-  Menentukan koordinat titik berat suatu benda.
 
-  
-  Gerak Translasi dan Rotasi
 
 -  
 
Indikator :
-  Gerak translasi dan gerak rotasi dirumuskan secara kuantitatif
 -  Pengaruh torsi diformulasikan pada kasus pengaruh torsi pada benda dalam kaitannya dengan gerak rotasi benda tersebut
 -  Dibuat analogi hukum II Newton tentang gerak translasi dan gerak rotasi
 
Pernahkah Anda melihat   permainan roller coaster di pekan raya? Kereta meluncur dan berputar  menurut sumbu putaran tertentu. Pernahkah Anda   melihat katrol? Sebuah alat yang dapat berputar dan memberikan   keuntungan mekanik. Benda yang berotasi pasti ada momen gaya yang   bekerja pada benda itu.
Gambar:
Katrol
 A. Momen Gaya
Momen   gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik sebagai   titik acuan. Misalnya anak yang bermain jungkat-jungkit, dengan titik   acuan adalah poros jungkat-jungkit. Pada katrol yang berputar karena   bergesekan dengan tali yang ditarik dan dihubungkan dengan beban.
Momen   gaya adalah hasil kali gaya dan jarak terpendek arah garis kerja   terhadap titik tumpu. Momen gaya sering disebut dengan momen putar atau   torsi, diberi lambang t  (baca: tau).
Gambar:
Menarik  beban menggunakan katrol
t = F . dSatuan  dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule.
Momen   gaya yang menyebabkan putaran benda searah putaran jarum jam disebut   momen gaya positif. Sedangkan yang menyebabkan putaran benda berlawanan   arah putaran jarum jam disebut momen gaya negatif.
Gambar:
Skema  permainan jungkat jungkit
Titik  0 sebagai titik poros atau titik acuan.
Momen  gaya oleh F1 adalah t1  = + F1 . d1
Momen  gaya oleh F2 adalah t2  = – F2 . d2
Pada  sistem keseimbangan rotasi benda berlaku resultan momen gaya selalu  bernilai nol, sehingga dirumuskan:
∑ t = 0
Pada  permainan jungkat-jungkit dapat diterapkan resultan momen gaya = nol.
∑ t = 0
- F2  . d2 + F1 . d1 = 0
F1  . d1 = F2 . d2
Pada  sistem keseimbangan translasi benda berlaku resultan gaya selalu  bernilai nol, sehingga dirumuskan:
∑ F = 0
Pada  mekanika dinamika untuk translasi dan rotasi banyak kesamaan-kesamaan  besaran yang dapat dibandingkan simbol besarannya.
Perbandingan dinamika translasi dan rotasi 
|   Translasi  |    Rotasi  |  ||
|   Momentum linier  |    p = mv  |    Momentum sudut*  |    L = I  |  
|   Gaya   |    F = dp/dt  |    Torsi  |     = dL/dt  |  
|   Benda    massa  Konstan  |    F = m(dv/dt)  |    Benda    momen inersia    konstan*  |     = I (d/dt)  |  
|   Gaya    tegak lurus terhadap    momentum  |    F =  x p  |    Torsi    tegak lurus momentum sudut  |     =   L  |  
|   Energi kinetik   |    Ek = ½ mv2  |    Energi kinetik  |    Ek = ½ I2  |  
|   Daya   |    P = F . v  |    Daya  |    P =  .   |  
Analogi antara besaran translasi dan besaran  rotasi
|   Konsep  |    Translasi  |    Rotasi  |    Catatan  |  
|   Perubahan     sudut  |    s  |      |    s = r.  |  
|   Kecepatan  |    v = ds/dt  |     = d/dt  |    v = r.  |  
|   Percepatan  |    a = dv/dt  |     = d/dt  |    a = r.  |  
|   Gaya resultan,      momen  |    F  |      |     = F.r  |  
|   Keseimbangan  |    F = 0  |     = 0  |    |  
|   Percepatan      konstan   |    v = v0 + at  |     = 0 + t  |    |  
|   s = v0t     = ½ at2  |     = 0t     + ½t2  |    |  |
|   v2 = + 2as  |    2 = + 2  |    |  |
|   Massa, momen      kelembaman  |    m  |    I  |    I = miri2  |  
|   Hukum kedua     Newton  |    F = ma  |     = I  |    |  
|   Usaha  |    W =  F ds  |    W =   d  |    |  
|   Daya  |    P = F.v  |    P = I   |    |  
|   Energi     potensial  |    Ep = mgy  |    |    |  
|   Energi kinetik  |    Ek = ½ mv2  |    Ek = ½ I2  |    |  
|   Impuls  |     F dt  |      dt  |    |  
|   Momentum  |    P = mv  |    L = I  |    |  
Contoh
 F2
30o
O A
B 37o
F1
Dari gambar di atas, tentukan momen total terhadap poros O.  Jarak
OA = 4m dan OB = 8 m, gaya F1 = 10 N,  dan F2  = 6 N.
Jawab
Pada  sistem keseimbangan translasi benda berlaku resultan gaya  selalu  bernilai nol,
r1  =   OB  = 8 m
Besar  momen gaya t1 = F1   sin 1.  r1
= 10 . sin 37. 8
= 10 . 0,6 . 8
= 48 N.m
Arah  momen gaya t1  searah perputaran jarum jam
r2  =   OA  = 4 m
Besar  momen gaya t2 = F2   sin 2.  r2
= 6 . sin 30. 4
= 6 . 0,5 . 4
= 12 N.m
Arah  momen gaya  t2 berlawanan  arah perputaran jarum jam
t = t2  + t2
= 48 + 12
= 60 Nm
Momen Kopel
Kopel   adalah   pasangan dua  buah  gaya  yang   sejajar,  sama   besar  dan  berlawanan  arah.  Kopel  yang  bekerja   pada  sebuah   benda  akan  menghasilkan momen kopel yang  mengakibatkan benda berotasi.  Momen  kopel disimbolkan M
F F F -
+
M F  d
d d d
F F F
(a) (b) (c)
Gambar   (a)  menunjukkan  sebuah  kopel  bekerja  pada  suatu  benda.  Untuk
gambar (b) menunjukkan bahwa kopel bertanda positif jika putarannya searah
dengan perputaran jarum jam, tetapi jika perputaran kopel berlawanan dengan arah perputaran jarum jam, maka kopel bertanda negatif seperti gambar (c).
Jika  pada benda bekerja beberapa kopel maka resultan momen kopel  total benda  tersebut adalah
M = M1  + M2 + M3 + … + Mn
Contoh 
F4
F1
P 1m 2m 1m
Q
F3
F2
Jawab:
Batang  PQ  panjangnya  4m.  Pada batang tersebut  bekerja empat buah  gaya  F1  =  F3  =  5 N, dan F2  =  F4 = 8  N,  seperti  tampak   pada gambar  di samping. Tentukan besar dan  arah momen kopel pada  batang PQ tersebut.
M 1  = F x d   =   5 x 3   = 15 N m
M 2  = F x d   =   8 x 3   =   24 N m
M = M1 + M2
= 15 + (  24)
=  9 N m
Tanda negatif  (-),  menunjukkan  bahwa   momen  kopel  resultan
arahnya berlawanan dengan arah  perputaran jarum jam.
Koordinat Titik Tangkap Gaya Resultan
Jika  terdapat beberapa gaya yang bekerja pada bidang XY,  maka setiap  gaya  tersebut dapat diuraikan atas komponen-komponennya  pada sumbu-X  dan  sumbu-Y. Misalkan, komponen-komponen gaya  pada  sumbu-X adalah F1x, F2x,  F3x,…,Fnx,   yang jaraknya masing-masing  terhadap sumbu-X   adalah y1,   y2, y3,…,yn .  
Sedangkan komponen-komponen    gaya  pada  sumbu-Y  adalah F1 y  , F 2y  , F 3y  , …,Fny  , yang jaraknya masing-masing  terhadap sumbu-Y adalah x1,  x2, x3,…,xn  .    Semua   komponen   gaya   pada   sumbu-X dapat  digantikan oleh  sebuah gaya resultan F x  yang   jaraknya yo dari  sumbu-X,  demikian  juga    semua  komponen  gaya  pada sumbu-Y  dapat  digantikan  oleh  sebuah    gaya  resultan  F y  yang jaraknya  xo   dari sumbu-Y.
Koordinat titik tangkap dapat ditentukan dengan  persamaan  sebagai berikut.
xo =  =
yo =  =
Jadi koornitat titik tangkap (xo,yo)
Contoh
Y
F2=5N
F3=7N
X
Dari gambar di samping, tentukan besar, arah, dan  letak titik  tangkap resultan.
-3 -1 0 2 3
F1=-3N
F4=-2N
Jawab
Fy  =  F1  + F2  +  F3 + F4
= -3 + 5 + 7 – 2  = 7 N (arah ke  atas)
xo =
xo =
xo =
-  Momen Inersia Benda Tegar
 
Benda  tegar adalah benda padat yang tidak berubah  bentuk apabila dikenai  gaya luar. Dalam dinamika, bila suatu benda tegar  berotasi, maka semua  partikel di dalam benda tegar tersebut memiliki  percepatan sudut  yang  sama. Momen gaya atau gaya resultan gerak rotasi   didefinisikan sebagai berikut.
”Apabila  sebuah benda tegar diputar terhadap suatu sumbu  tetap, maka resultan  gaya putar (torque, baca torsi) luar terhadap sumbu  itu sama dengan  hasil kali momen inersia benda itu terhadap sumbu  dengan percepatan  sudut”.
Dirumuskan  sebagai berikut.
 =  Fi  Ri Sin i  atau  = (   mi R2 i ) . 
mi  Ri2  disebut momen inersia atau momen kelembaman  benda terhadap sumbu  putar, yaitu penjumlahan hasil kali massa tiap  partikel dalam suatu  benda tegar dengan kuadrat jaraknya dari sumbu.
Dirumuskan:
I =  mi  . Ri2
Definisi lain dari momen inersia adalah perbandingan gaya  resultan (momen) terhadap percepatan sudut.
Dirumuskan:
I =
maka   = I . 
 = I
Karena    = F . R   dan    = I . 
maka        F . R = I . 
Percepatan tangensial adalah juga percepatan linier a,  yaitu percepatan singgung tepi roda.
a =  . R
 =
persamaan  menjadi :
 F . R = I  .
Momen   inersia harus dinyatakan sebagai hasil kali satuan massa dan kuadrat   satuan jarak. Untuk menghitungnya harus diperhatikan bentuk geometri   dari benda tegar homogen.
Tabel  berikut menunjukkan momen inersia beberapa benda homogen.
Momen inersia berbagai benda yang umum  dikenal
I  = ½ M (R12 + R22)         I = 1/3 MR2 I = MR2 I = 2/5 MR2 I = 2/3 MR2
Contoh:
-  Empat buah partikel seperti ditunjukkan pada gambar dihubungkan oleh sebuah batang kaku ringan yang massanya dapat diabaikan. Tentukan momen inersia sistem partikel terhadap proses:
 
-  
-  sumbu AA1,
 -  sA B1 kg 2 kg 1 kg 3 kg2 m 2 m 2 mA1 B1umbu BB1!
 
 -  
 
Penyelesaian:
-  I = Σ mi . Ri2
 
= m1  R12 + m2 . R22 +  m3 R32 + m4 R42
= 1 . 02  + 2 . 22 + 1 . 42 + 3 . 62
= 0 + 8 +  16 + 108
I = 132  kg m2
-  I = Σ mi Ri2
 
= m1  R12 + m2 R22 +  m3 R32 + m4 R42
= 1 . 42  + 2 . 22 + 1 . 02 + 3 . 22
=   16    +    8    +    0     +   12
I = 36  kg m2
-  Empat buah partikel massanya 1kg, 2 kg, 2 kg, 3 kg seperti ditunjukkan pada gambar, dihubungkan oleh rangka melingkar ringan jari-jari 2 meter yang massanya dapat diabaikan.
 
-  Tentukan momen inersia sistem terhadap poros melalui pusat lingkaran dan tegak lurus pada bidang kertas!
 
A
A’
-  Berapa besar momen gaya harus dikerjakan pada sistem untuk memberikan suatu percepatan  terhadap poros ini ( = 4 )?
 -  Ulangi pertanyaan (a) dan (b) untuk poros AA1!
 
Penyelesaian:
-  I = Σ mi Ri2 = m1 R12 + m2 R22 + m3 R32 + m4 R42
 
= 3 . 22 + 2 . 22 + 1 . 22 +  2 . 22
= 12 + 8 + 4 + 8
= 32 kg m2
-  τ = I .  = 32 . 4 = 128 N.m
 -  I = m2 R12 + m2 R22 + m2 R22 + m3 R32 + m4R42
 
-  Sebuah benda sistem yang terdiri atas dua bola dengan massa masing- masing 5 kg dihubungkan oleh sebuah batang kaku yang panjangnya 1 m. Bola dapat diperlakukan sebagai partikel dan massa batang 2 kg. Tentukan momen inersia sistem terhadap sumbu yang tegak lurus batang dan melalui
 
-  
-  pusat 0, O
 -  salah satu bola!
 
 -  
 
L =  1 m
Penyelesaian:
-  I = Σ mi Ri2
 
I = mA . RA2 +  mB .  RB2 + 1/12 m . L2
I = 5 . (0,5)2 + 5 . (0,5)2 + 1/12 .  2 . 12
I = 5 . 0,25 + 5 . 0,25 + 1/6
I = 2,5 + 1/6
I = 5/2 +  1/6 =     = 16/6
I = 8/3 kg m2
b.   I =  Σ  mi Ri2
I = mA.RA2 + Mb.RB2  + 1/3 .m.l2
I = 0 + 5 . 12 + 1/3 . 2.12
I = 5 + 2/3
I = 5  kg m2
-  Uji Kompetensi I
 
-  Seorang tukang cat (massa 55 kg) mengatur papan homogen yang beratnya
 
60 N  dengan kuda-kuda di B dan C seperti pada gambar.  Panjang AD = 4 m,
AB = CD  = 1 meter. Jarak kaleng cat (2 kg) dari A = 0,5 m.  Secara perlahan
ia mengecat  sambil menggeser ke kanan. Pada jarak berapa  meter dari C  dia
dapat menggeser sebelum papan terjungkit ?
A             B                           C                D
-  Pada sebuah batang horisontal AC yang panjangnya 10 m bekerja tiga buah gaya 3 N, 2 N dan 4 N seperti terlihat pada gambar ! Tentukan :
 
a. Resultan dari gaya-gaya tersebut.
b. Momen gaya yang bekerja pada sumbu-sumbu yang melalui A,  B dan C
c. Letak titik tangkap gaya Resultannya.
-  Batang AB yang panjangnya 5 meter dan beratnya boleh diabaikan, padanya bekerja 5 buah gaya seperti tampak pada gambar di bawah ini. Jika tg  = 3/4.
 
Tentukan besar dan letak dari gaya resultannya.
-  Batang AB yang mempunyai panjang 6 m mendapat gaya pada ujung-ujungnya seperti tampak pada gambar. Tentukan besar dan letak gaya resultannya.
 
-  Tentukan momen inersia batang yang berputar pada poros berjarak ¼ l dari ujung titik 0
 
O
-1/4 l  +3/4 l
-  Empat buah benda disusun pada rangka pada sumbu koordinat XY seperti tampak pada gambar di bawah ini. M1=M3 =1kg, M 2 =3 kg, dan M 4 = 2 kg. Tentukan momen inersia sistem jika sumbu putarnya adalah (a) sumbu Y, (b) sumbu yang tegak lurus bidang XY melalui titik O.
 
Y
M1
2 m
  O  3 m M2
3 m
M4
-  Tentukan momen inersia bola pejal !
 
-  massa bola m
 -  volume bola V = 4/3  R3
 -  massa keping = dm
 -  volume keping = dV = r2 dx
 
-  Perhatikan gambar di bawah ini. Tentukan lengan momen dan momen gaya dari gaya F1 = 100 N dan gaya F2 = 200 N terhadap poros di titik A dan titik C, jika AD = L, AB = L/2, dan AC = 3L/4. D
 
C
B F2
A 30o F1
-  Pada sebuah batang horisontal AC yang panjangnya 10 m bekerja tiga buah gaya 3 N, 2 N dan 4 N seperti terlihat pada gambar ! Tentukan :
 
a. Resultan dari gaya-gaya tersebut.
b. Momen gaya yang bekerja pada sumbu-sumbu yang melalui  A, B dan C
c. Letak titik tangkap gaya Resultannya.
-  Batang AB yang panjangnya 5 meter dan beratnya boleh diabaikan, padanya bekerja 5 buah gaya seperti tampak pada gambar di bawah ini. Jika tg  = 3/4.
 
Tentukan besar dan letak dari gaya resultannya.
-  
-  Menghitung Gerak Translasi dan Rotasi
 
 -  
 
Indikator  :
-  Dinamika rotasi benda tegar dianalisis untuk berbagai kondisi
 -  Gerak menggelinding tanpa slip dianalisis
 
C. Momentum Sudut Gerak Rotasi Benda  Tegar
Dalam  dinamika, bila suatu benda berotasi terhadap  sumbu inersia utamanya,  maka momentum sudut total L sejajar dengan  kecepatan sudut , yang  selalu searah sumbu rotasi. Momentum sudut (L) adalah hasil kali momen  kelembaman I dan kecepatan sudut . Sehingga dapat dirumuskan :
L   =   I . 
Bagaimana   persamaan tersebut diperoleh? Perhatikan gambar berikut. Momentum  sudut  terhadap titik 0 dari sebuah partikel dengan massa m yang  bergerak  dengan kecepatan V (memiliki momentum P = mv) didefinisikan  dengan  perkalian vektor,
L  =  R   P
atau L  =  R   mV
L  =  mR   V
Jadi momentum sudut adalah suatu vektor yang tegak lurus  terhadap bidang yang dibentuk oleh R dan v.
Dalam kejadian gerak melingkar dengan 0 sebagai pusat  lingkaran, maka vektor R dan v saling tegak lurus.
V =  R
Sehingga  L = m   R   v
L = m   R   R
L = m   R2 
Arah L dam   adalah sama, maka:
L = m   R2 
atau L = I    
karena    =
maka : L = m R2
L = I
Momentum sudut sebuah partikel, relatif terhadap titik  tertentu adalah besaran vektor, dan secara vektor ditulis:
L = R   P  =  m  (R  v)
Bila diturunkan, menjadi:
karena  = F  R
maka  =
Apabila suatu sistem mula-mula mempunyai memontum sudut  total L, dan sistem  mempunyai momentum sudut total akhir L’,  setelah beberapa waktu, maka berlaku hukum  kekekalan momentum sudut.  Perhatikan seorang penari balet yang menari  sambil berputar dalam dua  keadaan yang berbeda. Pada keadaan pertama,  penari merentangkan tangan  mengalami putaran yang lambat, sedangkan pada  keadaan kedua, penari  bersedekap tangan roknya berkibar-kibar dengan  putaran yang cepat.
momentum  sudut total awal   =    momentul sudut total akhir
L = L’
L1 + L2 =  L1’ + L2’
Hukum Kekekalan momentum  rotasi sebagai berikut.
I1 1 + I2 2 = I1’  1’ +  I2’ 2’
D.  Energi Kinetik Rotasi
Misalkan  sebuah sistem terdiri atas dua partikel yang massanya m1 dan  m2 dan rotasi bergerak dengan kecepatan linier v1  dan v2, maka energi kinetik partikel ke 1 adalah ½ m1v12.  Oleh karena itu, energi kinetik sistem dua partikel itu adalah (energi  kinetik partikel  ke 2   adalah ½ m2v22 ) :
EK = ½ m1  v12 + ½ m2v22
Dalam sistem benda tegar  energi kinetiknya:
EK =  ½ mi vi2
Benda tegar yang  berotasi terhadap suatu sumbu dengan kecepatan sudut , kecepatan tiap partikel  adalah vi =   . Ri , di mana Ri adalah jarak partikel ke sumbu  rotasi.
jadi  EK =   ½ mivi2
=  ½ mi Ri2  2
= ½ ( mi Ri2)  2
EK = ½ I . 2
karena  L = I . 
maka  EK = ½ L  . 
atau  EK = ½   
Masalah   umum di mana benda tegar berotasi terhadap sebuah sumbu yang melalui   pusat massanya dan pada saat yang sama bergerak translasi relatif   terhadap seorang pengamat. Karena itu, energi kinetik total benda dapat   dituliskan sebagai berikut.
EK = ½  mv2 +  ½  I . 2
Dalam hal ini hukum  kekekalan energi total atau energi mekanik adalah:
E = EK +  EP = konstan
½  mv2 +  ½  I 2 +  mgh = konstan
Contoh  Soal
Sebuah  silinder pejal  homogen dengan jari-jari R dan massa m, yang berada di  puncak bidang  miring, menggelinding menuruni bidang miring seperti  tampak pada gambar.  Buktikanlah kecepatan liniear pusat massa ketika  tiba di dasar bidang  miring adalah      V =
-  dengan menggunakan hukum kekekalan energi,
 -  dengan menggunakan hukum II dinamika rotasi!
 
Penyelesaian
Jawab:
v1 = 0, 1 = 0
s
h
a.  Ek1 + Ep1 =  Ek2 + Ep2
(½ m v12 + ½ I 12) +  mgh1 =   ( ½  mv22 + ½ I 22) +  mgh2
0       +        0    + mgh    = ½ mv2  + ½ . ½ mR2 (      )2 + 0
gh  = ½ v2  + ¼. R2 . v/r
gh  = ¾ v2
v2 =    gh
v  =   (terbukti)
-  Hukum II dinamika rotasi
 
Σ F = m . a
m g .  – ½ m . a = m . a
=   a 
a = . 
v2 = vo2 + 2 a s
v2 = 02 + 2.      . s
v2 = gh
v   =  (terbukti)
E.  Menggelinding
Menggelinding adalah  gabungan dari gerak translasi (titik pusat massa) dan gerak rotasi  (penampang bentuk lingkaran).
F
F
f                f
Penyelesaian  kita tinjau dari masing-masing gerakan itu.
-  Bila gaya F berada tepat di sumbu:
 
-  gerak translasi berlaku  :   F  –  f     =    m  .  a
-  gerak rotasi berlaku  :   f   .   R    =    I   .   
di mana  (  = )
-  Bila gaya F berada di titik singgung :
 
-  gerak translasi berlaku  :   F  +  f     =    m  .  a
-  gerak rotasi berlaku  :   (F – f) . R    =    I   .     ( = )
Katrol 
-  Sumbu dianggap licin tanpa gesekan
 
Massa    = m
Jari-jari   = R
Momen  kelembaman = I
Gerak  translasi beban :
F   =    m   .   a
+ T1 –  m1g   =  m1a  ………………….(i)
+ m2g  –   T2 =  m2a  ………………….(ii)
Gerak  rotasi katrol :
  =  I  . 
(T2 – T1)  R  =   I    ……………….(iii)
-  Pada puncak bidang miring
 
Gerak  translasi beban :
F   =    m   .   a
+ T1 – m1g   sin  –  f  =  m1a   …….(i)
+ m2g  –   T2 =  m2a  …………………..(ii)
Gerak  rotasi katrol :
  =  I  . 
(T2  – T1)  R  =   I   ……………………(iii)
-  Satu ujung talinya terikat pada sumbu katrol
 
Gerak  translasi beban :
F   =    m   .   a
mg  –   T =  m  .  a  ……………..(i)
Gerak  rotasi katrol :
  =  I  . 
T  .  R  =   I  .     ……………..(ii)
Contoh  Soal
-  8.Pesawat Atwood seperti pada gambar, terdiri atas katrol silinder yang masanya 4 kg (dianggap silinder pejal). Masa m1 dan m2 masing- masing 5 kg dan 3 kg. jari- jari katrol = 50 cm. Tentukan:
 
a.   percepatan beban,
b.  tegangan tali!
Penyelesaian:
a.  Tinjau benda m1
Σ F = m1 . a
w1 – T1 = m1 . a
5 . 10 – T1 =5 . a
T1 = 50 – 5a
Tinjau benda m2:
 Σ F = m2 . a
 T2 – W2 = m2 . a
T2 – 3.10 = 3 . a
T2 = 30 + 3a
Tinjau katrol
Σ τ = I . 
T1 . R – T2 . R = ½ m . R2  a/R
T1 – T2 = ½ . 4 . 2
50 – 5a – 30 – 3a = 2a
20 = 10 . a
a = 2 m/s2
-  T1 = 50 – 5 . 2 = 40 N
 
T2 = 30 + 3 . 2 = 36 N
2.
Pesawat Atwood seperti pada gambar,  terdiri dari katrol silinder yang licin tanpa gesekan Jika m1  = 50 kg dan m2 = 200 kg , g = 10 m/det2
Antara balok m1 dan bidang  datar ada gaya gesek dengan μ = 0,1. massa katrol 10 kg. hitunglah:
-  percepatan sistem,
 -  gaya tegang tali!
 
Penyelesaian:
a.
Tinjau m1:
Σ F = m . a
T1 – f1 = m . a
Ti – k . N = m1  . a
Ti – 0,1 . m1 . g =  m1 . a
T1 – 0,1 50 . 10 = 50 . a
T1 = 50 + 50a
Tinjau m2:
Σ F = m . a
w2 – T2 = m2  . a
m2 . g – T2 = m2  . a
200 . 10 – T2 =200 . a
T2 = 2000 – 200 . a
Tinjau katrol:
Σ τ = I . 
T2 . R – T1 . R = ½ m . r2 . a/R
T2 – T1 = ½ m . a
2000 – 200a – 50 – 50 a = ½  . 10 . a
1950 = 255 a
a =  = 7,65 m/s2
b. T1 = 50 + 50 . 7,65 =  432,5 N
T2 = 2000 – 200 . 7,65 = 470 N
-  Dua buah benda yang massanya m1 dan m2 dihubungkan dengan seutas tali melalui sebuah katrol bermassa M dan berjari-jari R seperti ditunjukkan pada gambar. Permukaan meja licin. Tentukan percepatan masing- masing benda bila:
 
-  katrol dapat dianggap licin sehingga tali meluncur pada katrol
 -  katrol cukup kasar sehingga ikut berputar dengan tali
 -  katrol cukup kasar sehingga ikut berputar dengan tali!
 
Penyelesaian:
-  katrol licin (k = 0), T1 = T2 = T
 
Tinjau  m1 : Σ F = m . a
T = m1 . a
T = 3 . a
Tinjau  m2 : Σ F = m  . a
w2 – T = m2 . a
m2 . g – T = m2 . a
5 . 10 – T = 5 . a
T = 50 – 5a
-  
-  T = T
 
 -  
 
3a = 50 – 5a
3a + 5a = 50
8a = 50
a =  = 6,25 2
-  katrol kasar
 
Katrol :
Σ τ = I . 
T2 . R – T1 . R = ½ mk . R2  . a/r
50 – 5a – 3a = ½ . 1 . a
50 = ½ a + 8a = 8,5 a
a = 50/8,5 = 5,88 2
-  
-  Bidang miring dengan sudut kemiringan  = 30º. Koefisien gesek 0,2. Ujung bidang miring diperlengkapi katrol dengan massa 600 gram. Jari- jari 10 cm (dianggal silinder pejal). Ujung tali di atas bidang miring diberi beban 4 kg. Ujung tali yang tergantung vertikal diberi beban dengan massa 10 kg. Tentukanlah percepatan dan tegangan tali sistem tersebut!
 
 -  
 
Penyelesaian:
Tinjau m1 Σ F1 = m1  . a
T1 – fk – w1 sin  30 = m1 . a
T1 – k . N – m1  g sin 30 = m1 . a
T1 – k . m1 .  g . cos 30 – m1 . g sin 30 = m1 . a
T1 – 0,2 . 4 . 10 . ½      – 4  . 10 . ½ = 4 . a
T1 – 4     – 20 = 4a
T1 = 26,928 + 4a
Tinjau m2 Σ F = m . a
w2 – T2  = m2 . a
w2 . g – T2  = m2 . a
10 .10 – T2  = 10 .a
T2 = 100 –  10a
Tinjau katrol  Σ τ = I . 
T2 . R – T1 . R = ½ m . R2 . a/R
100 – 10a – 26,928 – 4a = ½ .  0,6 . a
100 – 26,928 = 0,3a + 10a + 4a
73,072 = 14,3 a
a = 5,1 m/s2
-  
-  
-  T1 = 26,928 + 4 . 5,1
 
 -  
 
 -  
 
T1 = 47,328 N
T2 = 100 – 10 . 5,1
= 49 N
-  
-  Balok A ditarik oleh pemberat B dengan cara seperti pada gambar. Koefisien gesekan antara balok A dengan lantai = 0,5 . Jika massa A = m, massa B = 3m. Massa tali dan katrol diabaikan dan percepatan gravitasi g.
 
 -  
 
Tentukan:
-  gaya tarik oleh tali
 -  percepatan B
 
Penyelesaian:
Waktu sama, jarak yang ditempuh A  adalah 2x jarak tempuh B berarti
sA = 2 sB  atau    aA  = 2 aB
Tinjau benda A
wB – 2T = mB . aB
3mg – 2T = 3m aB
aB =
Tinjau benda B
T – f  = mA aA
T – 0,5 NB = m . aA
T – 0,5 m g = m aA
aA =
-  gaya tarik oleh tali
 
Substitusi
aA = 2 aB
= 2 ()
3 T m – 1,5 m2  g = 6 m2 g – 4 T m
: m
T =
-  percepatan B
 
aB =
=
=  =
aB =  g
-  
-  Kesetimbangan Benda Tegar
 
 -  
 
Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda dengan resultan  gaya dan resultan momen gaya  sama dengan nol.
Kesetimbangan  biasa terjadi pada :
-  Benda yang diam (statik), contoh : semua bangunan gedung, jembatan, pelabuhan, dan lain-lain.
 -  Benda yang bergerak lurus beraturan (dinamik), contoh : gerak meteor di ruang hampa, gerak kereta api di luar kota, elektron mengelilingi inti atom, dan lain-lain.
 
Benda tegar adalah benda yang tidak berubah bentuknya  karena pengaruh gaya dari luar.
Kesetimbangan  benda tegar dibedakan menjadi dua:
-  Kesetimbangan partikel
 -  Kesetimbangan benda
 
-  Kesetimbangan Partikel
 
Partikel adalah benda yang ukurannya  dapat diabaikan dan hanya mengalami gerak translasi (tidak mengalami  gerak rotasi).
Syarat kesetimbangan partikel F = 0  Fx  = 0  (sumbu X)







0 comment:
Posting Komentar