Senin, 25 Februari 2013

Izinkan sekali saja aku memanggilmu "Sayang"

Hari demi hari berlalu bersama rasa haru yang mendera nadi mimpi yang kian membiru. Detik ini dibawah langit yang mulai menguning, aku masih belum beranjak dari sebuah penantian lama sudut retak dihati seseorang. Bisa dibilang seseorang yang dengan egoisnya menyembunyikan separuh hatiku yang telah ia curi sekitar 3 Tahun yang lalu. 

Entah dia sembunyikan dibalik senyuman manisnya, dibalik bibir merahnya, dibalik anggun wajahnya, dibalik baik budinya, dibalik cantik jilbabnya, atau dibalik sikap acuhnya. Ah entahlah, terlebih menebak perasaan wanita itu katanya salah. Itu yang membuat aku tak bisa mengambil hatiku kembali, aku adiksi dengan imajinasi ku tentang sang pencuri. Mengakibatkan rindu yang selalu membelenggu di setiap nafasku yang memburu.

Beberapa detik yang lalu aku mengirim pesan padanya, secarik modus keinginanku untuk selalu menyapa dan disapa. Hanya sebuah pesan yang bisa membuatku tersenyum bahagia seharian. Hanya beberapa kalimat yang bisa membuatku kehabisan semua hal yang kuingat. Mungkin memang begitu cinta yang sedang tumbuh subur menjalari setiap batang hati beralur. 

Namun sayang dalam kasus ini, aku seperti seekor burung yang ingin terbang namun tak memiliki sayap, hanya sekedar memiliki keinginan yang sampai saat ini tak kunjung terwujud. 

Bersama rasa suka, kagum, sayang, tertarik dan cinta, wajar saja aku ingin mengatakan bahwa "Aku Mencintaimu. Aku ingin aku menjadi bagian dari hidupmu. Aku ingin menjadi tempat penitipanmu setalah Orang Tuamu. Aku ingin menjadi imammu. Aku ingin memanggilmu "Sayang". 

Namun setelah apa yang terjadi dimasa ini, aku terkadang takut tak bisa mengatakan itu dengan dekat di telingamu, bukannya aku pesimis dan menyerah. Hanya saja, kenyataan bahwa di dunia ini ada qada-Nya, takdir yang tak bisa aku rubah sendiri. 

Waktu dimana aku harus menerima bahwa cinta yang Tuhan tanamkan ini hanya sekali berbuah, tanpa membuat tanaman baru dengan biji dari buahnya. Bila memang itu terjadi, berarti disana aku tak bisa mengatakan kata-kata yang indah barusan, aku juga tak bisa memanggilmu dengan kata "Sayang".


Aku takut, aku takut, aku takut. Keinginanku mencintaimu terhanyut. Aku kalut, aku kalut, aku kalut. Tak bisa bersamamu hingga maut menjemput. #YangIniBerlebihan
Sebelum aku harus menerima kenyataan bahwa disana ada atau tidaknya kemungkinan aku bisa dicintai olehmu, izinkan sekali saja aku memanggilmu "Sayang". Entah sebagai pembuka harapanku atau untuk terakhir kalinya.
____________________________________________________

Hey kau yang disana. Apakah kau mendengar semua doa yang kupanjatkan di setiap siang dan malamku? Apakah dengar suara hariku meneriakan "Sayang".
____________________________________________________

Kau tau?
Mengenai cinta yang tak kunjung sirna.
Mengenai rindu yang selalu tersendu membelenggu.
Aku tak bisa hentikan itu.

Cinta itu indah, kan?
Tapi apakah masih indah bila tak terbalaskan.
Rindu itu menyakitkan, kan?
Tapi itu lebih nikmat dari kematian.

Aku berjalan di tepian khayalan.
Menyusuri imajinasi jiwa menyendiri.
Aku menunggu dijalanan rindu.
Dan aku terjatuh tertimpa peluh.

Tak apa, aku akan tetap memanggilmu "sayang".


____________________________________________________


Hey kau yang disana.
Taukah kau  diriku disini selalu merindukanmu.
Disela kesibukanku aku selalu mengingatmu.
Aku selalu membuat bayangmu dalam butiran syair.
Dengan namamu di setiap  baitnya,
Dengan rima cinta A-A-A-A

Mengapa rinduku tak pernah sirna?
Ingatkah kau kapan terakhir kali kita bertemu?
Kapan terakhir kali kita saling menyapa?
Hal terlintas dalam fikiranku adalah Fakta lucu bahwa dalam 2 Tahun kita bersama  di Sekolah, hanya 6 Kata yang terucap dari lidah kita. "Haha" Kenangan itu yang selalu membuatku merindukanmu, sayang.

Mengapa rindu ini tak pernah pudar?
Aku merindukanmu  sejak aku bangun dari mimpi hingga aku terlelap tidur
Karena itu RInduku padamu teramat kuat, putih dan bersih.
Sekali lagi aku ingin memanggilmu "Sayang"

Aku tak peduli jika kau tak merindukanku, 
bagiku menemukanmu adalah hal yang terindah, sayang.


____________________________________________________


Ini nyanyianku tentang mimpiku, sayang..

Tidak apa-apa, lihatlah…semua baik-baik saja
Apakah kau lihat pelangi itu?
Akhirnya kita bisa tertawa di bawah langit yang sama.
Saat kita bersama membaca buku, angin membuat kita mendekat, saling menatap.

Mari lanjutkan mimpi kita di balik cahaya yang tumpah dari langit.
Jantungku berdetak dalam dada, harapan dan ketakutan berdenyut di nadiku.
Aku bertanya-tanya apakah benar-benar tidak apa-apa, apakah aku dapat melalui semua itu?
Tidak apa-apa, lihatlah…semua baik-baik saja, apakah kau lihat pelangi itu?
Itu terbentuk di langit dari air mata yang kau keluarkan.

Hei, aku tahu kau dapat melihatnya dari kejauhan.
Aku juga dapat melihatnya, sama seperti mu sayang.

Langit kita kini menyatu, akhirnya kita dapat tertawa di bawah langit yang sama.
Kita dilahirkan dengan langit yang berbeda, langit yang memantulkan perbedaan kita.

Kau memiliki kisah dan air mata yang tidak aku ketahui.
Mungkin di saat aku tertawa kau menangis.
Mungkin ada kebahagiaan yang sama, tapi aku tidak yakin ada kesedihan yang sama.
Kau meletakkan sebuah batas di masa depan dengan sebuah janji dan menghiasinya dengan kata-kata. Aku yakin kau menginginkan hari esok lebih dari siapapun.

Seperti sebuah musim yang berlalu, saat kau sedih… biarkanlah sedih.
Jangan terburu-buru mengubahnya menjadi kebahagiaan.
Tidak apa-apa, aku di sini untukmu.
Tidak apa-apa, aku tak akan pergi kemana-mana.
Bila saatnya untuk berlari, aku akan berlari bersamamu.
Aku menunggu, sayang.

“Akankah mimpi kita bisa diraih tanpa ada air mata?”.
Grafiti yang tertulis di dinding mirip tulisan tangan seseorang.
Kau ingin membuat sebuah jembatan untuk keluar dari kesedihan, tapi sekarang aku memejamkan mataku dan melemparkan payungku.

Tidak apa-apa, lihatlah…semua baik-baik saja, apakah kau lihat pelangi itu? Lihatlah langit yang mengakhiri air matamu.
Hei, aku tahu kau dapat melihatnya bersinar terang.
Aku juga dapat melihatnya, sama sepertimu.
Pelangi ikatan kita telah terbentuk.
Dan sekarang kedua langit kita akhirnya menyatu…dan membuat kita dapat berlari.

Meski itu hanyalah mimpi, aku tetap menunggu, sayang.


____________________________________________________

Hari ini aku kembali mengambil HPku yang terselip di Jeans Hitam yang tergantung di lemari. Beberapa file Backup Pesan aku Restore, disana ada 1799 Pesan darimu. Sejak pertama kalo aku Mengirimu pesan 3 Tahun lalu, aku masih ingat Pesan pertama kali yang aku kirimkan Padamu "Hey Bangun, Tahajud".

"Hahaha" Aku kembali tertawa mengingat hal itu. Aku yang dulu pengagum rahasiamu, setidaknya 3 bulan aku memberimu pesan-pesan Rahasia. Dan lucunya disana tak satupun Balasan darimu yang berisi "Ini Siapa?". Kau dengan jelas membalas "Iya". Hingga pesan terakhir, 4 jam yang lalu, disana ada harapanku dapat memanggilmu "sayang".


____________________________________________________

Dan sebuah melodi indah yang selalu mengingatkanku padamu adalah lagu yang selalu membuatku menangis, Pledge...
________________________________________________________
Kemarilah, dekap aku, biar ku bisikan lagi yang selalu menyayat hati..


— Ku sadari setelah melukaimu

— Ku melihat banyak kesalahan

— ketika kita memandang satu sama lain

— Kebohongan kecil mengubur hari-hari kita

— Sehingga mengalahkan keragu-raguan

— Hati kita tahu arti kehilangan satu sama lain

— Musim dingin kedua berdiri tenang

— Kau hilang karena kau tak bisa melihat hari esok

— Mengeraskan suara ketika kau menangis

— Tak mampu temukan kata-kata, ku hanya mengumpulkan air matamu

— Dibungkus dalam kesunyian, hari-hari membasahi kita

— Berulang kali agar mengerti, ku bisa merasakannya terlalu dalam sekali lagi



— Ini bukan kebohongan ketika kukatakan ah..

— Ku pasti kan disisimu

— Aku tak butuh “aku mencintaimu” lagi, Hanya jika kau selamanya disisiku

— Ku ingin pecah oleh suara tangismu yang lelah

— Semua kata dari awal hingga akhir yang tertuju padamu, (jangan lepaskan!) Sehingga kau tak akan pergi dari lengan ini

— Mimpi yang sama yang berdiri disisi kita menghanyutkan kita berdua jauh

— Kebohongan kecil berubah bentuk

— dan larut dalam nafas putih

— Sehingga kita tak akan lupa arti kehilangan satu sama lain

— Tak peduli berapa kali hatiku tertikam

— “Selamat tinggal” dari sini ku mulai melangkah maju

— Ku tak ingin kehilanganmu sekali lagi

— Sehingga kita bisa percaya diri kita untuk cinta kita berdua tuk melihat kesedihan

— Jika esok kita berdua pun berakhir dan menghilang

— Jangan menangis lagi, bernyanyilah..

— Suatu hari kita kan berubah jadi dua orang yang berlalu seperti musim

— Jika disana kan jadi malam ketika kau membeku karena kesedihan

— Jangan lupa Tak ada yang akan berakhir

— Berdua di mimpi yang dalam

(Gazette - Pledge)


_________________________________________________

Apalagi? Rindu apalagi yang harus aku curahkan disini?
Terlebih sebuah pesan darimu dengan mudahnya membuatnya sirna.
Sayangnya dia dengan tak tau mau datang dengan mudah membelenggu jiwa.

Tolong, izinkan, izinkan
Izinkan aku memanggilmu,,,
Sekali saja aku memanggilmu "Sayang"

Atau...

Atau sekali saja
Kau,,, Kau yang memanggilku "Sayang"

_________________________________________________
Mengenai sebuah kenyataan hari ini, ini laguku untukmu
____________________________________________________


Aku ingin dicintai oleh mu, tapi sepertinya kau tak akan mencintaiku.

Aku mengembara dalam pikiranku.
Aku menemukan sebuah jawaban, walaupun menakutkan dan menyakitkan.
Aku ingin menyampaikan “aku mencintaimu” pada orang yang ku cintai.



Apakah kau mencintaiku atau tidak?
Yang manapun jawabannya, tak lagi menjadi persoalan. 
Tak peduli bagaimanapun aku memohon, di dunia ini banyak hal yang tak dapat dirubah.
Ya, karena kenyataan bahwa aku mencintaimu tak dapat dirubah oleh siapapun.



Aku melewati seribu malam, ingin menyampaikan padamu.
Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan padamu.
Aku ingin dicintai oleh mu, tapi sepertinya kau tak akan mencintaiku.
Aku mengembara dalam pikiranku.
Aku menemukan sebuah jawaban, walaupun menakutkan dan menyakitkan.
Aku ingin menyampaikan “aku mencintaimu” pada orang yang aku cintai.
Aku sangat takut untuk mengubah perasaanku ke dalam kata-kata.
Tapi aku ingin menyampaikan “aku mencintaimu” pada orang yang ku cintai.



Dalam dunia yang luas ini, aku tak dapat menggambarkan betapa senangnya aku karena bertemu dengan mu.
Jadi kita hanya tersenyum, bernyanyi tentang musim gugur yang terlalu terang dalam do-re-mi. Membalikan punggung kita di musim dingin, menunggu cahaya matahari mengalir melewati pepohonan musim semi. 
Dan terlahir kembali, jadi kita dapat melindungi seseorang.



Saat melihat kembali langkah dari mana kita berasal dan tujuan kita, aku selalu takut.
Aku ingin menghadapimu, tapi aku tak bisa jujur.
Aku, yang mengulang hari itu, tak mampu mencintai mu dengan jujur dan benci kesendirian.
Dengan terluka, aku mencintai seseorang.



Aku melewati seribu malam, ingin bertemu denganmu.
Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan padamu.
Aku ingin dicintai oleh mu, tapi sepertinya kau tak akan mencintaiku.
Aku mengembara dalam pikiranku.
Aku menemukan sebuah jawaban, walaupun menakutkan dan menyakitkan.
Aku ingin menyampaikan “aku mencintaimu” pada orang yang ku cintai.



Walau hal itu tak terpenuhi, dapat mengatakan “aku mencintaimu” pada orang yang kita cintai adalah hal yang paling indah di dunia ini.


____________________________________________________

That's all, honey... 

4 komentar: