Malam ini aku menemui aku yang dulu. Meski hanya beberapa saat, namun gundah yang telah membebani hati selama lebih dari seperempat dekade ini bisa sirna..
Pada detik bertama wajah saling bertemu, dia langsung melontarkan sebuah tanya..
"Kenapa lo jadi gini sih?"
"hah?"
Aku juga tak begitu mengerti, aku juga sering bertanya pada diriki sendiri. Tak pernah terbersit sedikitpun di masa lalu, bahwa aku akan menjadi seperti ini..
Selalu muncul dua hal setelahnya.
Pemikiran masa bodoh, ah persetan dengan semuanya, aku menjadi aku apa adanya, aku melalui semuanya seperti daun yang jatuh di aliran sungai. Menuruti kemana saja dia mengalir.
Pemikiran menyesal, dalam. Aku tak boleh seperti ini, aku sendiri yang membawa aku kemana, menjadikan aku siapa, membuat aku bagaimana. Bila akhirnya aku gagal, sudah menjadi kesalahanku sendiri.
Keduanya seperti rantai yang terhubung, tak memiliki ujung. Memutuskan untuk menerima asumsi yang mana, membuat waktu yang kumiliki menjadi sia-sia..
Mengapa begitu lama, mengapa begitu lama untuk menyadari bahwa yang kubutuhkan hanyalah nasihat Tuhan. Terombang-ambing selama ini hanya karena aku begitu sombong untuk menjalani hidup ini sendirian.
Sekalipun tak membutuhkan orang lain, kamu tak mampu menolak keberadaan tuhan dalam setiap ayunan langkah kaki, setiap hembusan nafas, setiap kedipan mata..
Ah mengapa begitu lama...
Pada detik bertama wajah saling bertemu, dia langsung melontarkan sebuah tanya..
"Kenapa lo jadi gini sih?"
"hah?"
Aku juga tak begitu mengerti, aku juga sering bertanya pada diriki sendiri. Tak pernah terbersit sedikitpun di masa lalu, bahwa aku akan menjadi seperti ini..
Selalu muncul dua hal setelahnya.
Pemikiran masa bodoh, ah persetan dengan semuanya, aku menjadi aku apa adanya, aku melalui semuanya seperti daun yang jatuh di aliran sungai. Menuruti kemana saja dia mengalir.
Pemikiran menyesal, dalam. Aku tak boleh seperti ini, aku sendiri yang membawa aku kemana, menjadikan aku siapa, membuat aku bagaimana. Bila akhirnya aku gagal, sudah menjadi kesalahanku sendiri.
Keduanya seperti rantai yang terhubung, tak memiliki ujung. Memutuskan untuk menerima asumsi yang mana, membuat waktu yang kumiliki menjadi sia-sia..
Mengapa begitu lama, mengapa begitu lama untuk menyadari bahwa yang kubutuhkan hanyalah nasihat Tuhan. Terombang-ambing selama ini hanya karena aku begitu sombong untuk menjalani hidup ini sendirian.
Sekalipun tak membutuhkan orang lain, kamu tak mampu menolak keberadaan tuhan dalam setiap ayunan langkah kaki, setiap hembusan nafas, setiap kedipan mata..
Ah mengapa begitu lama...
0 comment:
Posting Komentar