Rabu, 07 November 2012

"Aku peduli Kalian wahai wanita"

Sebuah pernyataan yang aku lemparkan dan membuat aku harus bertanggung jawab atas pernyataan itu -...
Suatu hari di pertengahan februari aku berkumpul bersama teman se ekskulku.. 5 orang wanita dan 2 orang pria termasuk aku (aku masih pria waktu itu -_-). Bercanda ngalor ngidul dan tiba tiba sampai kepada sebuah tema yang merujuk pada keagamaan. 
Diantara 5 wanita itu, 3 memakai jilbab dan 2 nya tidak. Dan alhamdulillah mereka semua muslimah. 

- Aku selalu peduli dan mencoba peduli pada temanku. Apapun itu, soal pelajaran, soal kehidupan ataupun keagamaan.. Aku selalu ingin melihat teman wanitaku yang muslim semua menutup auratnya. Bukan karena mengutamakan penampilan. Namun karena menutup aurat adalah kewajiban bagi semua umat islam, sudah sepatutnya itu dilakukan bukan? ingat, itu wajib! bukan sunah! -

Setiap ada kesempatan, sedikit demi sedikit aku menasehati mereka akan hal itu. Namun tetap saja, kembali kepada diri mereka masing masing. Toh hanya mengingatkan...

Namun tiba tiba saja mulutku mengeluarkan nasihat yang tidak pas dengan waktunya, di kerumunan 7 orang  yang saling berbicara soal pengalaman mereka, tiba giliranku dan aku tiba tiba bercerita sesuatu yang berbahaya..

"aku punya banyak teman wanita. dan kebanyakan mereka adalah wanita wanita cantik, muslim namun tidak memakai jilbab. Aku dekati mereka, kenali mereka, hingga aku tau semua hal tentang mereka. Aku kenalkan diriku dengan sifat laki-laki yang umum, tidak religius. Saat mereka mulai percaya kepadaku, barulah aku sampaikan apa yang sebenarkan aku inginkan dari mereka. Sedikit demi sedikit aku mulai mengajak mereka dalam keagamaan, ya pastinya mengajak meeka mengenakan jilbab secara permanent. Bisa dibilang lumayan, sudah 10 lebih target yang berhasil. Setelah itu aku tetap menjalin silaturahmi dengan mereka, walau tidak seperti saat mengenali mereka... Dan aku bersyukur bahwa mereka bisa mnyadari dengan betul akan arti "menutup aurat""

Blaaaaaaast. Lumayan panjang kan? apalagi kalau kalian bercerita seperti itu kepada teman kalian. Namun jujur, cerita itu seperti muncul tiba tiba dari mulutku. Aku baru menyadarinya saat aku sudah mengakhirinya, da aku juga sadar apa yang dirasakan oleh mereka. Aku berusaha tetap santai... dan berfikir positif, mungkin ini hidayah untuk mereka yang keluar melalui mulutku..

NoEdit,, Will be Edit Soon..

6 komentar:

  1. Lanjutkan mas...
    Semoga makin banyak yg mau mendengar dakwahmu

    BalasHapus
  2. Amiin :) Insya Allah Mba, mohon doanya ^^v

    BalasHapus
  3. subhanallah, bisa saling menasihati kepada kebenaran dan kesabaran itu keren (al-ashr: 1-3)

    BalasHapus
  4. @dya_devia keren sih alhamdulillah.. tapi resiko yang akal didapetin juga lebih keren, hehe.. (y)

    BalasHapus