. Sebab keagungan (sesuatu) yang diciptakan (makhluk) menunjukkan keagungan yang menciptakan (al-Khaliq). Dengan demikian akan menambah pengagungan dan pemuliaan seorang mukmin kepada Allah, di mana Allah menciptakan para malaikat dari cahaya dan diberiNya sayap-sayap.
 - Senantiasa istiqomah (meneguhkan pendirian) dalam menaati Allah ta’ala. Karena barangsiapa beriman bahwa para malaikat itu mencatat semua amal perbuatannya, maka ini menjadikannya semakin takut kepada Allah, sehingga ia tidak akan berbuat maksiat kepada-Nya, baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi.
 - Bersabar dalam menaati Allah serta merasakan ketenangan dan kedamaian. Karena sebagai seorang mukmin ia yakin bahwa bersamanya dalam alam yang luas ini ada ribuan malaikat yang menaati Allah dengan sebaik-baiknya dan sesempurna-sempurnanya.
 - Bersyukur kepada Allah atas perlindungan-Nya kepada anak Adam, dimana ia menjadikan sebagian dari para malaikat sebagai penjaga mereka.
 - Waspada bahwa dunia ini adalah fana dan tidak kekal, yakni ketika ia ingat Malaikat Maut yang suatu ketika akan diperintahkan untuk mencabut nyawanya. Karena itu, ia akan semakin rajin mempersiapkan diri menghadapi hari Akhir dengan beriman dan beramal shalih.
 
Demikianlah sedikit ilmu yang dapat kami sampaikan kepada saudariku.   Semoga antunna sekalian menemukan jawaban atas pertanyaan tentang   malaikat yang selama ini mungkin menjadi ganjalan dalam benak antunna.   Semoga setelah membaca dan merenungkan tentang hakikat malaikat, iman   kita menjadi bertambah dan supaya lebih tertanam dalam hati kita, bahwa   manusia tidak akan dibiarkan saja tanpa pertanggungjawaban, karena ada   malaikat yang selalu mencatat amal perbuatan kita yang kelak kita akan   ditanyai tentangnya… Wallahu a’lam.
 Maraji’:
 - Pelajaran Tauhid untuk Tingkat Lanjutan. Darul Haq.
 - Syarah Ushul Atsalatsah. Syaikh Fauzan. (terjemahan)
 - Syarh Tsalatsatul Ushul. Syaikh Muhammad ibn Sholih Al ‘Utsaimin.
 - Penjelasan kitab Kasyfu Syubhat oleh Ustadz Marwan (catatan kajian)
 
***
 Artikel www.muslimah.or.id







0 comment:
Posting Komentar