Minggu, 18 November 2018

Hujan

Kepedihan itu tatkala titik-titik air
Ketika ia timbul lalu menguap membentuk awan tipis yang lembut seperti kapas.
Namun ketika membuncah, ia seketika gelap tak lagi indah.
Menutupi cahaya sang surga.

Yang ada adalah kesenduan.
Mau berapa lama lagi ditahan, itu hanya masalah waktu.
Kemudian datanglah sang bala tentara langit, namanya angin.
Siapa yang tau darimana asalnya, yang aku tahu hanyalah derunya mengganggu awan.

Memaksa untuk tak dapat bertahan lebih lama lagi.
Kemudian awan gelap kembali menjadi titik-titik air yang jatuh sebagai hujan.
Perlahan, perlahan lalu deras membasahi tiap jejak jejak kaki.

Tahukah kau? bahwa sekuat apapun kau menahan pedih agar tak kentara.
Suatu saat dia akan menampakkan dirinya dan turut membasahi hati-hati lain.
Tapi biarlaj kesedihan itu tercurah, biarlah sirna sekalipun ia akan kembali.
Hingga sang terang itu menyinari kebali sukmamu yang telah lama suram.

0 comment:

Posting Komentar