BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu. Ilmu sejarah mempunyai objek kajian berupa peristiwa sejarah, benda sejarah, serta kebiasaan atau kepercayaan yang ada di masyarakat yang merupakan bagian dari peristiwa sejarah.
Selain itu, salah satu kajian dari ilmu sejarah adalah folklore. Folklore sendiri berasal dari bahasa inggris dan terdiri dari dua kata, yaitu ‘folk’ yang berarti keompok atau rakyat dan ‘lore’ yang berarti pengetahuan. Secara istilah folklore adalah tradisi dalam masyarakat yang masyarakat sendiri mengakuinya sebagai bagian dari masyarakat. Contoh folklore adalah folklore lisan, yaitu folklore yang ada di masyarakat dan berbenruk kepercayaan, kebiasaan, adat, dll.
Kabupaten Kuningan sangat kaya akan budaya, tidak hanya dari budaya yang dapat di lihat langsung seperti pakaian adat, senjata, dan makanan. Tetapi di Kabupaten Kuningan mempunyai banyak sekali acara-acara adat yang tersebar dan berbeda di setiap daerah.
Salah satu diantara banyaknya kekayaan sejarah yang berada di Kabupaten Kuningan adalah Budaya ‘Sedekah Bumi’ yang merupakan tradisi di tiap daerah. Dan yang akan dibahas kali ini adalah tradisi sedekah bumi yang ada di Desa Sumurwiru Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan.
B. Maksud dan tujuan
Dengan mengetahui tradisi ini, diharapkan kita lebih bias paham akan pentingnya melestarikan kekayaan sejarah di sekitar kita. Selain itu, dengan mengetahui tradisi ini, kita juga mendapatkan beberapa pendidikan. Seperti pendidikan penalaran, kebajikan, dan rekreatif.
C. Pokok Permasalahan
1. Pengertian secara Umum
2. Makna dan Tujuan Sedekah Bumi bagi Masyarakat
3. Pelaksanaan
4. Pewarisan Tradisi
BAB II ISI
A. Pengertian secara Umum
Masyarakat sunda memang terkenal dengan beragam jenis tradisi budaya yang di ada di dalamnya. Baik tradisi cultural yang bersifat harian, bulanan hingga yang bersifat tahunan, semuanya ada dalam tradisi budaya sunda tanpa terkecuali. Dari beragam macamnya tradisi yang ada di masyarakat sunda, hingga sangat sulit untuk mendeteksi serta menjelaskan secara rinci terkait dengan jumlah tradisi kebudayaan yang ada dalam masyarakat jawa tersebut. Salah satu tradisi masyarakat sunda yang hingga sampai sekarang masih tetap eksis dilaksanakan dan sudah mendarah daging serta menjadi rutinitas bagi masyarakat sunda pada setiap tahunnya adalah sedekah bumi. .
Tradisi sedekah bumi ini, merupakan salah satu bentuk ritual tradisional masyarakat sunda yang sudah berlangsung secara turun-temurun dari nenek moyang orang sunda terdahulu. Ritual sedekah bumi ini biasanya dilakukan oleh mereka pada masyarakat sunda yang berprofesi sebagai petani, nelayan yang menggantunggkan hidup keluarga dan sanak saudara mereka dari mengais rizqi dari memanfaatkan kekayaan alam yang ada di bumi.
Tradisi sedekah bumi ini, merupakan salah satu bentuk ritual tradisional masyarakat sunda yang sudah berlangsung secara turun-temurun dari nenek moyang orang sunda terdahulu. Ritual sedekah bumi ini biasanya dilakukan oleh mereka pada masyarakat sunda yang berprofesi sebagai petani, nelayan yang menggantunggkan hidup keluarga dan sanak saudara mereka dari mengais rizqi dari memanfaatkan kekayaan alam yang ada di bumi.
Di daerah Sumurwiru sendiri, Sedekah bumi sudah menjadi tradisi Rutin yang sering dilakukan setelah warga melaksanakan Panen raya atau Panen Besar. Tradisi ini dilakukan setiap setahun sekali.
B. Makna dan Tujuan Sedekah Bumi bagi Masyarakat
Tujuan dari sedekah bumi ini tidak lain adalah sebagai tanda bersyukur kepada Allah Yang Maha Pemberi yang telah memberikan Rizki kepada Masyarakat melalui Bahan Pangan. Selain itu, Sedekah bumi ini juga berguna untuk mempererat tali persaudaraan antar masyarakat.
Tujuan dari sedekah bumi ini tidak lain adalah sebagai tanda bersyukur kepada Allah Yang Maha Pemberi yang telah memberikan Rizki kepada Masyarakat melalui Bahan Pangan. Selain itu, Sedekah bumi ini juga berguna untuk mempererat tali persaudaraan antar masyarakat.
Bagi masyarakatkhususnya para kaum petani radisi ritual tahunan semacam sedekah bumi bukan hanya merupakan sebagai rutinitas atau ritual yang sifatnya tahunan belaka. Akan tetapi tradisi sedakah bumi mempunyai makna yang lebih dari itu, upacara tradisional sedekah bumi itu sudah menjadi salah satu bagian yang sudan menyatu dengan masyarakat yang tidak akan mampu untuk dipisahkan dari kultur (budaya) jawa yang menyiratkan simbol penjagaan terhadap kelestarian serta kearifan lokal (Local Wisdem) khas bagi masyarakat agraris.
C. Pelaksanaan
Tradisi Sedekah Bumi yang berada di Desa Sumurwiru berbeda dengan kebanyakan tempat yang ada di Kuningan. Perbedaannya hanya ada dalam proses pelaksanaannya. Tradisi ini dimulai dari hadirnya masing masing perwakilan dari setiap keluarga sambil membawa makanan yang berisi nasi, lauk pauk, buah buahan, serta tambahan lainnya yang dibungkus dengan plastik di dalam mesjid desa.
Setelah datang ke Mesjid, hadirin kemudian duduk dan membariskan makanan yang dibawa secara rapi.
Ketika para hadirin sudah berkumpul di Masjid, acarapun bisa dimulai dengan susunan acara yang dilaksanakan sebagai berikut :
1. Pembukaan oleh MC secara sederhana sambil mengucapka rasa terimakasih kepada masyarakat yang telah menyempatkan untuk hadir.
2. Ceramah keagamaan oleh pamong desa atau Ketib yang didalamnya menyatakan maksud dan tujuan dilakukannya tradisi ini.
3. Setelah ceramah selesai, para hadirin diminta berdiri untuk melaksanakan doa bersama, membaca Surat surat pendek, dan shalawat nabi, kemudian membaca tahlil dan marhaban.
4. Setelah tahlil selesai para hadiri pun kembali duduk.
5. MC membaca do’am sebagai [ertanda bahwa makanan yang ada di dalam mesjid yang sudah dibagikan kepada hadirin boleh dimakan dan dibawa pulang.
D. Pewarisan Tradisi
Sebagai suatu folklore lisan, tentu saja pewarusan tradisi ini dari generasi ke generasi melaui mulut ke mulut. Selain itu, alasan mengapa Tradisi ini masih tetap bertahan hingga kini adalah karena peranan warga yang sangat antusias dalam mengikuti Tradisi ini. Anak anak pun dilibatkan dalam tradisi ini, karena masyarakat menganggap bahwa tradisi yang ada di masyarakat harus diwariskan sejak dini.
Anak-anak sekolah dasar sudah dilibatkan agar melaksanakan tradisi ini, sehingga bagi anak-anak, tradisi ini bukan hanya sebagai kepercayaan atau kebiasaa saja melainkan sebagai hiburan.
Dengan menggunakan anak anak dalam tardisi ini, tentu saja mempunyai sisi pisitif dan sisi negative. Di segi positifnya, denagn mengikutsertakan anak anak dalam tradisi ini maka pewarisannya akn lebih mudah dan cepat. Tetapi disisi lain, dengan melibatkan anak anak dalam mengikuti tradisi ini maka nilai keutuhan dan keaslian tradisi ini mulai berkurang. Misalnya seperti kebanyakan anak anak yag mengikuti tradisi ini juga memilah-milih makanan yang akan didapatkan.
Tradisi Sedekah bumi ini meupakan salah satu tradisi religi yang ada di Desa Sumurwiru, dan telah berkembang setelah masuk dan berkembangnya islam di pulau jawa khususnya di Kabupaten Kuningan. Perbedaan tradisi sedekah bumi yang ada di daerah Kabupaten Kuningan diakibatkan oleh berbedanya tujuan, proses pewarisannya, serta dalam pelaksanaannya.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Kita dapat menarik kesimpulan bahwa setiap tradisi yang diwariskan oleh leluhur kita maupun stetiap peristiwa dan anggota sejarah merupakan sebuah kekayaan budaya yang harus di lestarikan.
Sedekah bumi adalah salah satu contoh tradisi masyarakat yang sudah ada secara turun temurun.
Bagi masyarakatkhususnya para kaum petani radisi ritual tahunan semacam sedekah bumi bukan hanya merupakan sebagai rutinitas atau ritual yang sifatnya tahunan belaka. Akan tetapi tradisi sedakah bumi mempunyai makna yang lebih dari itu, upacara tradisional sedekah bumi itu sudah menjadi salah satu bagian yang sudan menyatu dengan masyarakat yang tidak akan mampu untuk dipisahkan dari kultur (budaya) jawa yang menyiratkan simbol penjagaan terhadap kelestarian serta kearifan lokal (Local Wisdem) khas bagi masyarakat agraris.
B. Kritik Dan Saran
Saran ini ditujukan kepada masyarakat yang mencintai peninggalan masyarakatnya. Dan tetap harus melestarikan budayanya
0 comment:
Posting Komentar