Matahari sore berlalu baru saja, malam mulai menyingkapkan tabir gelapnya bersama hawa dingin yang menusuk tulang sendi. Langit nampak mendung namun tak menampakkan tanda tanda akan turun hujan. Adzan Maghrib tengah
berkumandang namun beberapa pasang mata masih asyik duduk dibawah pohon Palma di Patung Kodok Zamrud.
Suasana sore itu ramai dengan pedagang dan anak-anak remaja yang sedang asik menikmati sore lalu yang sudah
biasa disana. Jalanan ramai lancar dengan kendaraan bermacam-macam jenis dan model, dari mulai sepeda
sampai truk.
"Laa ilahailallaaaaaaah...."
Adzan baru saja berkumandang namuan tak ada satupun dari mereka yang menghiraukan panggilan Tuhan itu.
Mereka masih sibuk dengan aktifitasnya, berdagang, makan dan minum, bercanda bersama teman-temannya.
Aku baru saja mengambil air wudhu bersama 3 orang lelaki tua yang telah berumur. Masjid besar diseberang
tempat hiburan itu terlihat sepi, didalamnya hanya ada 11 orang, 3 orang termasuk aku di toilet dan 5 orang yang
baru saja datang dan memarkirkan motornya di parkiran, sungguh sebuah ironi.
Aku baru saja melangkahkan kaki kanan di lantai masjid dan tiba tiba
"Awas minggir" Seseorang berteriak dengan keras di gerbang masjid.
Ternyata sebuah truk pasir dengan kecepatan tinggi berlari menuju gerbang masjid, aku panik namun tak tau harus
berbuat apa. 5 oang yang ada diparkiran tadi segera lari terbirit-birit.
Truk itu menabrak gerbang dan mengarah ke mesjid, hanya tinggal 50M dari tempat aku berdiri. mungkin hanya 4
detik lagi akan menghantam mesjid. Tapi Kakiku tak bisa bergerak
"Ah kenapa ini kakiku, aku harus lari, harus-harus"
--- Bersambung
0 comment:
Posting Komentar