ASLINYA saia sempat ragu akan membuat dan memposting tulisan ini atau tidak. Soalnya saia khawatir akan membuat kecewa yang belum sempat nonton film ini. Yah walaupun di satu sisi mungkin juga tulisan saia tidak akan terlalu mempengaruhi mereka yang memang sudah ‘niat banget’ nonton film ini. Film ini harus diakui sangat laris. Beberapa kawan bahkan sampai tidak dapat tiket ini meskipun ada empat studio di Jogja yang memutar film ini, tiga di Empire XXI dan satu di 21 Ambarukmo Plaza. Saking larisnya film ini, film lain jadi seolah tidak laku. Hari jumat kemarin misalnya saat saia akan nonton film King ternyata film King ini tidak begitu diminati. Tiga baris kursi deretan depan studio tidak ada penghuninya sama sekali. Bangku tengah dan belakang juga beberapa kosong. Padahal antrian saat saia akan beli tiket sangat panjang. Ternyata panjangnya itu bukan untuk film King tpi untuk Transformers ini.
Saia tidak akan membahas tentang jalan cerita film ini, tapi saia akan menuliskan beberapa hal yang cukup mengecawakan dari film ini. Sebelumnya dari sisi animasi maupn computer grafis, film ini sanga luar biasa. Transformasi saat para robot berubah dari kendaraan menjadi robot aaupun saat bergabung digambarkan dengan sangat mendetail dan sangat natural. Adegan action-nya juga juga sangat luar biasa. Sutradara juga cukup pandai mengatur tempo dengan cukup sering menampilkan adegan humor porno. Jadi kita tidak melulu tegang saat menonton film ini. Namun ya hanya sebatas itu keunggulan film ini. Dari sisi plot cerita atau karakteristik tokoh masih sama seperti film Hollywood yang lain.
Dari karakter utama , Sam Witwicky, masih sama seperti karakter dari kebanyakan film Hollywood lain. Orang culun bukan siapa-siapa yang jatuh cinta pada gadis popular nan seksi dan kemudian berhasil pacaran dengan gadis itu. Ini formula khas Hollywood yang banyak ditiru oleh sinetron-sineron Indonesia. Memang sih di film ini mereka sudah resmi pacaran karena proses jatuh cinta mereka diceritakan di film yang pertama, namun karakter itu tetap terikat sampai di film yang kedua ini.
Kemudian saat adegan Sam datang pertama kali di sekolahnya, adegan itu cukup mirip dengan American Pie VI: Betahouse. Kedua film iu sama-sama menempatkan tokoh utama di asrama sekolah campuran laki-laki dan perempuan yang dipenuhi perempuan cantik nan seksi. Bahkan detail kecil seperti ada satu orang perempuan yang keluar dari kamar mandi hanya berbalut handuk juga ada di film ini. Saia saja sampai ngomong ke teman saia, ‘wah American Pie banget nih‘. Dan teman saia juga mengiyakan pendapat saia itu.
Berkaitan dengan itu film ini juga banyak menampilkan adegan humor porno dan sensual. Megan Fox banyak memakai baju-baju seksi. Mungkin sengaja dibuat oleh sutradara untuk mencairkan suasana tegang yang meliputi film ini. Saia pribadi sih tidak masalah karena lumayan buat cuci mata, namun sebenarnya cukup riskan juga karena bisa membiaskan cerita.
Selanjutnya dari plot cerita juga masih standar film Hollywood. Pertama, musuh kabur di akhir film. Megatron, sang musuh utama, diceritakan kabur di akhir film. Inikan resep lama film untuk menjaga peluang barangkali akan dibikin sekuel lagi. Tidak adakah ada cara lain yang lebih elegan untuk menjaga peluang itu? Kedua, tokoh protagonist utama selalu memang dan tidak pernah mati. Resep ini jga dipakai di Transformers 2 ini. Optimus Prime dan Sam memang sempat mati namun hidup lagi dan memberantas musuhnya. Basi banget tuh. Ketiga ada pengacau dari pihak pemerintah. Ini juga cukup rutin di film-film Hollywood. Entah itu dari FBI atau CIA atau yang lain pasti ada tokoh yang punya kuasa yang mengganggu tim. Di film ini ada agen pemerintah yang atas izin Presiden Amerika membubarkan pasukan gabungan Amerika dan Autobots.
Satu lagi tambahan dari review ruthlessreviews, ada keanehan dari film Transformers ini. Robot –robot Transformers itu kan pakai teknologi canggih, koq saat perang di zaman dulu pakai senjatanya tombak. Mentang-mentang manusia saat itu pakai tombak masa robot-robot itu juga? Baik banget dong mereka. Saia sepakat dengan review itu.
Meski demikian tetap saja film ini harus diakui sangat bagus. Meskipun lemah di cerita tapi paling tidak sangat kuat di action visual efek dan computer grafisnya. Berharap cerita yang kompleks dari sebuah film action tentu sangat naif. Jualan film action tentu di action-nya bukan pada ceritanya. Terbukti tagline posternya juga tampak tidak menekankan diri pada cerita. Baca saja tagline di poster itu: ‘More Alien Robots, Bigger Explosions and Much More Megan Fox‘
Dan ternyata Transfomers 2: Revenge of Fallen ini juga mendulang sukses. Terbukti sampai tanggal 26 Juni 2009, mereka masih merajai US Box Office dengan pendapatan kotor mencapai $ 89,245,788. Di pemutaran perdananya film ini bahkan memecahkan rekor dunia dalam pendapatannya. Pemasukan senilai 60,6 juta dolar, mengalahkan rekor sebelumnya yaitu Harry Potter and the Order of Phoenix yang hanya mendapat pemasukan 44,2 juta dolar saja.
0 comment:
Posting Komentar