A. Perkembangan Negara Tradisional Bercorak Hindu dan Budha di Nusantara
1. Proses Masuk dan Berkembangnya Agama serta Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia
Indonesia memiliki letak strategis, yakni di persimpangan jalur perdagangan Asia dan Afrika yang dilakukan pedagang Cina dan India dengan Indonesia. India mengenalkan kebudayaan mereka kepada pedagang Indonesia sehingga dalam perkembangannya kebudayaan India dapat mendominasi dan memepengaruhi tata kehidupan masyarakat Indonesia dalam berbagai bidang.
Hubungan perdagangan antara India dan Indonesia juga menyebabkan agama Hindu dan Budha tersebar di Indonesia. Hal ini terjadi karena peranan para bangsawan dan raja yang menganut agama Hindu dan Budha yang menyebarkanya kepada rakyat.
2. Penyiaran Agama Hindu dan Budha di Indonesia
a. Penyiaran Agama Hindu di Indonesia
Teori penyebaran agama Hindu di Indonesia,yaitu :
1) Teori Brahmana
Teori ini menyatakan bahwa penyebar agama Hindu di Indonesia adalah kelompok Brahmana atau para pendeta yang datang ke Indonesia atas undangan kepala suku yang tertarik mendalami agama Hindu, sehingga para pendeta dijadikan penasihat raja (purohito)
2) Teori Ksatria
Teori ini menyatakan bahwa yang menyebarkan agama Hindu di Indonesia adalah kelompok Ksatria atau kelompok bangsawan yang melarikan diri akibat kekacauan politik di India dan mendirikan kerajaan-kerajaan baru di Indonesia serta menyebarkan agama Hindu.
3) Teori Waisya
Teori ini menyatakan bahwa yang menyebarkan agama Hindu ke Indonesia adalah orang-orang dari kasta waisya atau para pedagang yang menetap dan kawin dengan orang Indonesia.
4) Teori Sudra
Teori ini menyatakan bahwa yang menyebarkan agama Hindu ke Indonesia adalah orang-orang dari kasta sudra yang melakukan migrasi ke Indonesia karena mereka dianggap orang-orang buangan di India.
b. Penyebaran Agama Budha di Indonesia
Proses budhaisme dilakukan oleh para biksu dalam misi penyebaran agama yaitu dharmaduta, yang dikenalkan lewat raja maupun kelompok bangsawan yang kemudian dikenalkan pada rakyatnya.
3. Pengaruh Agama Hindu-Budha di Indonesia
a. Bidang Politik
1. Dipimpin oleh seorang raja yang berfungsi sebagai kepala pemerintahan dan pemimpin agama.
2. Berlaku sistem dinasti yaitu pemerintahan yang dilakukan secara turun-menurun.
3. Menggunakan ajaran agama Hindu dan budhha sebagai dasar dalam pemerintahannya.
4. Raja menggunakan gelar nama yang sama dengan nama-nama yang digunakan di India.
b. Bidang Sosial
Bangsa Indonesia mulai mengenal sistem kasta, yaitu pelapisan social yang didasarkan pada keturunan, sehingga di Indonesia terbentuk empat kasta yaitu brahmana, ksatria, waisya, dan sudra.
c. Bidang Ekonomi
Pengaruh budaya India di bidan ekonomi adalah dikenalkannya sistem perdagangan barter yaitu perdagangan yang dilakukan dengan tukar-menukar barang yang didasarkan pada kebutuhan, sehingga aktivitas perdagangan antara perilaku dapat berkembang pesat yang didukung dengan adanya pelayaran.
d. Sistem Kepercayaan
Bangsa Indonesia mulai mengenal sistem kepercayaan yang bersifat monoteisme yaitu berupa agama Hindu dan Budha. Sebelum budaya India masuk, masyarakat Indonesia menganut sistem kepercayaan yang bersifat animism, dinamisme, totenisme, dan polyteisme.
e. Bidang Budaya
1. Seni bangunan
Pengaruh pada seni bangunan berupa candi yang bercorak Hindu dan Budha yang digunakan sebagai tempat untuk pemujaan terhadap dewa dan menyipan abu jenazah.
2. Seni Rupa
Pengaruh pada seni rupa berupa patung atau arca dan relief yang terdapat di candi-candi.
3. Seni Sastra
Pengaruh pada seni sastra berupa epos yaitu cerita yang berisi semangat kepahlawanan atau patriotisme, contohnya Ramayana dan Mahabarata. Di samping itu, juga berkembang bahasa Sanskerta dan tulisan dengan huruf Pallawa yang terdapat dalam prasasti maupun ajaran-ajaran agama Hindu dan Buddha. Huruf Pallawa tersebut sekaligus menandai Indonesia memasuki masa sejarah.
4. Hasil Akulturasi Budaya India dengan Indonesia
Adalah perpaduan dua kebudayaan atau lebih tanpa meninggalkan kebudayaan aslinya.
a. Faktor yang mempengaruhi terwujudnya akulturasi budaya anatara lain,
1. Unsur budaya India tidak jauh berbeda dengan budaya Indonesia
2. Unsur budaya India mudah diterima oleh masyarakat Indonesia.
3. Unsur budaya India memiliki tingkat perkembangan yang tidak jauh berbeda.
b. Hasil akulturasi budaya Hindu-Buddha dengan budaya Indonesia antara lain :
1. Seni Bangunan
adanya candi yang memiliki bangunan dasar berupa punden berundak yang merupakan hasil kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa Megalithikum (zaman batu besar).
2. Seni Rupa
Terdapat dalam lukisan berupa perahu bercadik dan rumah panggung yang dipahatkan di dinding candi. Juga terdapat arca berlagam Gandhara dan Amarawati yang berbentuk dewa, manusia, dan binatang.
3. Kalender
Adanya sistem penanggalan tahu Saka dan Candra Sangkala.
4. Sistem kepercayaan
Pengaruh agama Hindu dan Buddha di Indonesia tidak meninggalkan kepercayaan asli yang berupa animism dan dinamisme.
5. Seni Sastra
Bidang seni sastra Nampak pada penggunaan bahasa Sansekerta yang dominan dalam bahasa Indonesia yang dapat dijumpai dalam istilah-istilah pemerintahan, kepercayaan, dan kitab suci kuno.
B. Perkembangan Kerajaan-kerajaan Bercorak Hindu-Buddha di Nusantara
1. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu pertama di Indonesia, yang di temukan di Kalimantan Selatan. Kerajaan Kutai didirikan oleh Kudungga pada abad ke-44 masehi. Bukti keberadaan Kerajaan Kutai didasarkan pada penemuan tujuh yupa yang berisi tentang,
a. Masyarakat Kutai pada awal mulanya hidup dalam sistem kesukaan yang dipimpin oelh kepala suku dan dewan tetua yang berfungsi sebagai penaihat, sedangkan kepala suku memiliki peranan di bidang politik, social, budaya, dan sebagai pemimpin adat.
b. Masyarakat Kutai dibagi dalam dua kelompok, yaitu kaum bangsawan dan masyarakat biasa.
c. Di bidang kebudayaan, masyarakat Kutai mengemangkan tradisi penghormatan terhadap orang tua dan roh nenek moyang.
Raja Kudungga adalah raja pertama yang berkuasa di Kerajaan kutai. Akan tetapi, apabila dilihat dari raja yang masih menggunakan nama Indonesia, para ahli berpendapat bahwa pada masa pemerintahan Raja Kudungga pengaruh hindu baru masuk ke wilayahnya. Kedudukan Raja Kudungga pada awalnya adalah sebagai seorang kepala suku. Dengan masuknya pengaruh Hindu, ia mengubah struktur pemerintahannya menjadi kerajaan dan mengangkat dirinya sebagai raja, sehingga pergantian raja dilakukan secara turun-menurun.
Dalam upacara ini, dilaksanakan pelepasan kuda dengan tujuan untuk memutuskan batas kekuaaan Kerajaan kutai. Dengan kata lain, samapai dimana ditemukan tapak kaki kuda, maka sampai di situlah batas Kerajaan Kutai, pelepasan kuda-kuda itu diikuti oleh prajurit Kerajaan Kutai.
Raja kedua Kerajaan Kutai adalah Asmawarman, seorang raja yang cakap dan kuat serta berhasil memperluas wilayah Kerajaan Kutai. Hal ini dibuktikan dengan pelaksanaan Upacara Asmawedha. Sedangkan raja terbesar dri Kutai adalah Raja Mulawarman yang dapat membawa kemakmuran dan kejayaan bagi Kerajaan Kutai.
2. Kerajaan Mataram Kuno (Mataram Lama)
Terletak di Jawa tengah dengan daerah pusatnya di sebut Bhumi Mataram. Kerajaan Mataram Kuno merupakan kelanjutan dari Kerajaan Holing dengan ibukotanya di Medang Kamulan dengan raja pertama bernama Sanjaya yang bergelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.
a. Prasasti Tukmas yang ditemukan di Grabag. Prasasti ini ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Berisi kalimat, “adanya mata air yang mengumpul di tempat yang banyak bunga tanjung dan mengalir seperti Sungai Gangga”.
b. Prasasti Canggal tahun 732 M yang berupa bangunan Yoni sebagai tempat pemuja umat Hindu. Menurut prasasti Canggal, Raja Sanjaya adalah pendiri Kerajaan Mataran dari Dinasti Sanjaya. Raja Sanjaya memerintah dengan sangat adil dan bijaksana, sehingga rakyatnya terjamin, aman, dan tentram.
c. Prasasti Kalasan tahun 778 M yang berisi kedatangan Dinasti Syailendra yang mendesak kekusaan Dinasti Sanjaya.
d. Prasasti Karang tengah tahun 824 M yang mengisahkan Samaratungga dan Pramodawardhani.
e. Prasasti Argopura tahun 863 M yang menginformasikan pemerintah Kayuwangi (Dyah Lokapala) dari Dinasti Sanajaya.
f. Prasasti Balitung tahun 907 M yang menginformasikan raja yang pernah memerintah raja yang pernah memerintah pada masa Dinasty Sanjaya.
g. Prasasti Nalanda tahun 860 M yang menginformasikan tentang asal-usul Raja Balaputradewa.
h. Prasasti Ratu Boko tahun 856 M yang menginformasikan kekalahan Raja Balaputradewa dalam melawan kakanya Pramodawardhani.
3. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijawa ditemukan di Sumatra Selatan, tepatnya di tepi Sungai Musi atau sekitar Kota Palembang sekarang. Adapun sumber-sumber sejarah yang dapat member informasi tentang keberadaan Kerajaan Sriwijaya yaitu.
Kerajaan Sriwijaya mengalami masa kejayaan pada pemerintahan Raja Balaputradewa, yang dapat member kemajuan bagi Kerajaan Sriwijaya antara lain :
a. Bidang politik
Berhasil menguasai seluruh wilayah Indonesia antara lain Jawa, seluruh Sumatra, dan Malaysia, hingga dijuluki sebagai Negara nasional pertama Indonesia.
b. Bidang Ekonomi
Berhasil menjadi pusat perdagangan dan menguasai seluruh aktivitas perdagangan nasional maupun interasional yang ada di wilayah Asia tenggara, Selat Malaka, Laut Jawa, dan Selat Sunda.
c. Bidang Agama
Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat agama Budha di Asia Tenggara dan Asia Timur.
d. Bidang Budaya
Memiliki keanekaragaman budaya yang dibawa oleh berbagai orang yang belajar agama Buddha di Sriwijaya, sehingga dapat ditemukan museum yang disebut Rumah Bari yang digunakan untuk menyimpan arca Buddha.
Kerajaan Sriwijaya dapat berkembang menjadi kerajaan maritime yang besar. Perkembangan tersebut didukung oleh beberapa faktor yaitu,
a. Letak Sriwijaya yang strategis, yaitu berada di luar jalur lalu lintas perdagangan anatar India dan Cina.
b. Runtuhnya Kerajaan Funan di Indo-Cina (Kampunchea)
c. Majunya aktivitas pelayaran dan perdagangan antara India dan Cina, sehingga menyebabkan Sriwijaya ramai dikunjungi kapal asing dan pedagang asing.
d. Memiliki armada laut yang kuat untuk melindungi lalu lintas pelayaran.
e. Melayani distribusi ke berbagai wilayah di Nusantara sehingga dapat mendatangkan keuntungan yang besar.
Adapun yang menyebabkan keruntuhan Sriwijaya yaitu,
a. Serangan Kerajaan Cholamandala dari India Selatan pada tahun 1024 M dan 1030 M
b. Kekuatan armada laut Sriwijaya lemah sehingga pengawaan terhadap wilayah bawahan semakin lemah.
c. Merosotnya aktivitas perdagangan di Sriwijaya yang disebabkan keamanannya yang tidak terjamin dengan baik.
d. Berdirinya Kerajaan Majapahit pada abad 13 M menyebabkan kekuasaan Sriwijaya tersisih dengan kekuatan dan kekuasaan Majapahit yang lebih besar.
e. Para pengganti Balaputradewa lemah dan kurang bijaksana.
f. Serangan Darmawangsa dari Jawa Timur terhadap wilayah kekuasaan Sriwijaya pada tahun 992.
g. Ekspedisi Pamalayu dari Kertanegara tahun 1275
4. Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit didirikan pada tahun 1293 M oleh Raden Wijaya, tepatnya di daerah Trowulan yang sekarang menjadi Mojokerto. Berdirinya Kerajaan Majapahit merupakan kelanjutan dari kerajaan Singosari yang runtuh akibat serangan dari bangsa Mongol. Kerajaan ini adalah kerajaan terbesar di Indonesia dan mampu menciptakan perubahan besar dalam waktu relative singkat. Menurut Moh. Yamin sejarah Majapahit dapat dibagi menjadi empat masa yaitu,
a. Masa pembentukan (1293-1309)
Masa perubahan politik di Singosari sampau kekuasaan Negara tersusun kembali di bawah pemerintahan Raden Wijaya.
b. Masa pertumbuhan (1309-1429)
Masa yang meliputi pemerintahan Jayanegara sampai Wikramawardhana.
c. Masa kemunduran (1429-1478)
masa yang diliputi perang saudara dan kekacauan.
d. Masa Kemusnahan (1478)
Masa lenyapnya pusat kekuasaan politik majapahit
Keberadaan Kerajaan Majapahit dapat diketahui dari adanya beberapa sumber yaitu,
a. Prasasti Butak yang memberi informasi keruntuhan Kerajaan Singosari dan perjuangan Raden Wijaya dalam mendirikan Majapahit.
b. Kidung Narsuwijaya dan Kidung Panji Wijaya Krama yang memberi informasi mengenai perjuangan Raden Wijaya dalam menghadapi Kediri.
c. Kitab Pararaton yang memberi informasi riwayat raja-raja dalam pemerintahan Kerajaan Singosari dan Majapahit.
d. Kitab Negarakertagama yang meningisahkan keadaan Majapahit pada masa pemerintahan Hayam Wuruk.
e. Berbagai peninggalan berupa candid an arca di Istana Trowulan.
Dibidang pemerintahan disusun beberapa lembaga Negara yaitu,
a. Raja
b. Dewan Saptaprabu, yang bertugas mengurusi keluarga raja, pergantian raja, dan kebijakan Negara.
c. Pansaring Wilwatikan, yaitu dewan lima menteri yang berfungsi mengurusi tata Negara dan angkatan perang, istilah lainnya adalah rakyan demung, rakyan temenggung, rakyan ranggha, dan rakyan kenuruhan.
d. Mahamantri katrini, yaitu dewan tiga menteri sebagai pelaksana kebijakan raja (hino, halu, dan sirikan)
e. Dharmadyaksa, yang mengurusi agama dan hal yang sacral, tradisi atas lima orang Syiwa dan dua orang Buddhis.
f. Adyaksa, yaitu badan yang mengurusi peradilan dengan kitab hukumnya Kutaramanawa.
Kerajaan Majapahit dapat berkembang pesat, sebab dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu,
a. Letak geografis yang strategis yaitu di tengah-tengah Nusantara
b. Terletak di tepi sungai Brantas, sehingga mudah dilalui oleh kapal-kapal.
c. Tanahnya subur sehingga hasil pertaniannya melimpah yang dapat digunakan sebagai barang ekspor.
d. Munculnya tokoh-tokoh negarawan seperti Raden Wijaya dan Gajah Mada yang dapat memberi pemikiran-pemikiran bagi perkembangan Majapahit.
e. Tidak adanya Negara lain di Indonesia yang bersaing dengan Majapahit.
f. Di luar Indonesia, tidak ada lagi kerajaan besar.
Sedangkan kemunduran Kerajaan Majapahit dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu,
a. Sistem pemerintahan yang menggunakan otonomi daerah menyebabkan banyak daerah yang melepaskan diri.
b. Perang saudara (perang Paragrag) yang dilakukan oleh Wirakramawardhana dan Bhre Wirabumi menyebabkan kekuasaan Majapahit menjadi lemah.
c. Kemunduran ekonomi dan perdagangan mengakibatkan banyak daerah yang melepaskan diri.
d. Pengaruh perkembangan agama Islam di daerah pesisir Jawa menyebabkan tidak lagi tunduk kepada Majapahit.
C. Perkembangan Negara Tradisional Bercorak Islam di Nusantara
1. Proses Klasik serta Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia
2. Pembawa Agama Islam ke Indonesia
a. Teori Persia
Teori Persia menjelaskan bahwa pembawa agama Islam ke Indonesia adalah bangsa Persia yang didasarkan pada sumber bukti sejarah berupa berita cina yaitu adanya koloni para pedagang Islam di Tashih yang berada di Sumatra bagian barat.
b. Teori Gajurat
Teori gajurat menjelaskan bahwa pembawa agama Islam ke Indonesia adalah bangsa Arab yang didasarkan pada sumber bukti sejarah dari India yaitu para pedagang Gujarat selain berdagang mereka juga menyebarkan agama Islam di sepanjang daerah pesisir pantai.
c. Teori arab
Teori Arab menjelaskan bahwa pembawa agama Islam ke Indonesia adalah bangsa Arab yang didasarkan pada sumber bukti sejarah dari Arab yaitu adanya kesamaan gelar dan marga antara para bangsa-bangsa yang menyebabkan Islam di Nusantara dengan yang terdapat pada masyarakat Hadramaut.
3. Sumber dan Berita Masuknya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia
a. Sumber dari Luar negeri
1. Berita Arab : adanya sebutan untuk kerajaan Sriwijaya dengan Zabaq, Zabay, atau Sribusa
2. Berita Eropa : perjalanan Marcopolo yang pernah singgah di kerjaan Perlak yang masyarakatnya telah memeluk agama Islam
3. Berita India : para pedagang Gujarat menyebarkan agama Islam di sepanjang daerah pesisir pantai.
4. Berita cina : ditemukannya perkampungan Islam di pesisir pantai utara Jawa Timur.
b. Sumber Dalam Negeri
1) Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang pada nisannya terdapat tulisan Arab.
2) Makam Sultan Malikul Saleh di Sumatera Utara yang pada nisannya terdapat tulisan Arab
3) Penemuan batu di Leran (dekat Gresik) yang menggunakan huruf dan bahasa Arab yang memuat tentang meninggalnya seorang perempuan yang bernama Fatimah binti Ma’imun.
4. Faktor Penyebab Islam Cepat Berkembang di Indonesia
a. Ajarannya sederhana, mudah dimenerti, dan terima.
b. Syarat untuk masuk Islam snagat mudah, yaitu hanya dengan mengucapkan kalimat syahadat.
c. Agama Islam tidak mengenal kasta, sehingga semua oaring boleh untuk memeluk agama Islam.
d. Upacara-upacara keagamaan bersifat sedehana.
e. Islam disebarkan secara damai lewat pendekatan budaya.
f. Jatuhnya Kerajaan Majapahit dna Sriwijaya menyebabkan kerajaan Islam berkembang pesat.
5. Saluran Penyebaran Islam di Indonesia
a. Proses hubungan perdagangan yang dilakukan antara pedagang lokal dengan para pedagang asing.
b. Perkawinan yang dilakukan para pedagang Arab, Persia, dan Gujarat dengan penduduk asli Indonesia, sehingga dapat tercipta akulturasi budaya.
c. Dakwah, yaitu melakukan ceramah di tempat-tempat ramai seperti di pasar dan masjid.
d. Mendirikan pondok pesantren yang mengajarkan agama Islami.
e. Pengobatan secara Islami dengan menggunakan doa-doa Islami.
f. Kesenian yaitu penyebaran agama Islam dengan menggunakna sarana wayang kulit, amsuk rebana, dan syair sebagai media penyebarannya.
6. Pengaruh Agama Islam di Indonesia
a. Bidnag Perintahan
Ciri-ciri kerajaan yang bercorak Islam antara lain :
1) Raja bergelar Sunan atau Sultan yang berperan sebagai kepala pemerintahan dan pimpinan agama.
2) Menggunakan ajaran agama Islam berupa Al-quran dan Hadits sebagai dasar pemerintahan.
3) Menggunakan sistem dengan menggunakan doa-doa Islam.
4) Kerajaan berfungsi sebagai pusat pemerintahan, ekonomi, dan pengembangan agama.
b. Bidang Sosial
Masyarakat dapat dibedakan menajdi tiga kelompok yaitu :
1) Raja dan Bangsawan
Raja dan bangsawan merupakan kelompok masyarakat atas yang disebut kelompok elite yang memegang kekuasaan dalam pemerintahan.
2) Pemuka Agama
Pemuka agama merupakan kelompok masyarakat menengah yang disebut kyai yang memiliki peranan sebagai pemuka agama dna pemimpin upacara-upacara keagamaan
3) Wong Cilik (Kawula)
Wong cilik (kawula) merupakan kelompok masyarakat bawah yang merupakan mayoritas masyarakat yang diperintah.
c. Bidang Ekonomi
Kota-kota pelabuhan di Indonesia yang berfungsi sebagai tempat transit atau peristirahatan dapat berkembang menjadi pusat perdagangan dengan menggunakan alat tukar uang.
d. Bidang Budaya
1) Seni arsitektur berupa masjid, makan, menara, keratin, dan nisan.
2) Bahasa dan tulisan Arab.
3) Pakaian berjilbab dan baju koko
4) Tulisan dari bahasa Arab.
5) Upacara-upacara keagamaan.
7. Hasil Akulturasi Budaya Islam dengan Budaya Indonesia
a. Seni Bangunan
1) Masjid
Memiliki ciri-ciri yaitu :
a) Atap yang merupakan segitiga bertumpang yang berjumlah 3 atau 5 yang pada puncaknya dilengkapi dengan mustoko.
b) Menara yang merupakan kesatuan bangunan masjid Islam yang menjadi tambahan. Menara ini berfungsi sebagai tempat adzan.
c) Letak masjid selalu berdekatan denag alun-alun dan istana.
d) Memiliki denah berbentuk bujur sangkar ditambah dengan lantai yang berbentuk punden berundak dan dilengkapi serambi di depan maupun di samping.
Contoh masjid yang merupakan hasil akumulasi budaya Islam dengan budaya setempat adalah :
a) Masjid Demak.
b) Masjid Agung Cirebon.
c) Masjid Agung Banten.
2) Makam
Bangunan makam ini dilengkapi dengan kijing dan cungkup atau kubah yang bertujuan untuk menghormati roh-roh orang yang dikuburkan. Komlpeks bangunan makam selalu menjadi satu dengan masjid serta dikelilingi oleh tembok dan memiliki gapura.
Contoh makam-makam kuno antara lain :
a) Makam Sendang Duwur.
b) Makam Malikul Saleh.
c) Cungkup makam Putri Suweri di Leran.
d) Makam Syeh Maulana Malik Ibrahim.
b. Aksara dan Seni Rupa
1) Seni Kaligrafi
Penulisan huruf Arab dalam seni kaligrafi dipandukan dengan seni Jawa sehingga huruf Arab dipadukan dengan huruf Jawa Kuno. Seni kaligrafi digunakan sebagai hiasan pada nisan makam, dinding rumah, pintu, keramik, ukuran Jepara.
2) Seni Sastra
Seni Sastra Islam di Jawa yang muncul antara lain berupa hikayat, dongeng, dna babad yang merupakan ceritera rakyat yang berisi persebaran agama Islam.
Di samping itu, juga muncul kitab-kitab seperti :
a) Kitab Primbon yang berisi ramalan-ramalan dan penetuan hari baik berdasarkan peruntungan kalender Jawa.
b) Kitab Suluk yang berisi ajaran-ajaran agama Islam, contoh Suluk Sukarsa, Suluk Wujil, dan Suluk Malang Sumirang.
c) Syair yang berisi untaian kata-kata indah yang memiliki makna tentang ajaran Islam, contohnya Syair Perahu dan SI Burng Pinjai.
c. Filsafat dan Ajaran Islam
1) Tasawuf yang berisi ajaran dan aliran agama Islam.
2) Qalam adalah ajaran pokok agama Islam yang berisi pelajaran sekitar keesaan Tuhan yang menjadi dasar kepercayaan (imam) mutlak bagi uamt Islam.
3) Fikih (Fiqh) adalah bagian pokok agama Islam yang mengatur kehidupan masyarakat Islam baik secara lahir maupun batin.
d. Sistem Penanggalan atau Kalender
Adanya system penganggalan komriah (Islam) dengan perhitungan Jawa sehingga sering disebut kalender Islam Kejawen.
e. Seni Pertunjukan
1) Permainan debus merupakan suatu jenis permainan yang disertai acrobat yang berbahaya seperti menusuk tubuh tetapi tidak terluka.
2) Tari Seudati merupakan tarian khas Aceh. Ciri khas terian ini adalah diiringi lagu tertentu yang berupa salawat Nabi Muhammad SAW…
3) Seni gamelan merupakan pertunjukan music yang dilakukan untuk mengiringi upacara-upacara keagaman, seprerti Sekaten dan Grebeg Maulud.
D. Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia
1. Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerjaan Islam pertama di Indonesia yang berada di Sumatra. Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Sultan Malik AL Saleh dan mengalami kejayaan. Hal ini dibuktikan KErajaan Samudera Pasai mampu memperluas wialyahnya dan mejalani hubungan perdagnagan dengan Arab. Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Malik Al Tahir, ada kunjungan Ibnu Battutah yang mengadakan perjalanan India-Cina (kembali tahun 1345). Peranan Kerajaan Samudera Pasai dalam persebaran agama Islam yaitu :
a. Menajdi pusat studi Islam di Asia sehingga banyak orang-orang asing yang menetap di Samudra Pasai.
b. Penyebaran agama Islam melalui perluasan penagruh politik. Hal ini dibuktikan dengan berhasil merintis munculnya kerajaan-kerajaan Islam di Jawa.
Samudra Pasai menggunakan Sultan Malaka sebabagai jalur perdagangan laut yang meghubungkan daerah Pasai dengan Arab, India, dan Cina. Sebagai pusat perdagangan dan pelabuhan besar, Samudra Pasai memiliki sebagai :
a. Tempat menambah perbekalan.
b. Tempat mengurus masalah perkapalan.
c. Tempat mengumpulkan komoditas dagang yang akan dikirm ke luar.
d. Tempat menyimpan barang yang akan diantar ke daerah lain.
Adanya perpecahan di dalam kerajaan telah melahirkan kemunduran politik dan perdagangan. Terlebih lagi, munculnya Kerajaan Malaka yang letakanya lebih strategis.
2. Kerajan Aceh
Kerajaan Aceh merupakan kelanjutan dari Kerjaan Samudra Pasai yang didirikan oleh Sultan Ibrahim. Kerjaan Aceh mengalami masa kejayaan pada masa kejayan pda masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang berhasil menaklukkan daerah-daerah di sekitar Aceh sekaligus mengislamkan daerah tersebut dalam usahanya untuk memperluas wialayah ekkuasaan Sultan Iskandar Muda bekerja smaa denagn Sultan Turki untuk memperkuat pasukannya.
Kerajaan Aceh mengembangkan diri dan dapat mempersatukan beberapa daerah di Aceh, yaitu Daya, Pedir, Lingga, Perak, Tamiang, Samudera Pasai, dan Lamuri, di bawah kekuasaan Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528). Bebrapa factor yang mendorong berkembangnya Kerajaan Aceh adalah :
a. Letaknya strategis di jalur perdagangan.
b. Pelabuhan Olele memiliki syarat yang baik sebagai pelabuhan.
c. Pedalaman Aceh menghasilkan lada yang melimpah.
d. Aceh makin ramai dan berperan penting setelah Malaka dikuasai Portugis.
Sultan Ali Mughayat Syah adalah raja pertama Kerajaan Aceh. Setelah Sultan Ali Mughayat Syah wafat, pemerintah beralih kepada putranya yang bergelar Sultan Salahuddin. Selama menduduki takhta, ia tidak memperdulikan pemerintah kerajaannya. Keadaaan kerajaan mulai goyang dan menaglami kemerosotan yang tajam.
Kerajaan Aceh mengalami kejayaan pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Corak pemerintahannya terdiri atas,
a. Pemerintahan sipil oleh golongan bangsawan (teuku)
b. Pemerintahan agama oleh golongan ulama (tengku).
Pengganti Sultan Iskandar Muda adalah Sultan Iskandar Thani. Pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Thani, kerajaan Aceh mengalami kemunduran disebabkan oleh,
a. Timbulnya pertikaian antara bangsawan dan ulama.
b. Banyak daerah yang melepaskan diri dari Kerajaan Aceh.
c. Pada tahun (1641) muncul kekuatan Belanda di Selat Malaka.
3. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa yang didirikan oleh Raden Patah. Letak Kerajaan Demak berada di tepi pantai utara Jawa.
Peranan Kerajaan Demak dalam persebaran agama Islam adalah :
a. Menjadi pusat persebaran agama Islam di Jawa yang dilakukan oleh para wali.
b. Mengadakan perluasan wilayah di daerah-daerah sekitar pesisir pantai utara Jawa kemudian diislamkan melalui pendekatan politik, social dan budaya.
Beberapa raja Demak antara lain :
a. Raden Patah ( 1475-1518 )
b. Pati Unus ( 1518-1521 )
c. Sultan Trenggono ( 1521-1546)
Masa pemerintahan Sultan Trenggono merupakan puncak persebaran Islam yang dilakukan di seluruh wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Cirebon, Sunda Kelapa, dan Banten. Ajaran agama dapat berkembang pesat di Jawa pada saat Kerajaan Demak berkuasa yang didukung oleh para wali atau sunan.
Selanjutnya pusat pemerintahan Kerajaan Demak dipindahkan ke Pajang. Alasan pemindahan itu antara lain,
a. Keraton demak mengalami kehancuran total akibat perang saudara.
b. Mendekati daerah yang subur.
c. Menjauhi musuh-musuh politik yang ada disekitar Demak.
d. Mendekati daerah pendukungnya.
Beberapa akibat runruhnya Kerajaan Demak adalah,
a. Tidak adanya kerajaan maritime yang mampu menuasai perdagangan nasional dan menghadapi bangsa asing.
b. Pindahnya pusat kekuasaan ke pedalaman yang memunculkan kembali kerajaan agraris di Jawa Tengah.
4. Kerajaan Banten
Kerajaan Banten merupakan kerajaan Islam yang berada di Jawa Barat yang didirikan oleh Sunan Gunung Jati. Raja pertama yang memerintah adalah Sultan Hasanudin yang berhasil memperluas pengaruh agama Islam di Banten.
Kerajaan Banten mampu berkembang pesat, antara lain karena didukung oleh fakta,
a. Banten mempunyai komoditas ekspor yang penting, misalnya lada, sehingga menjadi daya tarik bagi pedagang asing.
b. Islamisasi di Banten sebagai pusat politik Kerajaan Banten.
c. Banten merupakan pelabuhan penting di Selat Sunda.
d. Pelabuhan Banten memenuhi syarat sebagai pelabuhan yang baik.
Persebaran agama Islam dapat berkembang pesat sesame pemerintahan Panembahan Yusuf dan Maulana Muhamad. Panembahan Yusuf memelopori penyebaran agama Islam di Jawa Barat sedangkan Maulana Muhammad memelopori penyebaran Islam di bagian Selatan Sumatra.
Persebaran agama Islam yang dilakukan Kerajaan Banten menggunakan pendekatan politik dan ekonomi. Untuk pendekatan politik, dilakukan dengan cara memengaruhi para pedagang yang berdagang di Banten untuk memeluk agama Islam, sebab Banten merupakan kota pelabuhan yang penting. Disamping Banten, pelabuhan lainnya adalah Jayakarta.
Kerajaan banten mengalami kemunduran sejalan dengan masuknya VOC melalui Perjanjian Banten, dimana Banten kehilangan peranan sebagai pelabuhan yang bebas.
5. Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan Mataram Islam ini tidak ada hubungannya dengan Kerajaan Mataram zaman Hindu-Buddha. Kebetulan saja nama yang sama dipakai. Mungkin juga pemakaian nama ini ada hubungannya dengan upaya mengagungkan kembali kebesaran masa lalu.
Kerajaan Mataram Islam merupakan kelanjutan dari kekuasaan Demak, yang didirikan oleh Sutowijoyo yang bergelar Panembahan Senopati Ing Alogo Saidin Panotogomo (kepala tentara dan pengaturan agama). Panembahan Senopati bercita-cita menjadikan Mataram sebagai pusat budaya Jawa dan agama Islam. Untuk mewujudkan cita-citanya tersebut, cara yang digunakan dengan melakukan ekpansi wilayah kekuasaan di seluruh Pulau Jawa, kecuali daerah Banten, Blambangan, dna Batavia yang belum dpaat dikuasai.
Pusat Kerajaan Mataram terletak di Yogyakarta. Raja-raja Mataram Islam antara lain :
a. Panembahana Senopati (1586-1601).
b. Mas Jolang (1601-1613).
Dalam usahanya mempersatukan kerjaaa-kerajaan Islam di pantai untuk memperkuat kedudukan politik dan ekonomi Mataram, Mas Jolang gugur dalam pertempuran di Krapyak sehingga dikenal dengan sebutan Panembahan Seda Agung.
c. Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1645).
Raja terbesar di Mataram Islam adalah Sultan Agung.
Kerajaan Mataram mengalami masa kejayaannya pada masa pe-merintahaan Sultan Agung. Hal itu dapat dilihat dari kemajuan sector pertanian. Keagmaan dapat berkembang pesat serta dapat mengatur pemerintahan dengan baik. Sultan Agung juga memelopori pembuatan kalender Jawa yang merupakan pengabungan anatara kalender Saka dengan kalender Hijrah.
Sepeninggal Sultan Agung, Mataram Islam mengalai kemunduran. Hal ini disebabkan oelh perang saudara dan beberapa pemberontakan seperti :
a. Pemberontakan Trunojoyo (1674-1679).
b. Pemberontakan Untung Suropati (1681-1706).
c. Perang perebutan mahkota I (1704-1708).
d. Perang perebutan mahkota II (1719-1724).
e. Perang perebutan mahkota III (1747-1755).
Perang Perang perebutan mahkota III diakhiri denagn Perjanjian Giyanti (1755) dan Perjanjian Salatiga (1757) yang membagi wilayah Mataram menjadi empat bagian.
6. Kerjaaan Cirebon
Kerajaan Cirebon didirikan oleh Fatahillah atau Sunan Gunung Jati. Pada masa pemerintahan Fatahillah, Cirebon dapat berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dari perluasan wilayah yang berhasil dilakukan oleh Fatahillah, persebaran agama Islam berkembang pesat dan Cirebon mampu menjadi pusat perdagangan dan menjalin hubungan perdagangan dengan Cina. Wafatnya Fatahillah diganti oleh Panembahan Ratu. Cirebon berhasil dikuasai VOC dan wilayahnya dibagi menjadi tiga yaitu Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan yaitu pada tahun 1681.
7. Kerajaan Gowa Tallo atau Kerajaan Makassar
Kerajaan Gowa Tallo terletak di wilayah Makassar yang didirikan oleh Sultan Alaudin dan Sultan Abdullah, yang berhasil menyebarkan pengaruh kekuasaan Kerajaan Gowa Tallo dan menyebarkan agama Islam di daerah Bima, Sumbawa, Manado, Gorontalo dan Tomini. Kerajaan Gowa Tallo mengalami masa kejayaannya pada masa pemerintah Sultan Hasanudin yang berhasil memperkuat kekuasaan Gowa Tallo.
Makassar berkembang pesat dan menjadi pusat perdagangan di Indonesia Timur. Hal ini disebabkan :
a. Makassar memiliki syarat yang baik untuk pelabuhan.
b. Letaknya strategis untuk perdagangan
c. Perpindahan jalur perdagangan setelah Malaka dikuasai Portugis.
d. Melemahnya perdagangan di pantai utara Jawa akibat politik Sultan Agung yang bersifat agraris.
Akan tetapi, kedatangan VOC di Makasar menyebabkan Kerajaan Gowa Tallo berhasil dikuasai oleh Belanda. Kemunduran Makassar diawali dengan perang Makassar yang diakhiri dengan kekalahan di pihak Makassar, kemudian dilakukan Perjanjian Bongaya.
8. Kerajaan Ternate dan Tidore
Kerajaan Ternate dan Tidore berada di Maluku yang berhasil menyebarkan pengaruh agama Islam melalui pendekatan politik dengan perluasan wilayah dan pendekatan ekonomi melalui hubungan perdagangan. Raja yang memerintah adalah Sultan Zainal Abidin. Kegiatan penyebaran agama Islam oleh Ternate dan Tidore ditunjang oleh kedudukannya sebagai penghasil dan pusat perdagangan rempah-rempah. Banyak pedagang muslim yang tertarik untuk menjalin hubungan perdagangan sekaligus mengenalkan ajaran agama Islam.
Ramainya perdagangan rempah-rempah di Maluku mendorong munculnya persekutuan dagang yaitu :
a. Uli lima (persekutuan dagang lima) yang dipimpin Kerajaan Ternate
b. Uli siwa (persekutuan dagang Sembilan) yang dipimpin Kerajaan Tidore
9. Kerajaan Banjar
Kerajaan Banjar didirikan oleh Raden Samudra. Setelah masuk Islam, ia dinobatkan menjadi Sultan Banjar dengan gelar Sultan Suryanullah. Kerajaan Banjar memiliki peranan penting dalam penyebaran agama Islam di Kalimantan Selatan, sebab dipengaruhi oleh letaknya di dekat sungai, sehingga banyak para pedagang dari luar Kalimantan yang berdagang rempah-rempah yang menyebabkan persebaran agama Islam lebih lancar.
makasih post nya.
BalasHapusbermanfaat banget.
Terima kasih banyak atas postingannya, sangat membantu untuk persiapan US besok:)
BalasHapus