Kamis, 31 Maret 2016

NYERItain mantan Part 11

Akhirnya kembali lanjutin ini post. Padahal udah ngga apal nama-nama mantan. 

Pernah ada satu quote di anime yang berbunyi seperti ini :

"Jangan patahkan hatiku, aku hanya punya satu. Patahkan saja hati mantan-mantan pacarku, mereka ada 206. " - Hachiman
Keroro commented : lu kira tulang ada 206..
Hachiman commented : Eh, bukan 206. Baru aja nambah 1.
Oke, kali ini giliran Tiara, sebut saja Tiara. Mantan terindah di tahun 2014. Jadian sekitar pertengahan musim kucing kawin. Ngarepnya musim salju atau musim semi gitu. Berawal dari pertemuan tak terduga, iya, kita bertemu di stasiun saat hujan begitu deras mengguyur kota Bekasi. Saat itu gw sedang akrab dipanggil 'cimudz' sama anak-anak kampus.

Jam dinding stasiun Bekasi menunjukkan pukul 16.44, matahari mulai turun dari singgasananya, beruntung atau tidak, sore itu mentari berniat untuk showeran sebelum tenggelam. Well, guyuran demi guyuran hujan mulai membanjiri jalanan depan stasiun. Gw yang ketika itu mengendarai sepeda motor tanpa berbekal mantel hujan, meneduhkan diri di ruang tunggu stasiun yang kala itu ngga rame-rame banget. Hanya aku kau dan kenanganku, *backsound second civil*.. Aihhhh #Digamprat

Dari tiga deretan kursi disana. Ya ampun, gw salah sebut. Bukan stasiun pemirsah, tapi halte bus. Ketuker sodara-sodara.. Oke lanjut..

Dari tiga deretan kursi halte disana, hanya ada aku dan seorang gadis manis yang menenteng kantong plastik (known as keresek) indomaret yang sekarang harganya 200,-an. Nampak dari seragamnya dia adalah SPG Djarum Super Anak SMA Kelas 3. Well, seragam putihnya udah agak kusem dan sudah waktunya dimusiumkan, jadi kayaknya kelas 3.

Hujan yang begitu deras dan HP yang lowbat memaksaku untuk memecah kebosanan. Dan salah satu pilihan yang tersedia adalah mengajak gadis tersebut berbincang-bincang. 

"Ehm.. Dek... " Le Me berusaha menyapa hangat...

"Eh. aku??? " Dia menjawab dengan segera, kayaknya dari tadi emang nunggu di sapa apa gimana gitu. Bajunya udah mulai basah soalnya.. 

"Iya.. Pulang kemana kah? Kayaknya ujannya agak lamaan. " Balasku singkat..

"Kaka punya pacar?" balasanya dengan jawaban yang  sambil matanya memandang tajam bola mataku..

"Hah?" Aku terkaget dengan pertanyaannya. Dan sekejap menerka-nerka arah tujuan pembicaraan ini nantinya...

"Kok diem?" Tambahnya..

'Bentar, Bentar.. Ini lagi mikir jawabannya..' jawabku dalam hati... 

"Kaka mau jadi pacar aku?" Celetuknya lagi dan lagi..

"Kamu baru keluar dari rumah sakit jiwa man dek.. haduuh.." timpalku dengan nada kalem. weii jual mahal dikit lah, jangan asal nyamber..

"Yaudah kalo ngga mau..." seru gadis itu sambil manyun-manyun..

'Mampus gw.. kalo aja bilang iya.. kan lumayan punya pacar.. lagi..' kembali hanya dalam hati..

"Hemmm.. Coba cerita deh, kaka dengerin.." Aku merubah tempat dudukku menjadi lebih dekat dengan dia.. hingga hanya tersisa jarak 1 bilah rambut ketiak saja..

Dan saat itu dia bercerita banyak hal. Pertemuan kami mungkin bukan saja kebetulan. Jadi, tepat siang ini dia diputusin sama pacarnya, karena masalah yang begitu sepele. Iya, beda cara makan beng-beng doang. 'Aduuuh ABG' fikirku...

Kemudian kami saling bertukar nomor telepon, kami semakin akrab dan menjadi lebih dari sekedar teman. Iya, lebih dari teman. Apa? Adek kaka-an.

Bukan salah dia sih, gw yang minta dia jadi sekedar adek. As always, iam the man who can't move. Susah di apa-apain. Jadi, dia statusnya mantan gebetan. Sayangnya, sejak pertengahan 2015 silam, gw lost contact sama dia. Mungkin dia sedang kuliah di jurusan Matematika yang entah dimana. Berharap suatu saat bisa ketemu lagi. Ya kalo memang jodoh, bisa bertemu di pelaminan. Tapi sayangnya gw ragu, karena sampai saat ini masih ngga bisa Move-On.

Dan apabila dengan keajaiban, kamu membaca tulisan ini, Tiara. Aku meminta maaf tentang apa yang aku tak aku lakukan di rumahmu waktu itu, dikala orang tuamu sedang keluar kota.


Salam,

Kakanda...


 

2 komentar: