Minggu, 07 Oktober 2018

Dona - Lembar Terakhir

Sembari menyelesaikan ceritaku tentang Mytha dan Anggika, seperti biasa aku punya another distraction. Bukan gangguan ya, tapi pengalihan; yang kali ini kepada gadis manis yang berpostur jangkung namanya Dona.


Dia adalah teman satu SMP. Pernah sekelas. Secara status belum pernah jadi pacar, tapi beberapa semester sempat saling sayang-sayangan. Lucunya dengan tak ada status pun, satu sekolah sudah menganggap kami pacaran. Iyalah, kemana-mana berdua.

Kami mulai dekat ketika sekelas di kelas 2. Lalu ala-ala pacaran sampai lulus sekolah dan putus ketika dia tak lagi intens kontekan dengan alasan SMA kami yang berbeda dan nyaris tak mungkin untuk bertemu sekalipun dalam sebulan. Karena itulah dengan pertama kalinya aku memaki jarak dan waktu.

Di pertengahan juli, sebuah pesan WhatsApp muncul dari kontak baru dengan display picture langit biru yang kosong, hanya sedikit awan menghiasai tepiannya.

"Novaaaaaaaaaaa....." tulisnya singkat tanpa ada kalimat lanjutan..

Aku tunggu beberapa waktu, ku fikir mungkin dia belum menyelesaikan fikirannya untuk menuliskan kalimat sapa atau tanya.

Sampai satu jam berlalu tiada satu kata pun yang bertambah.


0 comment:

Posting Komentar